GadgetDIVA - Dalam dunia bisnis, keberhasilan sering diukur dari besarnya keuntungan yang diraih. Namun, paradigma ini mulai bergeser. Kini, bisnis yang dianggap sukses adalah yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, sambil tetap menghasilkan laba. Pendekatan ini dikenal sebagai bisnis berkelanjutan, yang mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik (ESG).
PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) telah mengadopsi pendekatan ESG dalam strategi bisnisnya lebih dari satu dekade terakhir. Perusahaan telekomunikasi ini percaya bahwa bisnis harus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan sosial, serta dikelola dengan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi.
Langkah strategis XL Axiata dalam menjalankan ESG (enviromental, social and good governance) ini, bukan sekadar memenuhi kewajiban sebagai emiten semata, tapi menjadi tanggung jawab jangka panjang operator seluler ini pada masa depan industri ini dan masyarakat lebih luas.
Baca Juga
Direktur & Chief Digital Transformation & Enterprise Business Officer XL Axiata, Yessie D Yosetya, dalam wawancara khusus dengan GadgetDiva.id menjelaskan praktik ESG menjadi komitmen jangka panjang yang juga menjadi landasan transformasi bisnis perusahaan.
Dijelaskan perempuan yang pernah meraih penghargaan CIO100 ASEAN 2022 aspek E dan S dalam ESG yang dijalankan XL Axiata adalah bagaimana jasa atau servis yang perusahaan lakukan itu berdampak pada lingkungan yang lebih baik dan memajukan masyarakat. Kemudian aspek G-nya atau governance, XL Axiata dijalankan dengan tata kelola yang baik demi menciptakan bisnis yang transparan dan akuntabel.
Menurut Yessie, sejak tahun 2014 dalam menjalankan bisnisnya, XL Axiata sangat fokus di social cause. Lahirnya platform Sisternet Platform saat itu, merupakan upaya perusahaan ini memberdayakan perempuan agar lebih mengerti atau melek dunia digital.
Baca Juga
Kemudian XL Axiata melihat pentingnya memperhatikan nelayan melalui aplikasi Laut Nusantara, mengingat Indonesia adalah negara bahari. Yessie mengakui, memang lebih banyak aspek S-nya dan kemudian progresif dilakukan XL Axiata, yang juga secara paralel melihat bagaimana dari sisi tata kelola atau governance, bagaimana menjadikan perusahaan patuh terhadap regulasi dan value atau nilai budaya dari perusahaan.
Yessie menegaskan bahwa integritas itu menjadi focus utama XL Axiata dalam menjalankan bisnis, maka itu harus tetap comply dengan koridor-koridor dalam dunia usaha, bagaimana menerapkan nilai budaya perusahaan dalam menjalankan bisnis.
“Kami juga conscious untuk melihat seberapa banyak emisi yang dihasilkan. Sebetulnya memang agak paradoks karena kami sebagai penyedia jasa telekomunikasi itu dituntut untuk terus membangun jaringan dan meningkatkan bandwidth atau kecepatan bagi pelanggan yang tentu saja menghasilkan emisi karbon,” ujarnya saat ditemui di XL Axiata Tower, Jakarta.
Walau begitu, XL Axiata bertekad untuk mencapai net-zero emisi karpon paling lambat pada tahun 2050. Hal ini telah menjadi target perusahaan sejak tahun 2019. Guna mewujudkannya, XL Axiata secara aktif menghitung emisi karbon, yang mencakup kegiatan operasional langsung termasuk konsumsi listrik.
Berbagai inisiatif yang XL Axiata jalankan dalam mewujudkan bisnis yang sejalan dengan ESG, visinya tetap sama, menghubungkan masyarakat agar lebih mudah dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik dengan layanan-layanannya.
“Awalnya kami kan mobile centric, sejak tahun 2019, XL Axiata mulai masuk ke home broadband, tapi intnya sebetulnya sama, bisnis kami adalah connecting, menghubungkan orang dengan kesempatan, menghubungkan orang dengan orang lain. Kini dengan strategi fixed mobile convergence, XL Axiata ingin hadir di mana pun dan kapan pun pelanggan membutuhkan layanan kami,” kata Yessie.
