"Killer Robot" dan AI ini dapat memusnahkan umat manusia
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- Selasa, 25 Agustus 2020 - 18:26 WIB
Penelitian terbaru menyatakan bahwa semakin banyak negara yang emmberlakukan larangan senjanta otonom penuh untuk mencegah penciptaan “Killer Robot”. Hal ini dapat diartikan bahwa sistem senjata yang disebut Killer Robot ini dapat memilih dan melibatkan target tanpa kendali manusia merupakan sesuatu yang tak dapat diterima.
Dilansir dari Telegraph, sebuah penelitian dari Human Rights Watch menyatakan 30 negara kini berkinginan untuk melakukan perjanjian internasional yang diperkenalkan atas penggunaan kekuatan. “Menghentikan Killer Robot: Posisi Senjata Otonomi Penuh dan Mempertahankan Kontrol Manusia”, tulis review dari 97 negara yang secara terbuka membahas robot ini sejak 2013 lalu.
Meskipun tidak menyebut Inggris di antara negara-negara yang menyerukan larangan langsung terhadap senjata otonom, laporan tersebut mengatakan kebijakan Inggris adalah bahwa harus selalu ada “pengawasan manusia” saat menggunakan senjata tersebut, namun mencatat bahwa pihaknya sedang mengembangkan beberapa “solusi otonom” dalam sistem senjata.
Mary Wareham, direktur Advokasi Divisi Senjata di Human Rights Watch dan koordinator dari Kampanye Menghentikan Killer Robot, menyatakan bahwa tindakan internasional yang mendesak telah diperlukan dalam masalah ini. Pasalnya, teknologi artificial intelligence (AI) terus digunakan.
“Menghapus kendali manusia dari penggunaan kekuatan sekarang secara luas dianggap sebagai ancaman besar bagi umat manusia seperti perubahan iklim, membutuhkan tindakan multilateral yang mendesak,” katanya. Menurutnya, perjanjian pelarangan internasional ini adalah satu-satunya cara yang efektif untuk menghadapi tantangan serius yang ditimbulkan oleh senjata otonom.
Wareham juga menyatakan mempertahankan kendali manusia atas penggunaan kekerasa adlah keharusan yang etis, kebutuhan hukum dan kewajiban moral. Semua negera perlu menanggapi dengan mendesak dan membuka negosiasi tentang pernjanjian larangan internasional yang baru.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa sementara jumlah organisasi dan negara internasional telah mendukung kampanye tersebut, sejumlah kecil kekuatan militer, termasuk Amerika Serikat dan Rusia telah “dengan tegas menolak proposal” seputar regulasi.
“Banyak pemerintah memiliki keprihatinan yang serius dan sama atas izin mesin untuk mengmabil nyawa manusia di medan perang dan keinginan mereka untuk kontrol manusia membeirkan dasar yang kuat untuk tindakan kolektif,” jelas Wareham. “Sementara, saat ini pandemi telah menunda diplomasi untuk menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dan menanggapi dengan urgensi ancaman eksistensial bagi umat manusia, seperti killer robot.”
Artikel Terkait
#HariTagar: Lima tagar populer yang ramai di Twitter
Menandai hari jadi penggunaan tagar dan 23 Agustus ditetapkan sebagai #HariTagar, Twitter umumkan..
- by Jihan Nasir
- 4 tahun lalu
- 3,250
Gunakan Asisten Google, akses LINE tinggal perintah suara!
LINE umumkan saat ini telah perluasan layanannya yang bisa memungkinkan paradiva menggunakan apli..
- by Jihan Nasir
- 4 tahun lalu
- 3,250
Paket kuota belajar Telkomsel 10GB hanya Rp 10.000!
Mendukung proses pembelajaran jarak jauh di masa Pandemi ini, Telkomsel kembali menghadirkan inov..
- by Jihan Nasir
- 4 tahun lalu
- 3,250
5 Tips untuk Menghindari Pencurian Identitas
Hai paradiva, kalian sudah tahu belum kalau banyak sekali pencurian identitas saat ini, bahaya se..
- by Firda Zahara
- 4 tahun lalu
- 3,250