Vivo Kenalkan Laboratorium Robotika Berfokus pada AI dan Robot

GadgetDIVA - Tak hanya mengenalkan kacamata Mixed Reality (MR), Vivo juga meresmikan laboratorium robotika dalam gelaran Forum Boao untuk Asia di China. Laboratorium tersebut bernama Vivo Robotics Lab. 

Wakil Presiden Eksekutif & COO Vivo Hu Baishan dalam pernyataan resminya yang dikutip pada Jumat (28/3), menekankan bahwa Vivo Robotics Lab ini merupakan langkah awal dalam mewujudkan integrasi antara dunia digital dan fisik. Dengan mengandalkan teknologi “Blue Tech”, termasuk model AI berskala besar dan teknologi imaging serta kemampuan komputasi spasial real-time dari viso Vision.

Vivo akan berfokus mengembangkan dua komponen inti robotika, yakni “otak” dan “mata”. Nantinya, pengembangan produk robotika ini diperuntukan untuk konsumen pribadi dan rumah tangga. 

Tujuannya ialah untuk menghadirkan teknologi dari laboratorium langsung ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat melalui inovasi berkelanjutan. Sedangkan, peluncuran headset Vivo Vision MR ini menjadi tonggak penting perusahaan dalam mengeksplorasi teknologi realitas campuran.

Menurut Hu, masa depan robotika yang berorientasi pada konsumen ini sangat relevan dengan ekosistem teknologi global. Ia melihat adanya minat terhadap AI, perangkat wearable dan smarthome yang terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. 

Pihaknya juga meihat peluang besar untuk menghadirkan solusi yang mudah diakses, aman dan bermanfaat bagi keluarga modern. Ke depannya, perusahaan akan terus berkolaborasi bersama mitra industri untuk membawa transformasi digital ke tingkat berikutnya, terutama dalam menciptakan dunia di mana robotika memperkaya kehidupan sehari-hari, tanpa meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan. 

Vivo sendiri telah melayani lebih dari 500 juta pengguna di lebih dari 60 negara dan wilayah. Ada tiga pilar utama yang membentuk filosofi bisnis Vivo, yakni visi jangka panjang, pendekatan humanis dan kolaborasi dan pencapaian bersama. Ketiganya telah membawa perusahaan menjadi pemimpin pasar domestik di China selama empat tahun berturut-turut.