Riset IDC: Pasar Wearables Meroket Selama Q1 2024
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- Sabtu, 8 Juni 2024 - 12:22 WIB
GadgetDiva – Lembaga riset International Data Corporation (IDC) melaporkan bahwa pasar wearables mengalami peningkatan sebesar 8,8% secara global selama Q1 2024. Periode tersebut terhitung sejak bulan Januari hingga Maret.
IDC melaporkan bahwa Apple merajai pasar wearable selama kuartal Q1 2024 meski pangsa pasarnya menurun sebesar 19% yoy (year-on-year). Penurunan tersebut disebabkan oleh kontroversi yang terjadi baru-baru ini seputar penghapusan fitur akibat larangan penjualan.
Namun, IDC melihat bahwa ketidaktifkan Apple di segmen headphone, bagian penting dari pasar perangkat wearable. Sejak AirPods Max diluncurkan pada tahun 2020, belum ada pembaruan besar dari lini AirPods. Sehingga, hal ini berpotensi membuat beberapa konsumen berpindah mencari merek alternatif lain.
Posisi kedua diikuti oleh Xiaomi yang mengalami pertumbuhan luar biasa. Dilaporkan bahwa penjualan yoy untuk perangkat wearable-nya ini melonjak hampir 44%.
Hal tersebut disebabkan Xioami membawa perangkat wearable dengan harga terjangkau. Menurut lembaga riset tersebut, Xiaomi dapat dengan cepat menjadi vendor Wear OS terbesar ketiga. Menawarkan alternatif yang menarik bagi pengguna ponsel pintar Android yang mencari pengalaman jam tangan pintar.
Lebih lanjut, posisi ketiga diduduki oleh Huawei dengan pangsa pasar sebesar 72.4% yoy. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kebangkitan Huawei di pasar ponsel pintar yang nampaknya cukup berdampak positif pada divisi perangkat wearable mereka.
Posisi keempat diduduki oleh Samsung dengan pangsa pasar 13% yoy. Tren positif ini dapat dikaitkan dengna kehadiran Galaxy Fit 3 yang hadir dengan harga terjangkau. Namun, kesuksesan ini tidak cukup untuk mengimbangi penurunan penjualan seri Galaxy Watch.
Dalam laporannya, IDC menyampaikan bahwa Harga jual rata-rata (ASP) telah menurun selama lima kuartal berturut-turut. Hal ini diindikasikan konsumen lebih tertarik untuk membeli perangkat wearables dari kelas menengah dan entry-level.
Menurut para analis, tren tersebut berkaitan dengan kurangnya proporsisi nilai pada perangkat varian premium. Sederhananya, pengguna kini mempertanyakan harga premium dengan segudang fitur kelas atas yang dibawanya.
Kendati demikian, pergeseran preferensi konsumen ini bisa saja bersifat sementara. Pengenalan sensor canggih seperti mengukur tekanan darah atau kadar glukosa dapat menarik peminat perangkat wearable di kelas premoum.
Di samping memang banyaknya konsumen yang lebih memilih untuk membeli perangkat wearable dari merek regional dengan harga miring. Hal tersebut dapat mencetak periode penjualan yang kuat.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Artikel Terkait
Lenovo Hadirkan Jajaran Laptop Berbasis Teknologi AI ke Indonesia
Lenovo turut memboyong jajaran laptop terbarunya ke Indonesia. Mulai dari seri Yoga, Legion hingga L..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 5 bulan lalu
- 3,250
6 Keunggulan Xiaomi 12S Ultra: Smartphone Premium yang Memukau dengan Teknologi Canggih
Xiaomi 12S Ultra menawarkan 6 keunggulan utama termasuk desain mewah, layar cemerlang, audio imersif..
- by Olin Sianturi
- 5 bulan lalu
- 3,250
Bose Ultra Open Earbuds, TWS Imut yang Bawa Fitur Audio Imersif
Bose Ultra Open Earbuds telah resmi diluncurkan di Indonesia beberapa waktu lalu. Perangkat ini memb..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 5 bulan lalu
- 3,250
Samsung A22 Dapatkan Update Keamanan Android Mei 2024
Pengguna Samsung A22 wajib tahu! Update keamanan terakhir untuk perangkat ini hadir di bulan Juni 20..
- by Zaid Bekti
- 5 bulan lalu
- 3,250