GadgetDIVA - Gadgetdiva.id — Berangkat dari kota kecil tak menjadikannya sebagai alasan untuk tak dapat berkembang. Prinsip itulah yang menjadi tumpuan dari Stephanie Nursalim, pemilik MORNINGSOL.
MORNINGSOL sendiri berdiri sejak 2015. Sebelum memutuskan untuk menjalankan usaha secara online, Stephanie hanya membuat produk sesuai pesanan.
“Di 2016, aku pikir tenaga kerja di Sukoharjo masih luas banget dan kebetulan keluarga aku, nenek aku pernah ada konveksi jadi untuk menemukan tim di Sukoharjo lebih mudah. Jadi, aku memutuskan gapapa kita mulai di kota kecil tapi kita punya mimpi yang besar,” ungkap Stephanie yang ditemukan dalam acara Tokopedia beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Bahkan, kini MORNINGSOL telah berhasil memberi lahan pekerjaan bagi para perempuan di tempatnya berasal. Stephanie menuturkan bahwa seluruh pekerjanya adalah perempuan.
Jika ditotal ada sekitar 30 perempuan yang dia berdayakan sebagai penjahit in-house. Sedangkan, 20 perempuan lainnya sebagai penjahit lepasan.
Stephanie mejelaskan bahwa sejauh ini dirinya tak menemukan masalah yang berarti dengan seluruh pekerja perempuannya. Dia optimis bahwa perempuan Indonesia kini memiliki jiwa untuk berkembang yang besar.
Baca Juga
“Aku yakin bahwa perempuan-perempuan di Indonesia sekarang udah lebih edukatif, punya keinginan untuk maju lebih besar sama seperti laki-laki,” tutur Stephanie.
Dia menilai bahwa peran perempuan di masyarakat sudah mulai bergeser dari zaman dahulu. Mereka tak hanya mengurus rumah tangga, namun juga dapat menjadi pekerja. Sehingga, dia merasa kekuatan perempuan jauh lebih besar.
“Perempuan itu bekerja juga, tapi ngurus rumah juga, ngurus anak juga, ngurus suami juga jadi aku merasa bahwa kekuatan di perempuan itu jauh jauh lebih besar sih,” pungkas dia.
Banyaknya lika-liku yang ia hadapi sebelum membangun MORNINGSOL menjadi alasan bagi Stephanie untuk memberi lahan pekerjaan yang luas untuk masyarakat Sukoharjo. Khususnya, perempuan.
“Kita mau dong mencoba lapangan kerja khususnya untuk wanita karena aku pernah mengalami hal yang sulit dilewati sebagai perempuan. Kita ingin berbagai berkat karena di luar sana mungkin pernah melalui apa yang aku lalui,” tutur Stephanie.
Langkah nekat yang diambil oleh Stephanie dalm membangun MORNINGSOL perlu diapresiasi. Dirinya bahkan tak memiliki latar belakang di bidang fesyen maupun bisnis.
Sebelum terjun ke dunia barunya ini, Stephanie sempat bekerja di sebuah media dan perusahaan fesyen. Dia menyatakan bahwa masalah finansial menjadi tujuannya membuat MORNINGSOL.
“Awalnya sekolah di komunikasi dan masuk ke majalah, setelah itu coba bekerja di brand fesyen,” pungkas Stephanie.
Perjalanan MORNINGSOL
Dengan modal awal Rp 10 juta, Stephanie dan ibunya sama-sama berusaha untuk membangun bisnis MORNINGSOL bersama. Salah satu kesulitan yang dirasakannya ialah saat itu transaksi online masih belum banyak dilakukan oleh masyarakat. Sehingga, ia juga turut mengandalkan relasinya untuk memasarkan bisnisnya tersebut.
MORNINGSOL sendiri merupakan sebuah brand yang bergerak di bidang fesyen. Produk yang dijualnya bermacam-macam, mulai dari blus, kemeja, celana dan gaun.
“Aku pengen punya produk yang versatile dalam arti dapat digunakan untuk segala acara. Dari pagi hingga malam dan mudah di-mix and match aja gitu sih,” tutur Stephanie saat menjelaskan ciri khas dari MORNINGSOL.
Lebih dari itu, Stephanie juga turut menyatakan bahwa dirinya selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi para konsumennya. Tentunya, dengan menghadirkan model yang keren dan tetap nyaman dipakai, namun dengan harga yang terjangkau. Harga yang dipatoknya ialah mulai dari Rp. 49.900 hingga Rp. 299.900.
Melalui brandnya ini, Stephanie ingin para perempuan di Indonesia tidak harus memiliki modal yang banyak. Dia ingin mempertahankan harga MORNINGSOL yang terjangkau dengan kualitas yang premium.
Hal itu juga menjadi salah satu cara yang diinisiasikannya untuk tetap bertahan menghadapi persaingan bisnis. Pun, juga selalu berinovasi dan melakukan riset terkait keinginan pasar.
“Kalau dari kita sendiri terus berinovasi sih, terus lihat pasar itu maunya sedang apa. Jadi kita nggak bisa terlalu idealis untuk ngeluarin koleksi. Jadi, kita lihat sesuatu yang memang bisa diterima di masyarakat dengan baik,” jelas dia.
MORNINGSOL kini sudah mencapai penjualan tertinggi sekitar 30 sampai 40 persen setiap bulannya di Tokopedia. Mereka juga berhasil menjual kurang lebih minimal 500 pcs per bulan.
Stephanie berharap MORNINGSOL ke depannya untuk dapat melanjutkan ekspansinya secara online. Serta, ingin menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi dengan membuka toko offline dan lebih banyak berkolaborasi agar brand fesyennya ini dapat diakui oleh Indonesia.
“Kalo ditanya pengen buka toko apa ngga, aku pengen banget punya toko. Tentunya offline biar bisa lebih menjangkau masyarakat. Sama satu lagi mungkin bisa berkolaborasi dan bisa menjadi salah satu brand yang bisa diakui sama Indonesia sih,” ungkap Stephanie.
Stephanie turut memberi pesan bagi para perempuan Indonesia yang ingin memajukan bisnis maupun meraih mimpinya. Pesannyaialah tetap melakukan yang terbaik dalam berusaha.
“Intinya, gapapa sih kalau bukan jadi yang paling pinter. Gak jadi yang paling hebat juga gapapa tapi selalu lakuin aja yang terbaik. Dalam arti istilahnya kalau misal kita lagi main judi, udah all-in aja. Jadi pilihan kamu either berhasil atau berhasil gitu. Jangan pernah mikir kalo gua gak berhasil, yaudah ntar gua gini. Jangan begitu,” tutup Stephanie.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Tinggalkan Komentar...