87% Orang Indonesia Doyan Belanja Lewat Quick Commerce

87% Orang Indonesia Doyan Belanja Lewat Quick Commerce
Life

87% Orang Indonesia Doyan Belanja Lewat Quick Commerce

87% Orang Indonesia Doyan Belanja Lewat Quick Commerce

87% Orang Indonesia Doyan Belanja Lewat Quick Commerce # Sumber : gadgetDiva

Gadgetdiva.id — Riset Populix menyatakan bahwa 87% masyarakat Indonesia aktif berbelanja lewat layanan Quick Commerce. Penelitian tersebut dilakukan pada bulan Oktober 2022 lalu.

Dari data yang dikumpulkan oleh Populix terhadap 1.046 responden laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 18-55 tahun menyatakan bahwa 87% responden aktif menggunakan aplikasi quick commerce. Terutama mereka yang berada di antara usia 26-45 tahun yang berdomisili di daerah Jawa.

Sambut hari pahlawan, Panasonic Gelar Kompetisi Film Maker untuk Kreator Muda

Quick Commerce

Dari berbagai aplikasi dan layanan quick commerce yang bermunculan di Indonesia, para responden masih menggunakan layanan quick commerce yang terintegrasi dengan super apps. Dibandingkan dengan aplikasi yang berdiri sendiri.

Sedangkan, 13% di antaranya emnyatakan bahwa mereka tidak berbelanja emlalui aplikasi quick commerce. Mayoritas dari responden didominasi oleh mereka yang berusia 18-25 tahun.

Hal tersebut dikarenakan mereka tinggal di area yang tidak termasuk dalam cakupan wilayah pengantaran. Serta, belum memiliki kebutuhan untuk berbelanja di layanan quick commerce.

Quick commerce sendiri adalah sebuah tren yang muncul seiring dengan perubahan perilaku belanja dan meningkatnya permintaan akan produk keseharian selama masa pandemi. Model bisnis layanan ini menjanjikan pengiriman barang dalam jumlah kecil dengan durasi pengiriman yang sangat singkat dalam hitungan jam.

Alasan Masyarakat Indonesia Menggunakan Layanan Quick Commerce

Di antara para responden aktif yang menggunakan platform ini untuk berbelanja, mereka menyatakan bahwa quick commerce memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan layanan belanja online lainnya.

Sebanyak 66% responden menyatakan alasannya karena pengiriman cepat. 53% menggunakan karena produk yang diantarkan segar. Semntara, 50% di antaranya menyatakan alasan karena pilihan produknya variatif.

Sebaliknya, responden juga kerap menemukan beberapa kelemahan dari aplikasi quick commerce. Sebanyak 63% responden menyatakan bahwa waktu flash sale yang dihadirkan terlalu singkat. 44% responden menyatakan harga diskon yang sama dengan harga normal produk, sementara 32% menyatakan sistem aplikasi sering bermasalah.

Quick Commerce

Sebagai layanan yang mengandalkan kecepatan durasi pengantaran, mayoritas responden menilai bahwa durasi pengantaran ideal adalah 30 menit hingga satu jam. Secara rata-rata, 80% responden menggunakan layanan quick commerce beberapa kali setiap bulannya untuk berbelanja kebutuhan pokok, makanan ringan (snack), serta bahan memasak dan bumbu dapur.

GoSend (73%), Grab Express (58%), dan kurir yang disediakan oleh aplikasi (35%) merupakan layanan pengiriman yang banyak dipilih untuk memenuhi kebutuhan akan barang-barang tersebut. Sementara itu, mayoritas responden mengandalkan e-wallet (79%) dan cash-on-delivery (56%) sebagai metode pembayaran yang digunakan dalam berbelanja.

Responden, baik laki-laki maupun perempuan, cenderung memilih layanan quick commerce yang tersedia sebagai bagian dari ekosistem supper apps, seperti GoMart (60%), Tokopedia Now! (47%), dan GrabMart Kilat (47%). Di sisi lain, lima aplikasi quick commerce yang banyak digunakan oleh responden meliputi Segari (16%), AlloFresh (13%), TaniHub (12%), Sayur Kilat (8%), dan Astro (6%).

Prediksi Populix terhadap penggunaan layanan quick commerce di masa depan

Sebanyak 86% responden mengatakan telah berbelanja di aplikasi quick commerce dalam sebulan terakhir, bahkan 54% responden di antaranya berbelanja dalam beberapa hari terakhir. Hampir seluruh responden (97%) mengatakan akan terus berbelanja di aplikasi quick commerce karena kemudahan pemesanan barang yang dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja (71%), waktu pengiriman yang singkat (62%), kualitas produk yang baik (48%), kemampuan untuk melacak progres pengiriman (46%), ketersediaan berbagai variasi produk (45%), hingga harga yang lebih murah (45%). 

Quick Commerce

Sebaliknya, di antara 3% responden yang enggan berbelanja di aplikasi quick commerce mengatakan biaya pengiriman yang mahal (40%), tidak bisa mencoba atau melihat produk secara langsung sebelum membeli (39%), durasi pengiriman yang lama (29%), ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi yang dicantumkan dalam aplikasi (27%) sebagai beberapa alasan mereka tidak akan berbelanja lagi di aplikasi quick commerce ke depannya.

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News


author-img_1

Nadhira Aliya Nisriyna

Reporter

Bergabung di Gadgetdiva.id sejak Maret 2020. Gemar menonton film, drama dan series. Pernah jadi Editor di deCODE Magazine.

Artikel Terkait

Tiket Konser ITZY CHECKMATE Sudah Mulai Dijual di tiket.com
Life

Tiket Konser ITZY CHECKMATE Sudah Mulai Dijual di tiket.com

Gadgetdiva.id — Penjualan tiket konser ITZY CHECKMATE sudah dimulai sejak 10 November 2022..

Sambut hari pahlawan, Panasonic Gelar Kompetisi Film Maker untuk Kreator Muda
Life

Sambut hari pahlawan, Panasonic Gelar Kompetisi Film Maker untuk Kreator Muda

Gadgetdiva.id — Ajang kompetisi Panasonic Young Film Maker 2022 hadir dengan warna baru den..

Waspada Pakai VPN! Ada Spyware Sandstrike
Life

Waspada Pakai VPN! Ada Spyware Sandstrike

Gadgetdiva.id — Pada kuartal ketiga tahun 2022, peneliti Kaspersky menemukan spyware Sandst..

Film Disenchanted Siap Tayang di Disney+ Hotstar, Cek Trailernya
Life

Film Disenchanted Siap Tayang di Disney+ Hotstar, Cek Trailernya

Gadgetdiva.id — Film “Disenchanted” dikabarkan akan tayang di Disney+ Hotstar ..


;