Gagdetdiva.id — Pengadilan Tinggi Spanyol menghentikan layanan Telegram untuk sementara waktu. Larangan tersebut akan diberlakukan mulai hari Senin (25/3).

Larangan penggunaan layanan Telegram di Spanyol ini disebabkan oleh adanya keluhan dari perusahan media setempat yang mengeluhkan aplikasi tersebut mengizinkan pengguna menunggah konten mereka tanpa izin. Salah satunya ialah Artesmedia.

Keluhan tersebut disetujui oleh Hakim Santiago Pedraz. Dia memerintahkan penyedia layanan telepon seluler untuk memblokir layanan Telegram sekaligus mengklaim kasus tersebut dalam status diselidiki

Rupanya, permintaan Hakim ini dikeluarkan setelah para pejabat di Kepulauan Virgin tak menanggapi permintaan pengadilan sejak Juli 2023 silam. Wilayah tersebut merupakan tempat Telegram terdaftar.

Lebih lanjut, pengadilan meninginkan informasi yang memungkinkannya untuk mengidentifikasi siapa yang berada di balik akun-akun ini menunggah konten yang diduga bajakan. Menurut hakim, kurangnya kerja sama dari kepuluan Virgin membuatnya mengambil tindakan pencegahan ini.

Sementara itu, kelompok advokasi konsumen Facua mengkritik keputusan tersebut. Mereka mengklaim putusan tersebut tak proposional dan akan menyebabkan kerusakan besar pada jutaan pengguna platfrom tersebut.

“Seolah-olah mereka menutup internet karena ada situs web yang secara ilegal menghosting konten yang dilindungi oleh hak cipta,” ungkap Sekretaris Jenderal Facua Ruben Sanchez dikutip dari DW, Senin (25/3).

Menurut laporan CNMC, Spanyol merupakan negara ke-4 dengan pengguna Telegram terbanyak di dunia. Aplikasi ini digunakan oleh hampir 19 persen orang Spanyol.

Telegram sendiri mengkalim bahawa mereka kini telah memiliki 700 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia. Tak hanya di Spanyol, layanan ini juga turut dilarang di beberapa negara termasuk Brazil dan Somalia.