Death Clock: Aplikasi AI yang Prediksi Harapan Hidup Secara Akurat

Death Clock

GadgetDIVA - Inovasi kecerdasan buatan kini merambah ke berbagai aspek kehidupan, termasuk untuk memprediksi harapan hidup. Salah satu aplikasi yang menarik perhatian publik adalah Death Clock, sebuah platform bertenaga AI yang dirancang untuk memberikan prediksi umur secara personal berdasarkan pola hidup pengguna. Aplikasi ini memanfaatkan data yang luas untuk membantu penggunanya lebih memahami masa depan mereka dan membuat perencanaan yang lebih baik, terutama dalam bidang keuangan.

Diluncurkan pada Juli tahun ini, Death Clock langsung menjadi perbincangan. Popularitasnya tidak hanya berasal dari kemampuannya yang unik, tetapi juga dari manfaat praktis yang ditawarkannya. Banyak perencana keuangan mulai merekomendasikan aplikasi ini kepada klien mereka untuk membantu merancang strategi keuangan yang lebih efektif.

Bagaimana Death Clock Bekerja?

Death Clock mengumpulkan informasi dari lebih dari 1.200 studi harapan hidup yang melibatkan 53 juta peserta. Dengan basis data ini, algoritme aplikasi mampu membuat prediksi kematian yang sangat akurat. Prosesnya dimulai dengan pengguna mengisi kuesioner yang mencakup berbagai aspek, seperti:

  • Data demografi: usia, jenis kelamin, dan etnis.
  • Riwayat kesehatan: penyakit kronis, riwayat keluarga, dan kesehatan mental.
  • Gaya hidup: pola makan, kebiasaan olahraga, tingkat stres, dan pola tidur.

Setelah data diinput, algoritme AI akan menganalisis semua informasi ini untuk memberikan prediksi harapan hidup yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.

Lebih dari Sekadar Prediksi

Meskipun konsep memprediksi tanggal kematian terdengar menyeramkan bagi sebagian orang, aplikasi ini memiliki sisi positif yang tidak bisa diabaikan. Menurut Ryan Zabrowski, seorang perencana keuangan, salah satu ketakutan terbesar pensiunan adalah kehabisan uang di masa tua. Dengan prediksi umur yang lebih akurat, mereka dapat membuat perencanaan keuangan yang lebih matang.

“Perangkat seperti Death Clock membantu orang membuat keputusan finansial yang lebih baik, sehingga mereka dapat menghadapi masa tua dengan lebih percaya diri,” ujar Zabrowski kepada Forbes.

Optimisme di Balik Angka

Meskipun namanya terkesan menakutkan, Death Clock sering memberikan hasil prediksi yang optimis. Banyak pengguna melaporkan bahwa aplikasi ini mendorong mereka untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat dan proaktif. Misalnya, jika hasil prediksi menunjukkan angka harapan hidup lebih pendek dari ekspektasi, pengguna mungkin akan termotivasi untuk mengubah pola makan, meningkatkan aktivitas fisik, atau mengelola stres dengan lebih baik.

Penggunaan yang Lebih Luas

Selain untuk individu, Death Clock juga memiliki potensi untuk digunakan dalam skala yang lebih besar, seperti oleh perusahaan asuransi atau lembaga kesehatan. Data yang dikumpulkan aplikasi ini dapat menjadi dasar untuk membuat kebijakan yang lebih tepat sasaran.

Namun, penting untuk diingat bahwa prediksi ini bukanlah vonis final. Algoritme hanya bekerja berdasarkan data yang diberikan, sehingga hasilnya tetap bersifat perkiraan. Dengan demikian, aplikasi ini lebih tepat digunakan sebagai alat bantu untuk merencanakan masa depan, bukan sebagai sumber kebenaran absolut.

Death Clock merupakan salah satu contoh bagaimana teknologi kecerdasan buatan dapat membantu manusia dalam aspek kehidupan yang tidak terduga. Dengan kombinasi data yang luas dan algoritme canggih, aplikasi ini mampu memberikan wawasan berharga bagi penggunanya.

Lebih dari sekadar prediksi umur, Death Clock memberikan peluang bagi pengguna untuk menjalani kehidupan yang lebih terencana, baik dalam aspek kesehatan maupun finansial. Dengan teknologi ini, siapa pun dapat memanfaatkan prediksi tersebut sebagai motivasi untuk hidup lebih baik.

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.