Tumbuh Pesat 3 Tahun, Pelanggan 5G Dunia Tembus 700 juta
- by Siti Sarifah Aliah
- Jumat, 28 Oktober 2022 - 09:49 WIB
Gadgetdiva.id — Pelanggan 5G dikabarkan sudah mencapai 700 juta orang. Sampai Oktober 2022, sudah ada lebih dari 230 operator telekomunikasi di seluruh dunia yang meluncurkan layanan 5G komersial. Dari seluruh operator tersebut, 3 juta base station 5G telah terpasang dan melayani lebih dari 700 juta pelanggan tersebut.
Ini membuktikan jika 5G tumbuh dengan cepat, bahkan lebih cepat ketimbang teknologi selular yang ada sebelumnya. Hal ini sama dengan apa yang dipaparkan Rotating Chairman Huawei, Ken Hu dalam Huawei Global Mobile Broadband Forum (MBBF) ke-13.
Hu mengungkap jika dalam waktu hanya tiga tahun, dunia telah melihat kemajuan yang sangat solid dalam hal penyebaran jaringan, layanan konsumen, dan aplikasi dalam industri.
“5G saat ini melaju di jalur cepat dan kita semua perlu merasa bangga dengan kemajuan yang telah kita capai. Akan tetapi, banyak hal lain yang dapat kita lakukan untuk memaksimalkan nilainya. Kita perlu bekerja sama untuk sepenuhnya melepaskan potensi jaringan 5G dan memperluas dampaknya dalam bentuk layanan seperti cloud dan integrasi sistem. Bersama-sama, kita dapat mendorong lompatan perkembangan dalam jaringan 5G, aplikasinya, dan industri secara keseluruhan,” papar Hu.
Pelanggan 5G Dunia
Di sektor telekomunikasi, layanan pelanggan 5G masih merupakan penyumbang pendapatan terbesar bagi bisnis operator telekomunikasi atau pengelola jaringan (carrier). Seiring dengan peningkatan penetrasi pelanggan 5G, kian banyak orang yang merasakan sendiri pengalaman yang jauh lebih mengesankan, sehingga mendorong pergeseran dalam perilaku konsumen, salah satunya adalah lonjakan trafik video high definition (HD).
Muncul berbagai aplikasi seluler baru dengan memanfaatkan kecepatan 5G yang jauh lebih tinggi serta latensi yang lebih rendah, yang kemudian mendongkrak rata-rata konsumsi data pengguna (DOU) menjadi dua kali lipat serta meningkatkan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) sebesar 20% – 40%, berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan bisnis operator telekomunikasi secara stabil dari lini bisnis konektivitas.
Pada saat yang sama, aplikasi B2B 5G berkembang menjadi mesin pencetak dan pendorong pendapatan baru bagi operator telekomunikasi, yang menciptakan pendapatan dalam jumlah cukup besar dari sejumlah sektor industri seperti migas, manufaktur, dan transportasi.
Tak sekadar inovatif, aplikasi-aplikasi ini juga menghasilkan nilai komersial secara nyata bagi bisnis operator telekomunikasi. Sebagai gambaran, pada tahun 2021, sebuah operator telekomunikasi di Tiongkok berhasil meraup lebih dari CNY3,4 miliar (sekitar USD500 juta) pendapatan baru yang dihasilkan dari lebih dari 3.000 proyek 5G industrial. Yang tak kalah mengagumkannya, proyek-proyek ini juga menghasilkan pendapatan hingga 10 kali lipat dari yang dihasilkan oleh berbagai layanan data dan TIK terintegrasi.
Aplikasi B2B 5G digadang-gadang akan menjadi alur pendapatan dengan pertumbuhan tercepat bagi operator telekomunikasi. Teknologi 5G memampukan terciptanya berbagai inovasi dalam skenario layanan, aplikasi, dan model bisnis, yang semuanya akan membuka jalan bagi peluang pertumbuhan industri yang tak terbayangkan sebelumnya.
“Untuk dapat menangkap semua peluang ini ada sejumlah hal yang perlu kita lakukan,” kata Hu.
Bangun jaringan lebih luas lagi
Cakupan yang lebih luas bukanlah satu-satunya tujuan membangun jaringan, sebab idealnya jaringan dibangun guna mengoptimalkan berbagai bentuk pengalaman pengguna. Sebagai contoh, operator telekomunikasi di Tiongkok telah mengoptimalkan jaringan mereka untuk TikTok dan layanan video populer lainnya, pertama-tama dengan memangkas gangguan penundaan input hingga 50% dan frame freeze (gambar berhenti) hingga 90%. Dengan pengalaman video yang lebih mulus, konsumsi data meningkat dua kali lipat dan menarik lebih banyak konsumen untuk menggunakan layanan 5G.
