GadgetDIVA - Para ilmuwan telah menciptakan chatbot kecerdasan buatan (AI) yang mampu memprediksi kapan seseorang akan meninggal dengan akurasi mencapai 78%. AI ini, yang dinamakan Life2vec, juga dapat memperkirakan berapa jumlah uang yang akan dimiliki seseorang saat ajal menjemput.
Life2vec dikembangkan oleh para ilmuwan dari Denmark dan Amerika Serikat. Mereka memanfaatkan data dari catatan kesehatan dan demografi enam juta penduduk Denmark untuk melatih model ini. Sama seperti ChatGPT, Life2vec belajar memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya berdasarkan informasi sebelumnya.
Namun, berbeda dengan ChatGPT yang digunakan untuk menyusun puisi atau teks lainnya, AI ini menggunakan informasi seperti pendapatan, pekerjaan, dan catatan medis untuk menentukan berapa lama seseorang akan hidup.
Baca Juga
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa faktor-faktor tertentu dalam kehidupan dapat memperpanjang atau memperpendek umur seseorang. Sebagai contoh, menjadi laki-laki, perokok, atau memiliki diagnosis kesehatan mental yang buruk dapat mempersingkat umur. Sementara itu, pendapatan yang lebih tinggi dan memiliki peran kepemimpinan dapat memperpanjang umur.
Cara Kerja Life2Vec Prediksi Kematian
Setiap faktor ini memiliki kode dalam data Denmark, seperti S52 untuk patah tulang lengan atau IND4726 untuk bekerja di toko tembakau, yang kemudian diubah oleh tim menjadi kata-kata.
Ini memungkinkan riwayat hidup seseorang dirangkum dalam kalimat yang kaya data, mencakup informasi seperti profesi, pendapatan, cedera, dan riwayat kehamilan. Contoh kalimat yang dihasilkan adalah ‘Pada September 2012, Francisco menerima dua puluh ribu kroner Denmark sebagai penjaga di sebuah kastil di Elsinore’ atau ‘Selama tahun ketiganya di sekolah menengah asrama, Hermione mengikuti lima kelas pilihan.’
Baca Juga
AI ini, yang merupakan model bahasa besar (LLM) seperti ChatGPT dan Google Bard, kemudian menyusun semua informasi ini seperti teka-teki untuk menentukan berapa lama seseorang akan hidup.
Tim peneliti menguji Life2vec pada kelompok orang berusia antara 35 dan 65 tahun, setengah dari mereka meninggal antara tahun 2016 dan 2020.
Hasilnya, Life2vec mampu memprediksi siapa yang akan meninggal dan siapa yang akan bertahan hidup dengan akurasi mengejutkan—78%. AI ini juga mampu memprediksi hasil tes kepribadian dengan lebih akurat dibandingkan model yang dirancang khusus untuk tugas tersebut.
Untungnya, atau sebaliknya tergantung pada sudut pandang Anda, chatbot ini saat ini belum tersedia untuk umum.
Tim yang dipimpin oleh Profesor Sune Lehmann Jørgensen dari Technical University of Denmark menyatakan bahwa karena model ini hanya dilatih menggunakan data dari Denmark, hasilnya mungkin tidak seakurat jika diterapkan pada populasi dari negara lain.
Mereka juga menekankan bahwa AI ini tidak boleh jatuh ke tangan perusahaan besar.
“Jelas, model kami tidak boleh digunakan oleh perusahaan asuransi, karena gagasan asuransi adalah dengan berbagi ketidaktahuan tentang siapa yang akan menjadi orang yang tidak beruntung yang terkena insiden, kematian, atau kehilangan barang, kita dapat berbagi beban ini,” kata Profesor Jørgensen.
Namun, ia menambahkan bahwa teknologi serupa sudah ada di luar sana.
“Perusahaan teknologi besar yang memiliki banyak data tentang kita kemungkinan besar sudah menggunakannya untuk membuat prediksi tentang kita,” katanya.
Meskipun demikian, ada satu manfaat mengetahui kapan Anda akan meninggal—menunda kematian tersebut.
Dalam tulisannya di jurnal Nature Computational Science, tim peneliti menambahkan, “Kerangka kerja kami memungkinkan peneliti untuk menemukan mekanisme potensial yang mempengaruhi hasil kehidupan serta kemungkinan intervensi yang dipersonalisasi.”
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Tinggalkan Komentar...