GadgetDIVA - Gadgetdiva.id — Usai kehilangan anak yang masih berusia 16 tahun, sang ibu Esther Ghey meminta agar produsen gadget bisa membuat perangkat yang sesuai atau khusus pengguna ponsel anak-anak usia bawah 16 tahun. Hal ini untuk mencegah mereka melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, agar kejadian yang menimpa anaknya tidak terulang kembali.
Putri Esther, Brianna Ghey masih berusia 16 tahun saat nyawanya direnggut dengan paksa. Dia ditemukan tewas dengan luka tusukan sebanyak 28 kali. Pelakunya adalah Scarlett Jenkinson dan Eddie Ratcliffe yang masih berusia 15 tahun.
Esther menyebut putrinya itu sebagai anak remaja yang rentan dan penuh dengan kecemasan. Dia sangat yakin, karakter anaknya itu dibentuk dari aktivitasnya di dunia maya. Pasalnya, sang anak kerap menghabiskan banyak waktu di depan ponsel.
Baca Juga
Pengguna Ponsel Usia di Atas 16 Tahun
Esther yang masih merasakan kepedihan karena ditinggal anaknya, sangat yakin jika kedua pelaku terpengaruh niat jahat karena kerap mengakses konten kekerasan dari dark web. Internet membuat semua perilaku setan berada di dalam tubuh dua pelaku sampai akhirnya berani melakukan pembunuhan.
“Dari dulu, larangan penggunaan telepon di sekolah harusnya dilakukan. Anak-anak tidak boleh mengakses ponsel di ruang kelas atau di lingkungan sekolah. Namun larangan tersebut sulit ditegakkan saat ini, dan banyak tekanan juga terhadap guru,” kata Esther, dikutip Sky News, Jumat, 16 Februari 2024.
Namun begitu, kata Esther, perusahaan teknologi harusnya bisa bertanggung jawab akan hal ini. Mereka harus mampu melindungi anak-anak dengan perangkat mereka.
Baca Juga
“Saya berharap produsen gadget bisa membuat ponsel khusus untuk anak-anak remaja di bawah 16 tahun. Media sosial seharusnya tidak boleh diakses oleh anak-anak remaja tersebut sejak awal. Selain itu, ponsel anak-anak harusnya bisa terkoneksi dengan ponsel orang tua,” ujar Esther.
Esther pun berkomitmen untuk menyuarakan aspirasinya dalam melindungi anak-anak di dunia digital. Dia berniat untuk berbicara dengan para ahli dan pembuat regulasi. Dalam hal ini, Esther pun bekerja sama dengan orang tua yang memiliki nasib serupa. Ian, seorang ayah yang anaknya (Molly) menjadi korban bunuh diri karena terpengaruh konten kekerasan di dunia maya.
Ian telah berjuang menyuarakan aspirasinya sejak 2017 lalu. Dia menuntut perlindungan ketat bagi anak-anak dari algoritma media sosial yang berbahaya.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Tinggalkan Komentar...