Google Luncurkan Aplikasi Penelitian Medis

Google Luncurkan Aplikasi Penelitian Medis
News

Google Luncurkan Aplikasi Penelitian Medis

Google Luncurkan Aplikasi Penelitian Medis

Google Luncurkan Aplikasi Penelitian Medis # Sumber : gadgetDiva

Rabu (9/12) kemarin, Google mengumumkan bahwa mereka meluncurkan aplikasi penelitian medis baru untuk ponsel Android. Aplikasi tersebut memungkinkan siapa saja yang memiliki perangkat dapat berpartisipasi dalam penelitian medis.

Aplikasi tersebut dinamakan Google Health Studies. Studi pertama yang dijalankan melalui aplikasi tersebut melihat penyakit pernapasan seperti flu dan COVID-19.

China negara kedua yang tancapkan bendera di Bulan

Peserta dalam penelitian ini akan menggunakan aplikasi untuk melaporkan gejala pernapasan apapun, tindakan pencegahan yang mereka lakukan untuk mencegah penyakit dan apakah mereka telah diuji untuk COVID-19 atau flu.

Aplikasi ini akan mengumpulkan data demografis, seperti usia, jenis kelamin dan ras juga. “Peneliti dalam studi ini dapat memeriksa tren untuk memahami hubungan antara mobilitas (seperti jumlah perjalanan harian yang dilakukan seseorang di luar rumah) dan penyebaran COVID-19,” tulis Google dalam siaran persnya.

Lebih lanjut, aplikasi penelitian medis dari Google ini akan mengirimkan data ke peneliti menggunakan teknik yang disebut pembelajaran federasi. Dimana mereka akan mengumpulkan tren gabungan dari beberapa perangkat daripada menarik informasi dari setiap peserta secara individual.

Aplikasi Google Health Studies merupakan jawaban untuk aplikasi riset milik Apple yang berjalan di perangkat iOS. Tahun lalu, mereka meluncurkan studi tentang siklus menstruasi, mobilitas dan kesehatan jantung, serta pendengaran.

Tak hanya itu, Apple juga memungkinkan peneliti membangun aplikasi iPhone mereka sendiri melalui program ResearchKit.

Studi yang dijalankan melalui aplikasi yang memiliki peringatan sama seperti penlitian dari produk yang dapat dikenakan komersial lainnya: mereka hanya dapat mendaftarkan orang yang dapat membeli produk seperti ponsel Android.

Aplikasi ini juga menggunakan sistem Aggregated data yang merupakan cara baik untuk melindungi privasi, namun itu berarti peneliti tidak dapat melihat informasi secara terperinci.

Pengguna ponsel Android memiliki pendapatan rata-rata yang lebih rendah daripada pengguna iPhone yang mungkin merupakan keuntungan untuk aplikasi Google Health Studies.

“Android mungkin mewakili kumpulan data yang lebih beragam [daripada iPhone]. Kami sangat senang dengan kemampuan untuk memanfaatkannya, “John Brownstein, kepala bagian inovasi Rumah Sakit Anak Boston yang mengerjakan studi dengan Google,” mengatakan kepada Stat News.

Baca juga, Photo Printer Kecil Xiaomi ini Mirip Pokémon


author-img_1

Nadhira Aliya Nisriyna

Reporter

Bergabung di Gadgetdiva.id sejak Maret 2020. Gemar menonton film, drama dan series. Pernah jadi Editor di deCODE Magazine.

Artikel Terkait

Levi's® Lakukan Kolabirasi dengan Bitmoji untuk Sediakan Avatar di Snapchat
News

Levi's® Lakukan Kolabirasi dengan Bitmoji untuk Sediakan Avatar di Snapchat

Levi’s® melakukan kolaborasi dengan Bitmoji dalam menyediakan sejumlah avatar pribadi deng..

China negara kedua yang tancapkan bendera di Bulan
News

China negara kedua yang tancapkan bendera di Bulan

China kedapatan menjadi negara kedua yang tancapkan bendera di permukaan Bulan yang dikabarkan se..

Gojek, Hollaback! dan KAKG beri edukasi online terkait anti kekerasan seksual
News

Gojek, Hollaback! dan KAKG beri edukasi online terkait anti kekerasan seksual

Gojek bersama Hollaback! Jakarta serta Kolektif Advokat untuk Kesetaraan Gender (KAKG), beri eduk..

Pomelo resmi buka toko Ritel Omnichannel di Indonesia
News

Pomelo resmi buka toko Ritel Omnichannel di Indonesia

Hari ini platform Pomelo secara resmi membuka toko ritel pertamanya di Indonesia dengan menghadir..


;