Operator Seluler Ramah Lingkungan
Bukan hal mudah bagi XL Axiata mewujudkan target yang dicanangkan itu. Di saat bersamaan, perusahaan harus terus menambah menara-menara BTS baru yang berpengaruh pada konsumsi listrik. “Kami dituntut untuk terus berinovasi dan cari jalan dan desain paling optimum sehingga menara BTS yang kami gunakan tidak boros listrik,” imbuhnya.
Sejumlah inisiatif dijalankan XL Axiata antara lain mengadopsi teknologi seperti AI Power Intelligent dan AI Power Management, Analytics Network Equipment Shutdown, serta penerapan konsep outdoor dalam penempatan perangkat, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan kelestarian lingkungan. Bukan saja di dalam perusahaan, XL Axiata juga melibatkan pihak ketiga, 75% pemasok atau vendornya telah mendukung target net zero emission.
“Kami bekerja sama dengan China Mobile untuk melihat dan menggunakan teknologi seperti AI atau kecerdasan intelligence untuk membuat algoritma kapan kami bisa mematikan BTS, mengelola konsumsi listrik kapan tidak digunakan ketika memang usage sangat rendah, misal di daerah-daerah tidak ada orang,” ujarnya.
Analisa ini sebenarnya sudah dilakukan sejak lama, namun analisanya lebih statis, sekarang, dengan dukungan AI, lebih adaptif lagi. Di BTS XL Axiata, energy outage (energi terbuang percuma) sudah tidak ada lagi, karena secara otomatis shut down untuk menghemat energi yang dikonsumsi. Dan per Oktober 2022, layanan e-SIM telah bisa dinikmati pelanggan XL Axiata sebagai langkah mewujudkan target net-zero emisi karbon pada 2050.
Lebih menarik lagi, dalam upaya mewujudkan net-zero emission pada 2050, XL Axiata menggalang partisipasi aktif karyawannya dengan menjadi “Carbon Warrior” sejak awal tahun 2022. Yessie menjadi salah satu carbon warrior, yang secara aktif menyebarkan kesadaran pentingnya pemahaman individu dalam menekan kenakan pemanasan global.
“Orang merasa kayaknya masih jauh lho itu 2050, kayaknya belum tentu juga saya masih hidup pada saat itu tapi saya mengajak semua untuk melihat bahwa kenaikan suhu itu berdampak pada ketersediaan air bersih berdampak kepada suhu yang sangat panas, kita mungkin tidak merasa karena kita hidup di artificial climate di dalam ruangan yang pakai AC.Bayangkan pada saat itu tidak tersedia AC, apakah badan kita itu bisa berfungsi optimal di lingkungan yang panas? Harus makin banyak orang yang paham bahwa climate change itu juga punya pengaruh kepada extreme weather,” papar perempuan yang menggunakan kendaraan listrik sebagai alat transportasinya.
Program sukarela carbon warrior untuk karyawan XL Axiata ini, lebih pada menumbuhkan kesadaran diri, dengan memulai dari diri sendiri, antaranya dengan kesadaran konsumsi listrik dan air di rumah dan kantor yang lebih bertanggung jawab. Gerakan bersama ini mendorong kesadaran diri bahwa setiap orang mempunyai carbon footprint. “Saat bekerja pun mereka memikirkan bagaimana proses kerjanya adakah yang bisa dioptimalkan sehingga XL Axiata bisa menekan produksi emsisi karbon dalam proses bisnisnya,” terangnya.
Inisiatif ini melahirkan banyak inovasi, misal bisa lebih optimum lagi, bagaimana menggunakan teknologi yang lebih baru, juga memanfaatkan energi terbarukan, mengelola sampah dengan lebih baik, memperhatikan penggunaan air dan seterusnya, hingga program penggunaan eSIM agar tidak ada lagi limbah chip.
Yessie menjelaskan ketika kita menggunakan 1 terabyte data, menghasilkan sekitar 150 kg karbon atau 1,5 kwintal. Padahal setiap hari, XL Axiata dalam menjalankan seluruh bisnisnya bisa lebih dari 30 terabyte data. Untuk itulah, XL Axiata merasa perlu membangun kesadaran pentingnya menekan carbon foot print yang dihasilkan perusahaan dengan melahirkan lebih banyak carbon warrior. Targetnya dalam waktu 2 tahun ke depan, perusahaan berkomitmen untuk mengurangi intensitas emisi karbon setidaknya separuhnya.
