GadgetDIVA - Setelah satu minggu, Bos CrowdStrike menyatakan bahwa 97% sistem yang terdampak kini telah diperbaiki. Gangguan akibat kegagalan pembaruan tersebut menyebabkan penerbangan dan stasiun TV tak dapat mengudara.
Dalam postingan LinkedIn, Bos CrowdStrike George Kurtz mengabarkan bahwa hampir semua sistem yang terdampak telah kembali online. Sekitar lebih dari 97% sistem yang menjalankan perangkat lunaknya telah kembali online mulai Kamis (25/7).
Microsoft memperkirakan sekitar 8,5 juta mesin telah dinonaktifkan oleh bug dalam perangkat lunak CrowdStrike. Sedangkan, perkiraan Kurtz terkait persentase yang telah diperbaiki, menunjukkan sekitar 250.000 perangkat masih offline.
Baca Juga
Kepala eksekutif CrowdStrike itu berterima kasih kepada pelanggan dan staff yang terlibat atas upaya tak kenal lelah mereka. Ucapan tersebut diikuti oleh permintaan maaf atas insiden yang terjadi beberapa pekan belakangan ini.
“Meskipun saya tidak bisa menjanjikan kesempurnaan, saya bisa menjanjikan respons yang terfokus, efektif dan dengan rasa urgensi,” tulisnya yang dikutip oleh BBC pada Senin (29/7).
Belum diketahui rincian lebih lanjut terkait nasib sistem yang masih offline tersebut. Hal ini membuktikan bahwa mengembalikan sistem seperti sedia kala memakan waktu yang cukup lama.
Baca Juga
Beberapa waktu lalu, CrowdStrike dan Microsoft telah membagikan solusi secara online dalam waktu 24 jam setelah dilaporkan. Termasuk memulai ulang mesin dalam mode aman dan menghapus file yang rusak, mengharuskan pengguna untuk dapat mengakses perangkat secara fisik. Hal ini terbukti sulit dalam beberapa kasus.
Kemudian, Microsoft juga merilis sebuah alat untuk mempercepat prosesnya. Menurut Kurtz, pengembangan alat pemulihan otomatis itu membantu upaya pemulihannya.
CrowdStrike telah memberikan rincian lebih lanjut terkait bagaimana masalah ini muncul dalam Preliminary Incident Review. Perusahaan berkomitmen pada sejumlah langkah yang dirancang untuk memastikan hal tersebut tak akan terulang.
Kendati demikian, langkah perusahaan dalam menaggulangi masalah ini masih menuai kritik karena dinilai salah langkah. Perusahaan menghadapi reaksi tersebut setelah memberikan voucher UberEats sebesar USD 10 kepada staf dalam perusahaan yang terdampak untuk meminta maaf atas gangguan yang terjadi.
Namun, beberapa orang merasa kurang puas dengan ucapan terima kasih tersebut. Menurut perusahaan asuransi Parametrix, 500 perusahaan teratas di Amerika Serikat mengalami kerugian finansial sebesar USD 5,4 miliar akibat pemadaman listrik tersebut.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Tinggalkan Komentar...