Ternyata, cahaya dari ponsel bisa merusak kulit wajah!
- by Jihan Nasir
- Jumat, 16 Agustus 2019 - 18:59 WIB
Diva says – Bianca, wanita asal Iggris yang berusia 29 tahun baru-baru ini memberitahu bahwa dia sempat merasa kaget dan khawatir mengetahui seberapa parah dampak dari pancaran sinar HEV yang terdapat pada ponsel dan layar komputer terhadap kulit wajahnya.
Bianca Knight sangat terkejut ketika mengetahui bagaimana cahaya biru atau sinar HEV yang terdapat dari sinar ponsel dan layar komputer telah merusak kulit wajahnya. Setelah mengetahui hal itu, Bianca mulai menggunakan krim yang mengandung SPF di dalam ruangan, setelah mengalami pengelupasan pada kulit wajahnya.
Khawatir dengan kulit wajahnya, Bianca berkunjung ke Dr. Rekha Tailor di Health and Aesthetics, Surrey. Dr. Tailor menawarkan kepada Bianca sebuat tes Pigmentasi Permukaan Skala Cokelat untuk mengetahui seberapa parah kerusakan di bawah permukaan kulitnya.
“Saya terkejut menemukan tingkat kerusakan tidak hanya pada lapisan luar kulit, seperti yang diharapkan dari sinar UV, tetapi juga dari lapisan bawah kulit dari cahaya HEV,” tambah Bianca.
Dilansir Dailymail, blue light atau sinar biru digolongkan sebagai high-energy visible light (HEV light), Cahaya HEV ini merupakan paparan cahaya biru atau cahaya ungu dari spektrum sinar matahari yang terlihat. Jadi tidak seperti sinar UV yang dapat dilihat dan dihilangkan dari hal-hal seperti televisi dan layar ponsel.
Selain bersumber dari sinar matahari, blue light juga berasal dari berbagai layar digital, seperti layar komputer, televisi, maupun smartphone dan peralatan elektronik lainnya untuk meningkatkan keterangan dan kejelasan layar.
Walaupun relatif tidak diketahui, penelitian telah membuktikan bahwa cahata HEV mempengaruhi kondisi kulit dan dapat menyebabkan kulit menua sebelum waktunya. Bedanya, sinar UV menembus lapisan kulit luar, sedangkan cahaya HEV menembus lapisan bawah pada kulit.
Cahaya HEV tidak terhubung dengan kanker kulit atau terbakar sinar matahari, itu pasti terkait dengan penuaan dan juga dapat menyebabkan hiperpigmentasi dan dapat berkontribusi pada kondisi seperti bintik-bintik penuaan dan bintik-bintik efek dari sinar matahari. Bahkan informasi dari salah seorang Dokter bahwa ketika kita melakukan selfie sekalipun dapat berdampak terpancar cahaya yang bisa menyebabkan penuaan pada kulit wajah.
Sebulan kemudian, Bianca menjalani tes lain dan melihat kulitnya tampak membaik secara signifikan berkat pengelupasan dan penggunaan krim pelindung sinar setiap hari. Wanita itu mengungkapkan, “Saya terkejut menemukan tingkat kerusakan tidak hanya pada lapisan luar kulit, seperti yang diharapkan dari sinar UV, tetapi juga dari lapisan bawah kulit dari cahaya HEV,” tambah Bianca.
Penting untuk memastikan perawatan kulit mencakup aktivitas harian kamu menggunakan krim yang tidak hanya perlindungan UVA dan UVB, tetapi juga memiliki perlindungan HEV dan penggunaannya krim pelinding selama 365 hari dalam setahun untuk mendapatkan perlindungan terbaik pada kulit.
Artikel Terkait
3 Indonesia luncurkan #CicilanPakaiPulsaTri, paket data yang bisa dicicil
Diva says – Dalam rangka menyambut kemerdekaan, 3 Indonesia meluncurkan paket data #Cicilan..
- by Jihan Nasir
- 5 tahun lalu
- 3,250
#Bedabisabersama, Smartfren ajak millenials toleransi perbedaan
Diva says – Hai girls, ada social movement baru bertajuk #Bedabisabersama Smartfren. Kamp..
- by Firda Zahara
- 5 tahun lalu
- 3,250
Alibaba Cloud dan Fortinet perluas visibilitas, amankan Migrasi Cloud
Diva says – Alibaba Cloud dan Fortinet mengumumkan memperluas penawaran Fortinet Security..
- by Jihan Nasir
- 5 tahun lalu
- 3,250
Memerangi obesitas, Cadbury mulai gunakan bahan rendah gula
Diva says – Cadbury chocolate bar akan mulai menggunakan bahan-bahan yang mengandung lebi..
- by Jihan Nasir
- 5 tahun lalu
- 3,250