“Saat ini jumlah volunteer-nya sekitar 40-50-an karyawan. Tapi kami menggunakan newsletter, kami menggunakan media komunikasi internal yang harapannya meningkatkan awareness karyawan lain. Jadi misalnya pas jam makan siang, otomatis lampunya mati. Orang mikirnya, oh ini untuk cost saving untuk perusahaan, bukan itu, lebih luas lagi untuk save the energi,” tegasnya. Di mulai dari hal-hal sederhana, misal, ketika ruangan sudah cukup terang dengan adanya sinar matahari, penggunaan lampu dikurangi.
Dukung Perempuan dan Nelayan Lebih Berdaya
Bukan tanpa alasan XL Axiata memilih perempuan dan nelayan sebagai fokus pemberdayaan sosialnya. Program Sisternet bermula ketika jaringan LTE akan digelar, jadi saat itu masyarakat memanfaatkan jaringan 3G. Dalam upaya mempromosikan layanan LTE, XL Axiata melakukan riset bagaimana kebutuhan perangkat yang bisa LTE, aplikasi yang mendukung dan sebagainya. Salah satu yang muncul dari risetnya, bahwa ada perbedaan adopsi antara laki-laki dengan perempuan dalam menggunakan teknologi.
“Ketika itu, awal adopsi LTE, ada kebingungan pada perempuan dalam pemanfaatan internet, kami lalu menghadirkan lingkungan yang aman bagi perempuan untuk adopsi teknologi. Dibangun melalui komunitas, karena di sini lebih ada keterbukaan dan bisa dijadikan platform untuk memajukan banyak hal,” ungkap Yessie.
Melalui komunitas Sisternet, perempuan diajak naik kelas dengan menggunakan internet dengan lebih produktif, meningkatkan taraf hidup dan pengetahuan mereka. Di saat yang sama, e-commerce mulai bertumbuh, maka itu melalui komunitas ini, mereka yang memiliki usaha, diberikan pelatihan. Misalnya bagaimana memamerkan barang dagangan agar menarik di media sosial dan e-commerce, “Mereka mendapat transfer knowledge, bukan saja soal internet, teknologi dan bisnis, juga mengenai finansial dan parenting,” imbuhnya.
XL Xiata mendukung peningkatan ekonomi melalui ibu-ibu atau perempuan dengan mendorong kewirausahaan mereka, utamanya dalam upaya meningkatkan ekonomi keluarga melalui akses internet dan pendampingan.
“Peningkatan ekonomi keluarga oleh para ibu akan membuat mereka memprioritaskan gizi yang lebih baik bagi keluarganya, pendidikan dan menginvestasikan uang untuk masa depan, dengan sendirinya akan memperbaiki keluarga tersebut. Pada ujungnya perekomian masyarakat secara luas akan terdorong maju,” ujarnya. Melalui Sisternet, perempuan mengakselerasi diri dalam ekonomi dan sosial. Yessie berpendapat untuk bisa mendorong kapabilitas perempuan dibutuhkan aliansi antara private sector dengan pemerintah.
Sisternet sekarang sudah menjangkau 24 kota di seluruh Indonesia, dengan 200 ribu perempuan penerima manfaat, meningkatkan 50 ribu womenpreneurs dan 2.000 peserta inkubasi bisnis dan telah menghasilkan 15 ribu konten edukasi serta 250 kelas literasi. Sisternet bertujuan meningkatkan soft-skill para UMKM perempuan Indonesia melalui kelas edukasi secara gratis dengan target men digitalkan kurang lebih 1 Juta UMKM perempuan Indonesia pada tahun 2025.
Sejak hadir diluncurkan pertama kali pada bulan April 2015, website Sisternet sudah diakses lebih dari 500.000 perempuan, dengan member yang tersebar di seluruh Indonesia. Sejak 2020, Sisternet menghadirkan aplikasi digital yang bisa diakses secara lebih mudah melalui ponsel. Mulai tahun 2024, aplikasi Sisternet menyediakan fitur baru untuk segmen anak muda, ibu rumah tangga, dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar perempuan bisa meningkatkan kapabilitasnya.
