GadgetDIVA - Fenomena judi online (judol) di Indonesia telah mencapai tahap yang sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan (Kemenkopolkam), Indonesia mencatatkan jumlah pemain judi daring terbesar di dunia, dengan 8,8 juta pemain pada 2024. Ironisnya, banyak dari mereka berasal dari kelompok masyarakat bawah, generasi muda, bahkan anak-anak di bawah usia 10 tahun.
Kajian dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengungkapkan bahwa 2% dari total pemain adalah anak-anak usia 10 tahun, atau lebih dari 1 juta anak. Data juga menunjukkan, kelompok usia 10–20 tahun menyumbang 11% pemain, usia 21–30 tahun sebanyak 13%, dan kelompok usia 30–50 tahun menjadi yang tertinggi dengan 40%.
Dampak ekonomi dari aktivitas judi online juga sangat mencengangkan. Pada 2017, total perputaran dana mencapai Rp 517 triliun. Angka ini melonjak hampir dua kali lipat pada 2024, mencapai Rp 900 triliun. Lonjakan besar ini mencerminkan masifnya pengaruh judi daring, tidak hanya secara finansial tetapi juga pada struktur sosial masyarakat.
Baca Juga
Menurut Woro Srihastuti Sulistyaningrum, Deputi Kemenko PMK, anak-anak yang terlibat dalam judi daring cenderung melakukan tindakan kriminal akibat tekanan ekonomi dan psikososial yang tidak mampu mereka tanggung.
“Anak-anak belum siap secara mental maupun finansial menghadapi konsekuensi dari judi online. Ini menjadi ancaman serius bagi generasi mendatang,” tegasnya.
Faktor utama yang menyebabkan anak-anak terjerumus dalam judi online yang paling besar adalah pengaruh teman sebaya, karena anak-anak cenderung mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya.
Baca Juga
Anak-anak terpapar judi online karena akses internet tanpa batas. Orang tua yang tidak mengawasi anak-anaknyadalam menggunakan internet rentan terpapar iklan atau situs judi.
Tawaran iklan yang menggoda juga menjadi penyebab anak-anak terpapar judi online. Iklan judi daring sering kali dirancang untuk menarik perhatian generasi muda.
Rasa penasaran yang tinggi dari anak-anak untuk mencoba judi online, karena ingin tahu atau merasa tertantang.
Lisa juga melihat kurangnga perhatian orang tua, atau minimnya pengawasan dan komunikasi membuat anak-anak mencari kesenangan sendiri di dunia maya.
Peran Orang Tua dalam Mencegah Judi Online
Lisa menekankan bahwa peran orang tua sangat penting dalam mencegah anak-anak terjerumus ke dalam aktivitas judi daring. Dalam kampanyenya, Indonesiabaik.id merangkum beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua pada anak agar tidak terpapar judi online:
- Batasi Akses Internet: Pasang pengaturan kontrol orang tua di perangkat digital yang digunakan anak.
- Edukasi Bahaya Judi Online: Berikan pemahaman kepada anak mengenai risiko besar dari aktivitas tersebut.
- Bangun Komunikasi yang Hangat: Ciptakan suasana yang mendukung agar anak merasa nyaman berbagi cerita.
- Awasi Aktivitas Media Sosial: Pantau konten yang diakses anak untuk menghindari paparan iklan judi daring.
- Libatkan Sekolah: Dorong institusi pendidikan untuk memberikan edukasi digital kepada siswa.
Pemerintah Indonesia telah membentuk Satuan Tugas Pemberantasan Judi Daring melalui Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2024. Satgas ini bertugas menindak tegas aktivitas judi online dan membatasi ruang gerak pelaku. Namun, Lisa menekankan bahwa pemberantasan judi daring bukan hanya tanggung jawab pemerintah. “Ini adalah kerja bersama. Dimulai dari keluarga sebagai lingkungan terkecil, hingga melibatkan komunitas dan institusi lainnya,” jelasnya dalam sebuah podcast bersama PPATK.
Dalam wawancara lainnya, Lisa juga menggarisbawahi bahwa dampak judi daring tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga menghancurkan struktur sosial keluarga. Oleh karena itu, ia mendorong adanya solusi yang lebih komprehensif melalui kerja sama lintas sektor.
Masalah judi online adalah ancaman nyata bagi masa depan generasi muda Indonesia. Namun, dengan langkah preventif yang dimulai dari keluarga, didukung oleh pemerintah, sekolah, dan masyarakat, dampak buruknya dapat diminimalkan.
Langkah sederhana seperti membangun komunikasi yang baik dengan anak, memberikan edukasi dini, dan menerapkan kontrol penggunaan internet dapat menjadi upaya awal yang efektif. Kerja sama semua pihak diperlukan untuk melindungi anak-anak dari bahaya yang semakin nyata ini. Lisa meyakini kerja sama dari semua pemangku kepentingan dan meningkatkan kesadaran orang tua dalam mendampingi anak-anak dalam menggunakan gadgetnya menjadi kunci mencegah lebih banyak lagi anak-anak yang terpapar judi online.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.