Mendorong pengembangan 5,5G
Untuk mendorong 5G ke tingkat yang lebih tinggi, Huawei bekerja sama dengan para operator telekomunikasi dan mitra industri dan mengajukan empat fitur untuk 5,5G, yang merupakan evolusi selanjutnya dari teknologi 5G: kecepatan downlink 10 Gbps, kecepatan uplink 1 Gbps, dukungan untuk 100 miliar koneksi, dan native intelligence atau kecerdasan asli.
“Seluruh pelaku industri perlu bekerja sama untuk menentukan serangkaian standar, mempersiapkan spektrum, dan membangun ekosistem 5,5G ini,” tegas Hu.
Inovasi untuk maksimalkan 5G
Dengan bandwidth lebar dan latensi rendah, 5G dapat diintegrasikan dengan cloud dan AI (Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan) untuk menyediakan layanan yang benar-benar baru bagi konsumen maupun dunia usaha. Operator telekomunikasi akan dapat menyajikan berbagai pengalaman baru seperti realitas terkembang (extender reality atau XR), cloud gaming, dan layanan panggilan yang diperkaya bagi konsumen individual, serta menghadirkan solusi transformasi digital yang lebih komprehensif bagi bisnis. Semua ini akan membuka aliran pendapatan baru, memberikan kesempatan bagi operator telekomunikasi untuk mengembangkan lebih dari sekadar konektivitas menuju layanan cloud dan integrasi sistem.
Digitalisasi industri adalah gelombang berikutnya dalam pembangunan ekonomi global. Sebagai pemampu utama transformasi digital, 5G membuka pintu ke dunia penuh peluang baru. Akan tetapi untuk mewujudkan ini, ekosistem TIK perlu bekerja sama dan melakukan yang terbaik yang mereka mampu. “Jika kita bekerja bersama-sama, kita akan dapat mendorong lompatan perkembangan dalam jaringan 5G, aplikasinya, dan industri secara keseluruhan,” pungkas Hu.
Global Mobile Broadband Forum 2022 diselenggarakan oleh Huawei, bersama dengan mitra industrinya GSMA dan GTI. Dalam forum tahunan ini berkumpul para pelaku industri dari kalangan operator telekomunikasi jaringan seluler, pemimpin industri vertikal, dan mitra ekosistem lainnya dari seluruh dunia, di mana mereka membahas cara-cara untuk mendorong keberhasilan komersial 5G, serta berbagai topik penting dalam industri seperti pembangunan hijau, kecerdasan, dan evolusi 5G.
Siti Sarifah Aliah
ReporterJurnalis teknologi dan gadget sejak 2005. Mulai dari Majalah Digicom, pernah di Tabloid Ponselku, pendiri techno.okezone.com, 5 tahun di Viva.co.id, 2 tahun di Uzone.id. Pernah bikin majalah digital Klik Magazine, sempat di perusahaan VAS Celltick Technologies. Sekarang jadi founder Gadgetdiva.id, bantuin Indotelko.com dan Gizmologi.id. Supermom dengan 2 orang superkids. update
Artikel Terkait
XL Axiata Pastikan Jaringan 5G dan 4G Prima di KTT G20 Bali
Gadgetdiva.id — KTT G20 akan segera dihelat. XL Axiata memastikan jika jaringan 5G dan 4G m..
- by Jundi Amrullah
- 2 tahun lalu
- 3,250
Bukit Algoritma Kelamaan, Sudah Ada Digital Hub Sinar Mas Land
Gadgetdiva.id — Digital Hub Sinar Mas Land digadang akan menjadi ekosistem digital di dunia..
- by Siti Sarifah Aliah
- 2 tahun lalu
- 3,250
Pengaruh Perang Tarif Internet ke Penyedia Fixed Broadband di Indonesia
Kerasnya kompetisi antar operator selular membuat tarif data terus menukik. Kementerian Komunikas..
- by Jundi Amrullah
- 2 tahun lalu
- 3,250
12.000 Cuitan Keluhkan WA Down di Twitter Gegara WhatsApp
Gadgetdiva.id — WA Down dan WhatsApp menjadi trending topik di Twitter hari ini, 25 Oktober..
- by Jundi Amrullah
- 2 tahun lalu
- 3,250