Tren Social Commerce Disebut Mengancam Platform E-Commerce

0
Social Commerce

Gadgetdiva.id — Social Commerce disebut bakal mengancam platfrom e-commerce. Hal tersebut dilihat dari tren social commerce yang akan terus meningkat.

“Saya pikir ini (social commerce) ini jadi ancaman serius untuk e-commerce yang sifatnya masih tradisional,” ungkap Direktur CELIOS sekaligus Ekonom Bhima Yudhistira dalam konferensi pers Kredivo dan Katadata yang berlangsung pada Rabu (14/6).

Melansir dari berbagai sumber, social commerce merupakan upaya menjual produk langsung melalui jaringan media sosial. Layanan ini menawarkan pengalaman belanja yang lebih mudah bagi pelanggan.

Dengan adanya social commerce, pelangga dapat mencari produk sekaligus membayarnya melali platform media sosial tersebut. Salah satu kelebihannya ialah memudahkan proses belanja pelanggan tanpa harus keluar dari aplikasi media mereka.

Bhima melihat bahwa tren social commerce akan terus meningkat. Hal tersebut disebabkan layanan ini lebih menarik karena sering dikaitkan dengan selebgram yang punya followres banyak.

Selain itu, produk-produk yang ditawarkan juga cenderung yang lagi ngetren. Social commerce juga menyediakan entertainment dan pengalaman baru dalam berbelanja.

Tren social commerece ini juga turut disebabkan oleh Meta dan TikTok yang mulai merambah ke industri tersebut.

Oleh karena itu, Bhima menyatakan bahwa e-commerce harus melakukan transformasi agar lebih menarik pengguna yang ingin berbelanja online. Bukan sekadar scrolling untuk membeli barang.

Selanjutnya, e-commerce juga harus melihat penyamaan regulasi persaingan. Sebab, social commerce masih belum ada regulasi untuk membayar pajak, ppn, pph, baik merchant maupun platfromnya.

“Mau nggak mau, mereka (e-commerce) harus transformasi ke sana (social commerce). Atau mereka masuk langsung ke segmen offline,” ungkap Bhima.

Kendati demikian, Bhima menilai bahwa untuk masuk ke segmen offline pun tak mudah. Perlu adanya biaya ekstra untuk face to face. Banyak pula e-commerce yang akhirnya harus menutup operasional dari pasar.

Tapi kan, kita lihat nggak gampang masuk ya ke offline? Beberapa e-commerce yang coba masuk ke offline, off dia dari pasar karena butuh biaya ekstra untuk face to face. Edukasinya juga lebih mahal daripada online. Jadi kita lihat itu perkembangannya nanti. Tapi, social commerce mengancam,” tutup Bhima. 

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News


Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.

Tinggalkan Balasan