Diskriminasi TikTok Terhadap Influencer: Beda Warna Kulit, Beda Bayaran

TikTok
TikTok

GadgetDIVA -  Influencer dari kalangan kulit berwarna seringkali mengeluhkan bayaran yang lebih rendah dibandingkan rekan-rekan mereka yang berkulit putih. Data baru kini membantu mengungkap ketidakadilan dalam pembayaran ini. 

Berdasarkan laporan dari firma manajemen talenta SevenSix Agency yang berbasis di Inggris, terungkap bahwa kreator dengan kulit gelap mendapatkan bayaran 44,63% lebih rendah dibandingkan dengan kreator berkulit terang. Laporan ini juga mengungkap perbedaan bayaran berdasarkan jenis rambut.

Laporan harga influencer tahun 2024 ini dipaparkan oleh Business Insider baru-baru ini. Talent Management SevenSix mensurvei 300 influencer kulit putih dan influencer berwarna di Inggris dari Maret hingga Mei 2024. Survei ini bertujuan untuk menyoroti ketidakadilan pembayaran influencer dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, disabilitas, dan latar belakang etnis. Influencer yang berpartisipasi mengidentifikasi diri sebagai ras Arab, kulit Hitam, Asia Timur, Latin, campuran putih/Hitam, campuran/etnis lain, Asia Selatan, Asia Tenggara, putih, dan lain-lain.

“Kami memerlukan data untuk mendukung apa yang selalu kami katakan, yaitu bahwa kreator berkulit terang atau dengan ras yang ambigu lebih banyak mendapatkan pekerjaan dibandingkan mereka yang berkulit gelap,” ungkap Charlotte Stavrou, pendiri SevenSix Agency. “Kami ingin berhati-hati dalam berbicara kepada merek, karena tidak ingin menyerang mereka dengan tuduhan bias, sehingga kami mendekatinya dari sudut pandang edukasi.” tambahnya.

Studi ini menemukan bahwa influencer kulit Hitam dibayar 34% lebih rendah dibandingkan influencer kulit putih pada tahun 2024, naik dari perbedaan 22% yang ditemukan dalam studi agensi tahun 2022. Kesenjangan di Inggris ini mirip dengan perbedaan 35% yang ditemukan antara kreator kulit putih dan Hitam di Amerika Serikat dalam laporan tahun 2021 oleh The Influencer League dan MSL Group.

Untuk mengatasi ketidakadilan pembayaran ini, laporan tersebut menyertakan tarif yang disarankan bagi kreator dan merek dalam negosiasi kesepakatan kemitraan. “Dalam pengalaman saya, kebanyakan influencer tidak tahu berapa seharusnya mereka menagih,” kata Stavrou.

Dalam penelitian ini, semakin terang kulit kreator, semakin banyak uang yang mereka hasilkan. Influencer dengan kulit “deep tan” memperoleh bayaran paling rendah untuk postingan bersponsor di Instagram, dengan rata-rata $1.187 atau Rp19 jutaan, sementara mereka yang berkulit terang memperoleh rata-rata $2.142 atau Rp35 jutaan. Informasi ini menambah nuansa lebih lanjut tentang mengapa dua kreator dengan etnis yang sama bisa memiliki permintaan dan bayaran yang berbeda.

Laporan ini juga menemukan bahwa jenis rambut mempengaruhi pendapatan, faktor yang jarang diperhitungkan dalam analisis ketidakadilan pembayaran lainnya. Jenis rambut yang disurvei berkisar dari tipe 1 (sangat lurus) hingga 4C (sangat keriting). Influencer dengan rambut tipe 2A melaporkan bayaran tertinggi sebesar $2.191 atau Rp35,9 jutaan, sementara mereka dengan rambut tipe 4B melaporkan bayaran terendah sebesar £800, atau $1.023 atau Rp16,7 jutaan.

“Jika Anda berada dalam komunitas perawatan rambut atau memiliki jenis rambut yang ‘sulit diatur’, yang biasanya rambut keriting, Anda telah menyadari hal ini sejak lama,” kata Stavrou. “Kami hanya memiliki bukti anekdotal sejauh ini, dan studi ini akhirnya membuktikan bagaimana hal ini mempengaruhi pendapatan.”

Data tentang diskriminasi usia juga perlahan muncul. Meskipun Generasi X, boomer, dan orang tua lainnya banyak hadir di platform seperti Instagram dan TikTok, mereka tidak menghasilkan sebanyak kreator Gen-Z dan milenial, menurut data. Di TikTok, influencer berusia 18 hingga 39 tahun menghasilkan 144% lebih banyak dibandingkan mereka yang berusia di atas 40 tahun. Namun, sebaliknya terjadi di Instagram, di mana mereka yang berusia 40 hingga 59 tahun memperoleh $1.978 atau Rp32,4 jutaan, melalui reels dibandingkan mereka yang berusia 18 hingga 25 tahun, yang memperoleh rata-rata $1.592 atau Rp26,1 juta.

Studi ini juga menemukan bahwa hampir 60% influencer di atas 40 tahun melaporkan merasa diperlakukan berbeda berdasarkan usia mereka. Dibandingkan dengan influencer kulit putih, studi ini menemukan bahwa influencer Hitam memperoleh 34,04% lebih rendah, influencer Asia Selatan 30,70% lebih rendah, influencer Asia Timur 38,40% lebih rendah, dan influencer Asia Tenggara 57,22% lebih rendah.

Ketidakadilan pembayaran berdasarkan warna kulit dan jenis rambut ini menyoroti perlunya perubahan dalam industri influencer. Edukasi bagi merek dan pemahaman yang lebih baik tentang nilai influencer yang beragam adalah langkah penting untuk mencapai kesetaraan yang lebih baik dalam dunia pemasaran digital.

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.

Jurnalis teknologi dan gadget sejak 2005. Mulai dari Majalah Digicom, pernah di Tabloid Ponselku, pendiri techno.okezone.com, 5 tahun di Viva.co.id, 2 tahun di Uzone.id. Pernah bikin majalah digital Klik Magazine, sempat di perusahaan VAS Celltick Technologies. Sekarang jadi founder Gadgetdiva.id, bantuin Indotelko.com dan Gizmologi.id. Supermom dengan 2 orang superkids.