Ancaman Keamanan Nasional, AS Paksa TikTok Tutup

GadgetDIVA - TikTok direncanakan akan menutup layanannya di Amerika Serikat pada 19 Januari 2025, mengikuti pemberlakuan undang-undang yang melarang aplikasi ini, yang sebelumnya digunakan oleh sekitar 170 juta warga AS.

Undang-undang yang disahkan pada April 2024 mengharuskan TikTok dilarang di toko aplikasi Apple dan Google jika perusahaan induknya, ByteDance, tidak menjual aplikasi tersebut. Langkah ini merupakan bagian dari upaya AS untuk mengamankan data pengguna.

Setelah larangan berlaku, pengguna TikTok yang sudah mengunduh aplikasi masih dapat menggunakannya, tetapi tidak akan lagi menerima pembaruan atau dukungan teknis dari platform tersebut.

Presiden terpilih AS, Donald Trump, dikabarkan sedang mempertimbangkan penerbitan perintah eksekutif untuk menunda pelarangan selama 60 hingga 90 hari. Namun, tidak ada penjelasan jelas mengenai dasar hukum untuk upaya tersebut.

Penasihat keamanan nasional Trump, Mike Waltz, menyatakan bahwa pemerintah sedang mencari solusi agar TikTok tetap dapat beroperasi tanpa mengorbankan keamanan data pengguna. Meski begitu, belum ada rencana konkret yang diumumkan.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden dipastikan tidak akan mengintervensi larangan tersebut jika Mahkamah Agung gagal mengambil tindakan. Biden menyebut campur tangan hanya memungkinkan jika ByteDance menyusun rencana penjualan yang kredibel.

TikTok berencana memberikan informasi kepada pengguna melalui pop-up di aplikasi, menjelaskan alasan pemblokiran. Selain itu, mereka juga akan menyediakan opsi bagi pengguna untuk mengunduh data pribadi mereka sebelum layanan dihentikan.

Mahkamah Agung AS saat ini sedang mempertimbangkan apakah akan menegakkan, membatalkan, atau menunda pelarangan TikTok untuk memberikan lebih banyak waktu dalam pengambilan keputusan. Hasilnya akan menentukan nasib platform ini di AS.