Profesor hijabers mualaf ini temukan alat rapid test Corona

0
Rapid Test

Profesor Jackie Y. Ying, yang merupakan Direktur Eksekutif Institute of Bioengineering and Nanotechnology (IBN) bersama dengan timnya telah mengembangkan alat pengujian tercepat atau rapid test untuk virus Corona.

Kisah Hijrah Prof Jackie Ying, Mualaf yang Ciptakan Rapid Test ...

Profesor Jackie Ying ini merupakan seorang peneliti berhijab dari Singapura yang berbasis nano-teknologi. Profesor Jackie Ying lahir di Taiwan dan menjadi warga negara Amerika Serikat. Dia dibesarkan di New York dan di Singapura. Dari dua negara itu, Profesor Ying banyak menghabiskan waktunya di Singapura.

Dikutip dari laman Straitstimes, Profesor Ying telah dinobatkan sebagai penemu ilmiah di National Academy of Inventors (NAI), Inggris. Menurut NAI, status tersebut diberikan kepada Prof. Jackie King yang menunjukkan semangat dalam berinovasi untuk menciptakan atau memfasilitasi penemuan baru yang luar biasa serta memberikan kontribusi kepada masyarakat luas.

Selain itu, Ying juga menjadi salah satu dari 155 ilmuwan di seluruh dunia yang menerima gelar kehormatan itu dari NAI.

Prof. Jackie Ying merupakan lulusan fakultas teknik kimia Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kemudian setelah lulus pada 2001, dia menjadi profesor termuda di usia 35 tahun.

Sebagai seorang ilmuwan, Prof. Jackie Ying juga telah menerima puluhan penghargaan dan menerbitkan ratusan artikel akademis di bidangnya. Profesor Jackie saat ini memimpin laboratorium NanoBio, Agency for Science, Technology and Research di Singapura. Dirinya dinominasikan sebagai salah satu dari 500 Muslim yanng paling berpengaruh di dunia.

Fyi, Prof. Jackie mulai memakai hijab setelah melakukan umrah pertamanya. Keputusan tersebut dirinya jalani sesuai dengan ajaran agama Islam dan keyakinannya kepada Allah SWT. Prof Jackie juga aktif melakukan dakwah di Singapura.

Prof. Jackie Ying pun menjawab ketika ditanya tentang hubungan antara Islam dan ilmu pengetahuan bahwa Islam mengajarkan manusia untuk mencari ilmu. Dirinya melanjutkan bahwa dengan ilmu, seorang manusia bisa sangat berguna bagi masyarakat luas.

“Tapi yang paling penting pengetahuan ilmiah atau sains menunjukkan lagi dan lagi akan keberadaan Allah. Jadi, saya tidak berpikir bahwa keduanya (agama Islam dan ilmu pengetahuan) memiliki masalah satu sama lain,” ujarnya.

Baca juga, Gandeng Gojek, Halodoc sediakan rapid test COVID-19 drive thru gratis!


Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.

Tinggalkan Balasan