Para orang tua, perhitungkan dampak unggah foto anak ke media sosial
- by Jihan Nasir
- Selasa, 6 Agustus 2019 - 21:00 WIB
Diva says – Penggunaan media sosial adalah masalah yang banyak dibahas dalam pengasuhan anak. Pasalnya, hampir semua orang tua membagikan foto anak-anaknya di akun media sosial milik mereka tanpa memperhitungkan resiko yang di dapat oleh anak.
Sejauh ini anak-anak sering memiliki jejak digitak sebelum mereka lahir, dari foto ultrasonografi dan pengumuman kelahiran hingga foto pada hari pertama sekolah.
Survei yang dilakukan oleh platform, Childcare menanyai lebih dari 5000 orang tua, seberapa sering ibu dan ayah mem-posting foto anak-anak mereka menggunakan akun sosial media. Dari 5.674 orang tua yang disurvei, lebih dari dua pertiga (69%) mengaku memposting gambar dan video anak-anak mereka di media sosial. Namun 34% mengatakan anak-anak mereka tidak dapat di identifikasi secara langsung.
Survei bertanya kepada orang tua dan wali seberapa sering mereka memposting gambar dan video anak-anak mereka secera online. Hampir sepertiga (29%) mengatakan mereka mengunggah foto setiap hari, 37% mengaku berbagi foto dan video lebih dari seminggu sekali dan 17% mengatakan mereka berbagi konten setidaknya sebulan sekali.
Lebih lanjut 7% orang tua mengatakan mereka hanya mem-posting gambar selama acara ulang tahun atau acara tertentu, sementara 10%mengatakan mereka tidak pernah mem-posting gambar anak-anak mereka secara online.
Mem-posting foto secara efektif membuat kehadiran jejak digital tumbuh kembang untuk anak-anak, tetapi apa yang akan mereka pikirkan ketika mereka beranjak dewasa, terutama jika foto itu di publish ke jejaring sosial.
Orang tua juga ditanya tentang privasi anak-anak mereka, dan apakah mereka yakin aman untuk membagikan gambar anak-anak mereka secara online. Setengah (51%) mengaku mereka tidak berpikir itu menempatkan mereka dalam resiko, dan dua perlima (39%) menjawab mereka tidak tahu terhadap dampaknya.
Selain itu, hampir tiga perempat orang tua (72%) mengatakan bahwa mereka belum memeriksa pengaturan privasi mereka pada tahun lalu.
Richard Conway, pendiri Childcare berkata, sebagai orang tua sendiri, benar-benar normal untuk bangga dengan anak-anaknya dan ingin berbagi tumbuh kembang anak dengan teman dan keluarga, “Ada banyak diskusi baru-baru ini di sekitar orang tua tentang spamming akun media sosial mereka dengan gambar anak-anak mereka, dan apakah itu benar untuk dilakukan. Sebagai tanggapan, kami memutuskan untuk mensurvei anggota kami dan membuat kuis sebagai hasilnya,” ujarnya.
Conway melanjutkan bahwa survei ini mengungkapkan beberapa hasil yang sangat menarik dan menunjukkan beberapa pola spesifik ketika menyangkut orang tua dan media sosial, dan kuis ini tidak diragukan lagi akan melanjutkan apa yang merupakan diskusi yang sangat menarik dan beragam tentang penggunakan media sosial.
Artikel Terkait
Studi: Aktif Sosmed dan sering nonton TV merupakan gejala depresi
Diva says – Menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menggunakan social media dan menonton ..
- by Redaksi
- 5 tahun lalu
- 3,250
Efek buruk terhadap anak ketika diasuh oleh kakek-nenek
Diva says – Sebagai peran seorang kakek dan nenek ketika dititipkan untuk mengasuh cucu, te..
- by Redaksi
- 5 tahun lalu
- 3,250
Orang tua disarankan mabar game online dengan anak
Diva says – Sebuah lembaga sosial bernama Internet Matters mengatakan jika orang tua menema..
- by Redaksi
- 5 tahun lalu
- 3,250
Anak Main Tik Tok? Awas Jadi Incaran Paedofil
Diva says – Sebuah organisasi non profit di Inggris menemukan fakta bahwa anak-anak di baw..
- by Siti Sarifah Aliah
- 5 tahun lalu
- 3,250