Ternyata, perilaku orang tua bisa berdampak ini pada bayi!
- by Jihan Nasir
- Jumat, 25 Oktober 2019 - 22:08 WIB
Peran orang tua sebetulnya sangat berpengaruh dalam tumbuh kembangnya sang anak. Seperti perkembangan oksitosin pada bayi yang merupakan hormon yang sangat penting. Hormon ini terlibat dalam interaksi sosial dan ikatan pada mamalia, termasuk manusia.
Kadar oksitosin pada peran seorang yang baru menjadi ibu dapat memengaruhi perilakunya dan berdampak pada ikatan yang dibuat ketika berinteraksi dengan sang bayi. Sebuah studi Kathleen Krol dan Jessica Connelly dari University of Virginia dan Tobias Grossmann dari Institut Max Planck, untuk Ilmu Kognitif dan Otak Manusia sekarang menunjukkan bahwa perilaku ibu atau ayah juga dapat berdampak besar pada perkembangan sistem oksitosin anak-anak mereka.
Para ilmuwan mengamati interaksi antara ibu dan anak-anak yang berusia lima bulan. “Kami mengumpulkan sampel air liur dari ibu dan bayi selama kunjungan dan kemudian berlanjut setahun kemudian, ketika anak itu berusia 18 bulan. Kami tertarik untuk mengeksplorasi apakah keterlibatan ibu dalam interaksi dengan sang bayi akan memiliki pengaruh pada gen reseptor oksitosin anak.” Ujar Kathleen Krol, seorang postdoctoral fellow Hartwell, Connelly Lab di Universitas Virginia yang melakukan penelitian bersama dengan Tobias Grossmann di MPI CBS di Leipzig.
Krol menambahkan bahwa reseptor oksitosin sangat penting untuk hormon oksitosin hingga mengerahkan efeknya dan gen dapat menentukan berapa banyak yang diproduksi.
Para ilman menemukan bahwa perubahan epigenetik telah terjadi dalam DNA bayi, dan perubahan ini diprediksi oleh kualitas keterlibatan ibu dalam sesi interaksi dengan sang bayi.
Penurunan metilasi DNA di wilayah ini sebelumnya telah dikaitkan dengan peningkatan ekspresi gen reseptor oksitosin. Dengan demikian, para ilmuan menegaskan bahwa keterlibatan ibu yang lebih besar tampaknya memiliki potensi untuk meningkatkan sistem oksitosin pada keturunan manusia. “Yang penting, kami juga menemukan bahwa tingkat metilasi DNA mencerminkan temperamen bayi, yang dilaporkan orang tua kepada kami. Anak-anak dengan tingkat metilasi yang lebih tinggi pada usia 18 bulan,” lanjut seorang ilmuan.
Hasil penelitian ini memberikan contoh yang mencolok tentang bagaimana kita tidak hanya terikat oleh gen, tetapi lebih merupakan bentuk dari interaksi yang halus antara pengalaman kita dalam mengasuh anak.
Interaksi sosial awal dengan seorang pengasuh, termasuk ayah, dapat memengaruhi perkembangan biologis dan psikologis sang anak melalui perubahan epigenetik pada sistem oksitosin. Temuan-temuan ini yang terkait menyoroti pentingnya pengasuhan anak dalam kesehatan lintas generasi.
Baca juga, Orang tua harus awasi pergaulan anak di era digital
Artikel Terkait
Survei: Orang tua larang anak menggunakan Gadget di Sekolah
Hampir dari setengah orang tua menginginkan larangan penggunaan ponsel disekolah di terapkan piha..
- by Jihan Nasir
- 5 tahun lalu
- 3,250
Google Family Link: Arti dan cara menggunakannya
Diva says – Google Family Link merupakan aplikasi seluler yang memungkinkan untuk membatasi..
- by Jihan Nasir
- 5 tahun lalu
- 3,250
Mengapa pengguna Social Media harus berumur 13 tahun ke atas?
Diva says – Terlepas dari batasan usia yang dinyatakan dan dipublikasikan secara jelas, s..
- by Jihan Nasir
- 5 tahun lalu
- 3,250
Begini cara batasi akses anak saat penggunaan YouTube
Diva says – Aplikasi YouTube merupakan situs web yang menyajikan video sering kali menjadi ..
- by Jihan Nasir
- 5 tahun lalu
- 3,250