GadgetDiva – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan iPhone 16 resmi dilarang untuk diperjualbelikan di Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Apple buka suara.

Berdasarkan penjelasan dari Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif, Apple telah merespon larangan tersebut dengan mengirim surat yang ditujukan kepada Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwan. Pihak Apple menyatakan ingin bertemu dengan sang Menteri.

"(Pihak Apple) sudah (menghubungi). Sudah melalui surat. Apple sudah melalui surat ke Pak Menteri dan minta pertemuan," jelas Febri di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan dikutip dari Kompas.com, Selasa (5/11).

Menurut Febri, isi surat tersebut menyatakan bahwa Apple meminta waktu untuk melakukan audiensi dengan pihak Kemenperin. Guna membahas nasib iPhone 16 Series yang belum juga mendapat izin edar di tanah air.

"Minta audiensi. Ya, tapi kalau bagi kami, bagi Pak Menteri, segera realisasikan itu (kesepakatan nilai TKDN). Konkret saja. Yang konkret saja, enggak usah janji-janji manis yang berbunga-bunga," tegasnya.

Lebih lanjut, belum diketahui kapan tepatnya pihak Apple akan bertemu dengan Kemenperin. Febri menyatakan, "Enggak tahu. Ya kan belum lihat suratnya."

Sebelumnya, alasan utama iPhone 16 dilarang beredar di Indonesia karena belum memenuhi nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Yakni, sebesar 40 persen.

Febri menjelaskan bahwa sebelumnya Apple telah sepakat untuk memenuhi TKDN sebesar 40 persen melalui skema inovasi. Dengan kata lain, perusahaan harus memberikan komitmen investasi dalam jumlah tertentu dan direalisasikan secara bertahap di Indonesia.

Investasi yang telah disepakati Apple tersebut direalisasikan melalui pembangunan Apple Academy di sejumlah daerah di Indonesia sebesar Rp. 1,7 triliun. Namun, dari kesepakatan tersebut, Apple baru merealisasikan investasi sebsar Rp. 1,4 triliun.

"Nah, kan Apple investasi di situ Rp 1,7 triliun. Tapi kan, yang dia realisasi dari Rp 1,7 triliun itu kan Rp 1,4 triliun. Nah, masih ada di bawah Rp 300 miliar yang dia belum realisasi," kata Febri.

"Nah karena dia enggak realisasikan untuk yang Rp 300 miliar terakhir ini, maka TKDN-nya tidak nyampai 40 persen. Jadi kalau dia investasi sekian di Apple Academy, karena dia pakai skema inovasi, langsung skornya 40 persen," tambahnya.

Skema Pemenuhan Nilai TKDN di Indonesia

Source :gadgetdiva.id

Baca Juga :

Samsung Siapkan Perangkat Mixed-Reality untuk Diluncurkan Tahun Depan

Sebagai tambahan informasi, untuk memenuhi nilai TKDN, ada beberapa skema yang harus dipilih oleh vendor ponsel. Hal ini dilakukan supaya produk yang beredar memenuhi kandungan lokal pada perangkat yang dipasarkan di Indonesia.

Skema tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 65 Tahun 2016. Di antaranya sebagai berikut.

Skema pertama, yaitu lewat jalur perangkat keras (hardware). Misalnya dengan membangun manufaktur ponsel atau merakit ponsel di pabrik lokal.

Skema kedua, lewat software, di mana vendor menggandeng developer atau pengembang aplikasi lokal. Kemudian, skema ketiga, yaitu memberikan komitmen investasi dalam jumlah tertentu dan direalisasikan secara bertahap.

Dari ketiga opsi ini, Apple memilih skema ketiga. Yaitu, dengan mengembangkan program Apple Developer Academy alias Apple Academy untuk mencetak talenta developer di Indonesia.

Pilihan ini berbeda dengan vendor smartphone lainnya seperti OPPO, Samsung dan lainnya yang memilih skema pertama. Yakni, membangun pabrik di Indonesia.

"Mereka (Apple) memilih skema itu, skema investasi (membangun Apple Academy). Kalau mereka sudah merealisasikan investasi, maka mereka bisa dapat sertifikasi TKDN dan mereka (Apple) bisa menjual iPhone 16," kata Febri di kantor Kementerian Perindustrian di Jakarta Selatan, Senin (7/10).

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.