Bos Telegram Dilarang Keluar dari Prancis
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- Senin, 2 September 2024 - 13:21 WIB
GadgetDiva – Bos dan pendiri Telegram Pavel Durov dilaporkan dilarang meninggalkan Prancis. Meski, dirinya tak menjadi tahanan negara tersebut.
Menurut laporan BBC yang dikutip Senin (2/9), Pavel Durov tengah berada di bawah penyelidikan formal Prancis sebagai bagian dari penyelidikan terhadap kejahatan terogranisir pada aplikasi pesanan tersebut. Hal ini disampaikan oleh Jaksa Paris.
Tak hanya berada di bawah pengawasan pengadilan, Durov juga harus membayar deposit sebesar EUR 5 juta atau sekitar Rp 85 miliar.
Miliarder kelahiran Rusia ini memang memiliki kewarganegaraan Prancis. Dirinya juga harus datang ke kantor polisi Prancis dua kali seminggu dan tak diizinikan meninggalkan wilayah tersebut.
Belum pernah terjadi sebelumnya pemilik platform media sosial ditangkap karena cara platform itu digunakan, dan hal ini telah memicu perdebatan sengit daring tentang kebebasan berbicara dan akuntabilitas.
Durov pertama kali ditahan pada Sabtu (24/8). Tepatnya, saat dirinya baru tiba di Bandara Le Bourget, Paris Utara. Pengangkapannya tersebut berdasarkan surat perintah atas pelanggaran terkait aplikasi Telegram.
Dalam pernyataannya di hari Rabu (28/8), jaksa penuntut Paris menyatakan bahwa Durov telah diselediki secara resmi atas dugaan pelanggaran. Berikut adalah daftarnya.
• Keterlibatan dalam pengelolaan platform daring untuk memungkinkan transaksi ilegal oleh kelompok terorganisir.
• Penolakan untuk berkomunikasi dengan pihak berwenang.
• Keterlibatan dalam distribusi gambar seksual anak oleh kelompok kriminal terorganisir.
Di Prancis, penyelidikan formal tidak menyiratkan seseorang bersalah atau mesti berujung pada persidangan. Akan tetapi, hal itu menunjukkan bahwa hakim menganggap ada cukup kasus untuk melanjutkan penyelidikan.
Durov sejauh ini belum memberikan komentar publik mengenai perkembangan terkini.
Pengacaranya, David-Olivier Kaminski, mengatakan Telegram mematuhi semua peraturan digital Eropa dan dimoderasi dengan standar yang sama seperti jejaring sosial lainnya.
David menyebut bahwa tak masuk akal untuk menyebut kliennya terlibat dalam tindakan kriminal yang tak berkaitan dengannya. Baik secara langsung maupun tidak lansung.
"Tidak masuk akal" untuk menyarankan kliennya terlibat "dalam tindakan kriminal yang tidak berkaitan dengannya baik secara langsung maupun tidak langsung", tambahnya.
Belum pernah terjadi sebelumnya pemilik platform media sosial ditangkap karena cara platform itu digunakan, dan hal ini telah memicu perdebatan sengit daring tentang kebebasan berbicara dan akuntabilitas.
Telegram dinilai sebagai salah satu platform media sosial utama. Didirikan pada tahun 2013 dan sangat populer di Rusia, Ukraina, dan negara bekas Uni Soviet lainnya, serta Iran.
Koresponden perang Rusia Sasha Kots bertanya-tanya apakah pengguna akan "mempercayai Telegram seperti sebelumnya". Dia secara rutin mengunggah kabar terkini terkait perang di Ukraina kepada para pengikutnya di Telegram.
Kots menyarankan bahwa otorita Prancis dan Barat kini mungkin memiliki akses ke kunci enkripsi jaringan tersebut.
"Yang sebenarnya terjadi adalah, tidak peduli bagaimana perkembangan peristiwa seputar Durov sekarang, kita tidak akan pernah bisa yakin akan keamanan pengirim pesan," tulisnya di Telegram.
Diketahui bahwa Telegram enggan bergabung dengan program internasional yang bertujuan untuk mendeteksi dan menghapus materi pelecerahan anak secara dari. Belum diketahui apa alasannya.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Artikel Terkait
Usai Diancam Kominfo, Bigo Live Tumpas Ribuan Konten Negatif
Aplikasi Bigo Live melaporkan bahwa pihaknya telah menghapus lebih dari 40.000 konten tak senonoh da..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 3 bulan lalu
- 3,250
X Diblokir, Warganet Brasil Pindah ke Bluesky
Platform X/Twitter diblokir oleh pemerintah Brasil. Kini, sekitar 500.000 penggunanya di negara ters..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 3 bulan lalu
- 3,250
Meta Hentikan Meta Spark: Platform Efek AR Facebook Akan Ditutup pada Januari 2025
Meta telah menghentikan Meta Spark pada Januari 2025, mendorong kreator dan bisnis untuk mencari pla..
- by Firda Zahara
- 3 bulan lalu
- 3,250
India Bakal Banned Telegram Jika Terbukti Bersalah
Masa depan Telegram, yang memiliki lebih dari lima juta pengguna terdaftar di India, akan bergantung..
- by Jundi Amrullah
- 3 bulan lalu
- 3,250