GadgetDIVA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) bersama PT Solusi Sinergi Digital Tbk (SURGE) melalui anak usahanya, PT Integrasi Jaringan Ekosistem (WEAVE), resmi menandatangani kredit investasi senilai Rp978 miliar. Pendanaan ini ditujukan untuk membangun jaringan internet broadband berkecepatan tinggi (100 Mbps) guna menjangkau 40 juta rumah tangga di wilayah urban, sub-urban, dan pedesaan di Pulau Jawa.
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Pgs. General Manager Divisi Enterprise Banking BNI, Rifki Zimah, dan Direktur Utama SURGE, Yune Marketatmo, di Jakarta. Proyek ini menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan rendahnya penetrasi broadband Indonesia yang hanya 15%, jauh di bawah negara ASEAN seperti Malaysia dan Filipina (70%).
Internet kini menjadi kebutuhan utama di berbagai aspek kehidupan, termasuk bisnis, pendidikan, dan komunikasi. Pada tahun 2024, sekitar 68 persen populasi global diperkirakan telah terhubung ke internet. Namun, distribusi akses ini masih belum merata, terutama jika dibandingkan antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
Menurut data terbaru, tingkat penetrasi internet di daerah perkotaan mencapai 83 persen, sementara di pedesaan hanya sekitar 48 persen. Perbedaan ini mencerminkan kesenjangan infrastruktur digital yang masih menjadi tantangan di berbagai negara.
Baca Juga
Advertisement
Wilayah perkotaan lebih cepat mengadopsi teknologi karena tersedianya jaringan internet yang lebih stabil dan cepat. Sebaliknya, di daerah pedesaan, keterbatasan infrastruktur seperti menara pemancar dan jaringan serat optik masih menjadi kendala utama.
Bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), akses internet sangat penting dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing. Dengan kehadiran platform digital, UMKM dapat menghemat biaya operasional dan waktu dalam menjalankan bisnis.
Pemanfaatan teknologi juga memungkinkan pelaku usaha memperluas pasar tanpa harus memiliki toko fisik. Dengan e-commerce dan media sosial, UMKM dapat menjangkau pelanggan lebih luas dan meningkatkan penjualan.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, digitalisasi bisnis juga membantu pengusaha mengelola keuangan, logistik, serta pemasaran secara lebih efisien. Platform online memberikan fleksibilitas dalam mengatur bisnis sesuai dengan kebutuhan dan tren pasar yang terus berkembang.
Untuk mengatasi kesenjangan digital, berbagai upaya perlu dilakukan, seperti memperluas jaringan internet ke daerah terpencil dan meningkatkan edukasi digital bagi masyarakat pedesaan. Dengan akses internet yang lebih merata, tidak hanya masyarakat perkotaan yang merasakan manfaat teknologi, tetapi juga komunitas di daerah pedesaan.
Pemerintah dan penyedia layanan internet memiliki peran besar dalam membangun infrastruktur yang lebih inklusif. Investasi dalam teknologi jaringan, seperti satelit dan serat optik, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan penetrasi internet di wilayah yang belum terjangkau.
Baca Juga
Advertisement
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menegaskan bahwa proyek ini sejalan dengan visi transformasi digital BNI dan program pemerintah. “Ini bukan sekadar infrastruktur, tapi solusi nyata untuk pemerataan akses digital. Dampaknya akan terasa di sektor pendidikan, UKM, dan ekonomi lokal,” ujarnya.
Tak hanya itu, proyek ini diharapkan mampu mengurangi kesenjangan digital sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Saat ini, minimnya akses internet menghambat perkembangan bisnis digital dan edukasi online, terutama di daerah rural.
Yune Marketatmo, Direktur Utama SURGE, menambahkan bahwa jaringan ini dirancang dengan biaya terjangkau agar bisa diakses semua kalangan. “Ini tentang masa depan inklusif. Kami ingin 40 juta rumah bisa mengakses edukasi digital, UMKM online, hingga layanan kesehatan berbasis teknologi,” tegas Yune.
Baca Juga
Advertisement
Data Bank Dunia menunjukkan, peningkatan 10% penetrasi broadband berpotensi menaikkan PDB suatu negara hingga 1,3%. Dengan demikian, proyek ini tidak hanya berdampak sosial, tetapi juga ekonomi.
Melalui skema kredit investasi ini, BNI dan SURGE berkomitmen menyelesaikan proyek dalam waktu 3 tahun. Fase pertama akan fokus pada pembangunan infrastruktur di Jawa Barat dan Jawa Tengah, yang memiliki kepadatan penduduk tinggi namun akses internet masih terbatas.
Selain itu, kedua perusahaan akan berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi jaringan merata. “Kami optimistis ini bisa menjadi model pengembangan infrastktur digital di wilayah lain,” ujar Okki.
Baca Juga
Advertisement
Proyek ini diprediksi membuka 500 ribu lapangan kerja baru, mulai dari teknisi jaringan hingga tenaga pendukung UMKM digital. Di sisi lain, masyarakat akan menikmati layanan internet stabil dengan harga lebih murah (Rp50-100 ribu/bulan), jauh di bawah rata-rata pasar saat ini.
Dengan kecepatan 100 Mbps, aktivitas seperti sekolah online, telemedicine, dan perdagangan digital bisa dilakukan tanpa hambatan. “Ini langkah awal menuju Indonesia yang benar-benar terhubung,” pungkas Yune.
Baca Juga
Advertisement
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.