Aplikasi ini bisa menambah sensor pemantauan kualitas udara

0
Aplikasi Nafas

Miliki 27 sensor aktif di wilayah DKI Jakarta, Nafas sebagai aplikasi kualitas udara lokal bakal siap dukung gubernur Anies Baswedan dalam menambah sensor pemantauan kualitas udara.

Aplikasi Nafas telah memasang 27 sensor kualitas udara di berbagai titik DKI Jakarta. Setiap sensor itu nantinya dapat memberikan data kualitas udara real-time bagi paradiva melalui aplikasi.

Aplikasi pemantauan kualitas udara ini memberikan data kualitas udara di DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi dan Depok.

Sebelumnya, Pemprov DKI bersama dengan Bloomberg Philanthropies dan Vital Strategies meluncurkan kerjasama berupa Aksi Menuju Udara Bersih Jakarta pada tanggal 23 September 2020 kemarin.

Menurut Gubernur DKI Anies Baswedan melalui teleconference, para pakar memperkirakan bahwa polusi udara turut berkontribusi terhadap 5,5 juta kasus infeksi saluran pernapasan karena polusi di Jakarta setiap tahunnya. Atau dengan kata lain, terdapat 11 kasus per menit.

Dalam event tersebut, Pemprov DKI dan Bloomberg Philanthropies turut mengumumkan beberapa inisiatif untuk mengatasi masalah polusi udara di Jakarta, termasuk website dan dokumen “Menuju Udara Bersih Jakarta”.

Langkah pertama yang disampaikan dalam dokumen tersebut adalah Pemantauan Kualitas Udara Ambien, dimana salah satu inisiatif adalah memperbesar jaringan pemantauan kualitas udara di Jakarta.

Data yang benar-benar lokal sangat penting untuk mengetahui kualitas udara di sekitar mereka. Hal inilah yang membuat kami merancang Nafas untuk terhubung ke total 45 jaringan sensor PM2.5 kami sendiri di Jabodetabek.” ungkap Nathan Roestandy, selaku Co-founder & Chief Executive Officer nafas.

Dalam kesempatan yang sama, Piotr Jakubowski, selaku mantan Chief Marketing Officer Gojek sekaligus Co-founder & Chief Growth Officer nafas mengatakan bahwa sensor yang di gunakan juga dipakai di lebih dari 400 pemerintah lokal di seluruh Eropa termasuk Inggris, Belanda, Norwegia, Polandia, Italia, Jerman, Belgia dan lainnya, lho!

Dengan jaringan 45 sensor yang sudah terpasang, Nathan dan Piotr berharap data kualitas udara ini bisa dipakai pemerintah dan juga publik dengan aplikasi yang mudah dipakai dan dibaca.

Selanjutnya, Isabella Suarez selaku Southeast Asia Analyst di CREA (Center For Research on Energy and Clean Air) salah satu organisasi yang menjalankan riset tentang polusi udara mengungkapkan, “Jaringan pemantauan yang  besar memungkinkan warga Jakarta tidak hanya memantau udara yang mereka hirup secara real time, tetapi juga memberi mereka alat yang ampuh untuk memastikan bahwa inisiatif penting ini berjalan seperti yang dijanjikan.” 

Salah satu contoh case study kesuksesan pemasangan jumlah sensor pemantauan kualitas udara adalah Breathe London, inisiatif pemerintah kota London di Inggris. Dengan menciptakan jaringan 100 sensor, proyek tersebut melengkapi kekurangan data area dengan tingkat polusi tinggi yang tadinya belum terpenuhi.

Dengan data jaringan pantauan kualitas udara yang luas, pemerintah kota London mengimplementasikan beberapa inisiatif, berefek pada penurunan konsentrasi polutan sebanyak 36% dalam kurun waktu 6 bulan, dan pemetaan data tersebut juga membantu menurunkan tingkat polusi dan kebijakan pengendalian polusi sesuai target.

“Proyek Breathe London adalah contoh menarik. Berkat kehadiran jumlah alat pemantauan kualitas udara yang tinggi, hal ini mampu membawa kesuksesan kepada kota untuk mengatasi masalah polusi udara. Kami harap akses kepada data kualitas udara dari aplikasi nafas mampu membantu Pemprov DKI mencapai inisiatif ‘Menuju Udara Bersih Jakarta’,” Tutup Piotr.

Baca juga, Digitalisasi warung kelontong, Gojek luncurkan aplikasi GoToko


Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.

Tinggalkan Balasan