Tahun ini, pada bulan Maret, Sisternet mengenalkan fitur baru FINANSISTER di aplikasi Sisternet. Dan di saat yang sama menggandeng PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC), XL Axiata meluncurkan fasilitas pinjaman tanpa agunan untuk modal usaha serta edukasi literasi digital finansial bagi Womenpreneur Indonesia.
XL Axiata juga mendorong kesetaraan kesempatan perempuan bekerja dengan meningkatkan porsi direksi perempuan di satu perusahaan. Dimulai dari meningkatkan jumlah pekerja perempuan yang berada di posisi manajerial, ini utamanya yang bergerak di bidang STEM (science, technology, engineering). “Kami juga memperhatikan bagaimana pay gap antara perempuan dan laki-laki itu dan semua itu kami dorong di G20 Forum,” terang Yessie yang juga Ketua iCIO (Komunitas Pemimpin Teknologi Informasi di Indonesia).
Dia melanjutkan, dengan teknologi dan data, XL Axiata juga membantu nelayan melalui aplikasi Laut Nusantara yang diluncurkan pada 2019, melalui inisiasi ini XL Axiata ingin mempermudah para nelayan agar bisa pulang membawa ikan lebih banyak. “Teknologi memungkinkan kita bisa mencari di mana letak plankton, karena di sanalah sumber ikan. Dengan begitu, kami bisa membantu nelayan meningkatkan ekonomi mereka. Sebagai negara yang sebagian besar wilayahnya laut, sudah semestinya nelayan menjadi perhatian,” jelasnya. Jadi, peran operator selular bukan sekadar memberikan konektivitas, tapi juga bagaimana memberi dampak, bisa membantu masyarakat hidup lebih baik
Sang Gadget Queen
Di tengah kesibukannya sebagai Direktur di XL Axiata, Yessie selalu menempatkan diri sesuai posisinya di mana pun berada. Sebagai ibu dua anak, Yessie berupaya memperhatikan kebutuhan keluarga dan juga tidak lupa ‘me-time’ untuknya.
Dia berpendapat, ketika berkarir sebagai profesional akan berkomitmen, untuk optimal dan fokus menjalankan tanggung jawabnya. Dalam berkarir, seorang perempuan, lanjutnya, tentu ada yang harus dikorbankan dan ini harus dikompromikan dengan keluarga.
“Jadi tentunya waktu untuk keluarga akan kurang dibandingkan dengan kalau memilih untuk tidak bekerja. Bagi saya, tidak ada itu istilah work and life balance, karena we need to decide, memutuskan mana yang kita prioritaskan,” paparnya.
Seperti umumnya perempuan lain, ketika Yessie memulai karir dan bertumbuh di perusahaannya, saat yang sama anak-anak sedang butuh perhatian tinggi. Tapi dia memandang, sebenarnya perempuan Indonesia dimudahkan dengan kondisi lingkungan, di mana support system itu masih lebih mudah di dapat dibanding di LN, seperti dukungan orangtua, pembantu (baby sitter) yang masih bisa didapat tidak semahal di LN serta dukungan keluarga lain.
“Meskipun tidak semua bisa mendapatkan support system mudah, tapi di Indonesia masih jauh lebih mudah, masih bisa minta tolong papa mama,” imbuhnya. Dia menuturkan, perempuan di Jepang atau Jerman, harus berjuang lebih ketika memiliki anak untuk tetap bisa berkarir.
Yessie mengingatkan bagi perempuan yang bekerja, yang utama jika memiliki support system yang baik, mendelegasikan dan manajemen kerja yang baik itu sangat penting. Sejak dulu Yessie sangat memperhatikan kebugaran tubuh, karena ini sangat dibutuhkan untuk dia bisa tetap fit mengurusi tanggung jawabnya di perusahaan dan keluarganya.
