Eksperimen Twitter terhadap fitur Read Before You Retweet
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- Senin, 28 September 2020 - 14:22 WIB
Awal tahun ini, Twitter meluncurkan semacam eskperimen pada aplikasi smartphone mereka. Fitur tersebut dinakanan Read Before You Retweet.
Dimana pada fitur tersebut, para pengguna ingin me-retweet sebuah link ke sebuah artikel, mereka diminta untuk membuka link dan membaca artikel tersebut terlebih dahulu.
Sebenarnya, pengguna tidak diwajibkan untuk melakukannya. Namun, gagasan di balik fitur read before you retweet adalah bahwa Twitter ingin pengguna mendapatakan gagasan yang lebih baik tentang artikel tersebut sebelum memutuskan apakah mereka harus me-retweetnya.
Menurut Twitter, tampaknya eksperimen ini berhasil. Pasalnya, perusahaan tersebut mengklaim bahwa berdasarkan apa yang mereka temukan selama eksperimen, 40 persen pengguna lebih banyak benar-benar mengeklik link artikel lalu membacanya setelah diminta.
We shouldn’t have to say this, but you should read an article before you Tweet it. https://t.co/Apr9vZb2iI
So, we’ve been prompting some people to do exactly that. Here’s what we’ve learned so far. ⤵️
— Twitter Comms (@TwitterComms) September 24, 2020
” alt=”” />
Mereka juga melihat bahwa jumlah orang yang mengklik artikel sebelum meretweet meningkat 33 persen, sementara beberapa orang akhirnya tidak meretweet setelah membaca artikel tersebut. Menurut Twitter, hal ini baik-baik saja karena beberapa tweet memang sebaiknya ditinggalkan dalam draft.
Bagi mereka yang bertanya-tanya mengapa fitur ini menjadi masalah besar? Alasannya karena kadang-kadang beberapa publikasi menulis judul clickbait dirancang untuk memancing intensi orang-orang. Meskipun, sebenarnya mungkin menceritakan topik yang sedikit berbeda.
Hal ini dapat menyebabkan penyebaran misinformasi atau kesalahpahaman yang sebenarnya tidak perlu. Berdasarkan keberhasilan eksperimen ini, Twitter mengatakan bahwa mereka sekarang berupaya menghadirkan fitur tersebut kepada lebih banyak epngguna di masa mendatang.
Beberapa waktu lalu, Twitter juga melakukan ujicoba untuk fitur voice DM. Dimana fitur ini memungkinkan para pengguna untuk saling mengirim pesan suara melalui DM.
Alex Ackerman-Greenberg, selaku manajer produk untuk Direct Messege memberi tahu pihak The Verge bahwa Twitter akan melakukan ujicoba untuk fitur voice pada DM tersebut. Brazil akan menjadi negara pertama yang diikutsertakan dalam tes tersebut.
Baca juga, Twitter lakukan ujicoba untuk fitur Voice DM
Artikel Terkait
Tips pantau kesehatan di masa pandemi
Pandemi COVID-19 masih belum berakhir. Maka dari itu, OPPO memberi serangkaian tips seputar panta..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 4 tahun lalu
- 3,250
Wanita asal Cina ini temukan lusinan selfie kucing pada tabletnya
Wanita asal Cina menemukan lusinan selfie kucing peliharannya saat sampai di rumahnya. Saat sampa..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 4 tahun lalu
- 3,250
Makan di luar memiliki risiko lebih tinggi tertular COVID-19 daripada naik transportasi umum
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa makan di luar mungkin memiliki risiko lebih tinggi tertula..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 4 tahun lalu
- 3,250
Adobe Liquid Mode gunakan AI untuk mudahkan pengguna baca PDF dari Ponsel
Adobe telah mengungkapkan upaya bertahun-tahun untuk menghadirkan fitur yang didukung oleh Adobe ..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 4 tahun lalu
- 3,250