Sebuah studi mengungkap bahwa negara Denmark sering memberi hadiah atau menjual ponsel bekas. Negara tersebut memimpin dengan rata-rata 49% rumah tangga.
Data tersebut diikuti oleh Perancis dan Polandia. Keduanya memiliki persentase 41% rumah tangga yang menjual atau menghadiahkan ponsel bekas.
Menurut penelitian tersebut, total limbah elektronik yang dihasilkan oleh 27 dalam laporan tersebut berjumlah 23.964 ton yang setara dengan 54 pesawat Boeing 747-8 dengan berat lepas landas maksimum (masing-masing 442 ton), atau lebih dari 138 paus biru (masing-masing seberat 173 ton).
Lebih lanjut, penelitian ini dilakukan oleh toko elektronik bekas online reBuy dan mencakup 27 negara di seluruh dunia menunjukkan bahwa membuang ponsel lama tetap menjadi upaya yang sulit bagi banyak rumah tangga. Hal tersebut khususnya tampak terjadi di Swedia. Dimana rata-rata terdapat 1,31 ponsel yang disimpan dalam rak perkapita.
Menurut penelitian, rak tersebut berarti bahwa negara Skandinavia memiliki lebih banyak model ponsel buangan yang mengumpulkan debuh di rumah daripada di warganya.
Meninggalkan ponsel yang tidak digunakan dalam lemari atau laci mungkin tampak tidak penting. Namun, menurut penelitian tersebut, semua perangkat yang disimpan dalam rak di 27 negara ini mewakili nilai penjualan € 1,9 miliar ($ 2,2 miliar) dalam logam mulia, seperti emas, perak, paladium, platinum dan tembaga (digunakan untuk membuat smartphone.
“Baik Black Friday dan Natal akan datang yang dalam dekade terakhir terbukti berhasil penjualan barang yang sangat besar seperti smartphone baru, e-reader, tablet dan konsol game,” kata Philipp Gattner CEO reBuy. ”
“Dengan indeks ini, kami ingin mendidik orang-orang tentang limbah elektronik dan membantu semua orang mempertimbangkan untuk membeli produk teknologi rekondisi guna memberikan kehidupan kedua bagi teknologi,” tutupnya
Baca juga, Video Games Baik Untuk Kesehatan, Namun Ada Syaratnya