“Setiap hari saya bangun tidur menyempatkan olahraga, lalu ke kantor, selama bekerja saya fokus dengan urusan kantor. Jika tidak ada urusan lain, pulang kerja langsung pulang, ketika di rumah pun saya fokus dulu dengan keluarga, memperhatikan kebutuhan keluarga,” kata lulusan teknik elektro ini. Sekarang dengan anak-anak sudah besar dan mandiri, Yessie sudah tidak seintens dulu dalam melihat kebutuhan mereka.
Yessie berharap ke depan, meski sudah pensiun, dia bisa tetap berkontribusi untuk sosial. Belakangan, dia kerap diminta untuk mengisi kuliah umum di UI, Depok, setidaknya setahun sekali. Di tengah waktu sibuknya, ternyata Yessie suka sekali main game Pokemon, terutama saat luang menunggu meeting atau di mobil.
Asal tahu saja, Yessie pakai nama Gadget Queen di Pokemon dan sudah sampai level lebih dari 40. “Main game itu awalnya penasaran, tahun 2016 itu hype-nya kenceng, sampai buat pokeball, tukar creature dan ikut komunitas. Sekarang, saya pakai game untuk mengecek jaringan XL juga,” ungkapnya.
Kinerja XL Axiata Terus Bertumbuh
Dengan berbagai upaya yang dijalankan tersebut, XL Axiata tetap bisa menjaga kinerja positif perusahaan di semester pertama tahun 2024. Total pendapatan XL Axiata pada semester 1 2024 tercatat Rp 17,06 triliun, tumbuh high single digit sebesar 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY), EBITDA Rp 8,96 triliun, meningkat 17% YoY, EBITDA Margin mencapai 52,5%, dan laba bersih setelah pajak (PAT) Rp 1,03 triliun, meningkat signifikan sebesar 58% YoY. Pendapatan layanan data dan digital meningkat 10% YoY dan memberikan kontribusi 93% dari total pendapatan.
Di tengah kondisi industri telekomunikasi nasional yang terus makin menantang, XL Axiata berhasil mencetak laba bersih tertinggi selama 10 tahun terakhir. Capaian ini berkat strategi personalisasi penawaran dan layanan yang dijalankan XL Axiata. Hasilnya, data net promoter score (NPS) semakin meningkat secara signifikan, sehingga mendorong penggunaan layanan dan pada akhirnya juga membantu meningkatkan pendapatan. Strategi ini akan akan terus diterapkan sepanjang tahun 2024 ini.
Hasil dari penerapan strategi berbasis digital melalui data analytics juga memungkinkan XL Axiata berinvestasi di area yang bernilai tinggi dan membangun jaringan, termasuk untuk memenuhi permintaan dari seluruh segmen pelanggan. Dengan data analitik ini juga memungkinkan XL Axiata mengevaluasi key performance indicator (KPI) di semua aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran, dan loyalitas pelanggan, sehingga perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di waktu yang tepat.
XL Axiata juga meningkatkan penerapan teknologi artificial intelligence (AI) untuk membuka peluang-peluang baru dalam landscape industri telekomunikasi yang sangat dinamis. Salah satunya adalah guna meningkatkan pengalaman pelanggan, termasuk dalam personalisasi layanan dan pengembangan serta rekomendasi produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan, meningkatkan ketepatan lokasi site BTS, dan untuk meningkatkan efisiensi operasional, termasuk optimasi proses dan pengurangan proses manual.
Terkait layanan konvergensi, XL Axiata juga masih menjalankan proses Transformasi Struktural, termasuk rencana mengalihkan sekitar 750 ribu pelanggan Link Net ke XL Axiata sebagai ServeCo. Langkah ini untuk membuka peluang meningkatkan cross selling sehingga dapat memperbesar dan mempercepat layanan Fixed Mobile Convergence (FMC). Di sisi lain, Perseroan juga meningkatkan sinergi dengan Link Net sebagai FibreCo, agar bisa lebih efisien dan cepat dapat merespon kebutuhan pasar fixed broadband.
Selama periode semester pertama 2024, jaringan konvergensi sudah menjangkau 104 kota/kabupaten dengan tingkat penetrasi konvergensi mencapai 81% dan total jumlah pelanggan fixed broadband mencapai 267 ribu, yang berarti menunjukkan permintaan yang terus meningkat terhadap produk FMC XL Satu.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Tinggalkan Komentar...