DANA: Kisah digitalisasi selamatkan warung tradisional
- by Jihan Nasir
- Selasa, 21 Juli 2020 - 16:29 WIB
Di tengah pandemi ini ada warung-warung tradisional dan usaha kecil yang mampu bertahan tanpa mengalami penurunan omzet, bahkan cenderung meningkat. Warung maupun usaha kecil ini adalah contoh dari mereka yang mampu beradaptasi menghadapi segala kondisi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital dengan pembayaran nontunai.
Seperti halnya usaha Nusantara Kelapa yang dijalankan Beni Irawan. Pria berusia 39 tahun ini, mulai menjalankan usaha minuman berbahan dasar kelapa sejak April 2015 di daerah Sentul City, Bogor.
Selain menjual beragam minuman kelapa, Nusantara Kelapa juga memasok kelapa untuk hotel dan restoran. Namun, selama pandemi berlangsung, usaha sebagai distributor kelapa ini mengalami penurunan karena tidak ada permintaan dari hotel dan restoran.
Agar usahanya bisa terus berputar, Beni memberanikan untuk membuka cabang Nusantara Kelapa di Bekasi Barat pada bulan April 2020. Beruntung, upayanya berhasil.
Menu-menu minuman Nusantara Kelapa bisa diterima pasar, khususnya warga Kranji. Keberhasilannya juga tidak lepas dari kecerdikan Beni memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan dagangannya. Untuk memudahkan usahanya dan pembeli, Beni juga menerima pembayaran nontunai menggunakan dompet digital.
“Saya sudah menggunakan pembayaran nontunai sejak awal tahun 2019. Adanya pembayaran nontunai sekarang ini sangat membantu usaha saya,” ujar Beni.
Menurut Beni, pendapatan Nusantara Kelapa saat pandemi jutsru meningkat. Omzet Nusantara Kelapa Bekasi sebelum pandemi berkisar Rp 800.000 – Rp 1.200.000 per hari, dan pada saat pandemi meningkat hingga 80 persen per hari. Sementara, omzet Nusantara Kelapa Sentul sebelum terjadi pandemi COVID-19 berkisar Rp 1.300.000 – Rp 2.200.000 per hari, dan di masa pandemi mengalami peningkatan hampir 100 persen per hari.
“Alhamdulilah, kami mengalami peningkatan omzet setiap bulannya. Jadi saran saya untuk pelaku usaha kecil, gunakan media sosial dan manfaatkan dengan semaksimal mungkin,” anjur Beni.
Cerita yang mirip juga terjadi pada Suriyah, yang warung makannya justru mengalami kenaikan omzet hingga 30% saat pandemi.
Meski hanya ukuran warteg, wanita berusia 54 tahun ini juga melakukan penjualan online dan rajin mempromosikan diri lewat media sosial. Untuk memudahkan transaksi, Suriah menerima pembayaran nontunai termasuk menggunakan dompet digital.
Dengan begitu, pelanggan tidak perlu datang ke warung, cukup dengan memesan melalui ponselnya. Hal ini yang menjadi penyebab omzet warungnya justru meningkat selama pandemi, karena banyak orang yang tetap memesan makan secara online.
“Dengan transaksi nontunai jadi lebih aman dan mudah, apalagi di saat pandemi. Pembeli tidak perlu kasih uang tunai, saya juga tidak repot cari uang kembalian. Saya bersyukur bisa mengenal teknologi sebelum ada pandemi,” ujar Suriah yang membuka usaha warungnya di daerah Kebon Jeruk.
Usaha Beni dan Suriyah menjadi salah satu bukti bahwa pemilik usaha bisa beradaptasi dengan teknologi untuk bertahan di masa pandemi.
Baca juga, Gandeng Dana, BGR Logistics Hadirkan Solusi Bagi Keberlangsungan UMKM
Fyi, untuk membantu pemilik usaha lain, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) telah meluncurkan gerakan sosial #BelanjadiWarungTetangga dengan menggandeng beberapa badan usaha milik negara (BUMN) klaster pangan dan logistik serta dompet digital DANA.
Gerakan sosial ini juga menjadi salah satu upaya DANA untuk mengajak paradiva secara aktif berpartisipasi membantu usaha-usaha warung di sekitarnya agar mampu bertahan melalui badai pandemi.
Caranya, dengan mendaftarkan warung-warung di sekitar kamu, sekaligus mendorong paradiva untuk berbelanja di warung tetangga untuk mendukung perekonomian rakyat.
Untuk mendaftarkan warung-warung di sekitar, paradiva bisa menggunakan fitur pendataan warung/UMKM yang ada di aplikasi DANA. Data warung yang terdaftar langsung diserahkan kepada Kemenkop-UKM dan selanjutnya dilakukan pengelolaan data untuk pendistribusian bantuan. Bantuan tersebut dapat digunakan untuk membeli bahan bahan pokok dari BUMN yang menjadi mitra pemerintah.
Gerakan #BelanjadiWarungTetangga juga mendorong pedagang kecil maupun pemilik warung untuk masuk ke dalam platform digital, sehingga mereka bisa tetap menjalankan usaha meski harus mengurangi mobilitas fisik di tengah pandemi.
Jadi, untuk membantu warung-warung disekitar paradiva yang mengalami kesulitan karena pandemi Covid-19, kamu bisa mendaftarkannya di tautan ini.
Artikel Terkait
Festival “bagi-bagi hepi”, banyak promo dan cashback di Blibli
E-commerce Blibli merayakan ulang tahunnya yang ke sembilan dengan menghadirkan berbagai program ..
- by Jihan Nasir
- 4 tahun lalu
- 3,250
WeLearn Ajarkan 5.000 Perempuan Keterampilan Wirausaha di tengah COVID-19
WeLearn mengajarkan keterampilan wirausaha lebih dari 5.000 perempuan di seluruh Indonesia melalu..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 4 tahun lalu
- 3,250
Kolaborasi GoPlay dan Citilink bikin perjalanan terbangmu nggak ngebosenin
GoPlay dan Citilink melakukan kolaborasi untuk menghadirkan akses bagi para penumpang Citilink ke..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 4 tahun lalu
- 3,250
10 produk ini penting untuk kamu bawa selama aktivitas di masa new normal
Paradiva yang mempersiapkan aktivitas di luar rumah dengan lebih aman, nyaman dan optimal selama ..
- by Jihan Nasir
- 4 tahun lalu
- 3,250