Pakaian petenis selalu serba putih, ternyata ada sejarahnya
- by Fikriyah Nur Rifqy
- Senin, 16 Juli 2018 - 11:34 WIB
Diva says – Pakaian petenis selalu serba putih. The Wimbledon Championship merupakan pertandingan olahraga tenis yang memiliki ciri khas dan tradisi unik. Ciri khas yang melekat pada olahraga ini berada pada bentuk dan warna pakaian yang dikenakan para pemainnya. Pakaian ketat serba putih menjadi sebuah keharusan bagi mereka yang akan bertanding di lapangan. Para pemain pun tidak boleh sembarangan memilih warna putih. Mereka perlu berhati-hati karena warna krem yang mirip dengan warna putih tidak diperbolehkan.
Lebih lanjut, turnamen mengizinkan pemainnya untuk mengenakan beberapa aksesoris berwarna, seperti necklines, manset pergelangan tangan, dan ikat kepala. Meski demikian, jumlah tampilan warna pada aksesoris ini memiliki aturan yang sangat spesifik, antara lain ukuran strip warna tidak boleh lebih lebar dari satu sentimeter, serta logo pada pakaian yang memiliki pola tidak boleh digunakan.
Lalu, seperti apa sih asal mula pakaian serba putih dalam pertandingan tenis ini? Berikut jawabannya.
Pada era 1800-an muncul sebuah gagasan “Tenis Putih” ketika orang-orang akan memainkannya pada acara sosial. Orang-orang tersebut memakai warna putih dengan tujuan menghindari keringat yang bisa menempel di pakaian mereka, seperti yang dijelaskan oleh Valerie Warren dalam Fashions Tenis: Lebih dari 125 Tahun Perubahan Kostum.
Menurut Warren, “peningkatan keterampilan pada permainan menyebabkan lebih banyak gerakan di lapangan. Itu menyebabkan masalah keringat yang ditakuti, menyebabkan munculnya pakaian basah yang memalukan pada kain berwarna.”
Ia pun menambahkan, warna putih ini sebagai solusi khusus untuk wanita karena menurutnya aneh jika wanita terlihat berkeringat.
Setelah menetapkan pakaian serba putih, The Wimbledon menambahkan sebuah peraturan mengenai jumlah warna aksesoris yang digunakan oleh para pemain seperti manset, dan ikat kepala. The Wimbledon hanya mengizinkan penggunaan satu warna dan ukuran lebar yang tidak lebih dari satu sentimeter pada setiap aksesoris tersebut.
Pertandingan ini juga memberlakukan peraturan pakaian dalam yang dikenakan pemain harus terlihat sangat lebar. Di tahun yang sama, seorang mantan juara Wimbledon, Pat Cash tidak setuju dengan peraturan baru ini. Ia menganggap, The Wimbledon seakan memaksa pemain wanita untuk tidak menggunakan pakaian dalam saat bertanding di lapangan.
Setiap negara memiliki peraturan yang berbeda. Seperti halnya The US Open yang pada awalnya mengharuskan pemainnya mengenakan pakaian serba putih, namun pada tahun 1977 The US Open membolehkan mereka mengenakan baju berwarna selain putih.
Begitu pula dengan Australia Open yang memiliki peraturan lebih ketat. Saat bermain tenis, pemain harus memakai “pakaian yang bisa diterima” termasuk penutup kepala yang menurut wasit cocok. Tak hanya itu, pemain hanya boleh menggunakan satu logo yang terletak pada lengan baju mereka. Logo atau desain yang terletak pada penutup kepala pun harus “khusus tenis”.
Artikel Terkait
The Barbie Foot, pose jinjit jadi tren kekinian
Diva says – The Barbie Foot adalah cara berpose di depan kamera yang sedang tren saat ini. ..
- by Fikriyah Nur Rifqy
- 6 tahun lalu
- 3,250
Tiga fitur baru Instagram, ada efek kamera Ariana Grande
Diva says – Sejak hari Senin lalu, warganet kembali heboh dengan hadirnya fitur-fitur baru..
- by Fikriyah Nur Rifqy
- 6 tahun lalu
- 3,250
Ternyata selama ini kita salah pakai deodoran di ketiak
Diva says – Aktivitas sehari-hari yang padat dan penuh keringat, kadang membuat was-was ka..
- by Redaksi
- 6 tahun lalu
- 3,250
Ada mural keren tapi cuma pemilik 20.000 follower yang boleh foto
Diva says – Sebuah mural keren di Los Angeles menyita perhatian warganet, terutama para in..
- by Redaksi
- 6 tahun lalu
- 3,250