Di Masa Depan Kita Bisa Mengobrol dengan Hewan

Di Masa Depan Kita Bisa Mengobrol dengan Hewan
News

Di Masa Depan Kita Bisa Mengobrol dengan Hewan

Di Masa Depan Kita Bisa Mengobrol dengan Hewan

Di Masa Depan Kita Bisa Mengobrol dengan Hewan # Sumber : gadgetDiva

Gagdetdiva.id — Bagi Paradiva yang memiliki hewan peliharaan mungkin sering berandai-andai bisa mengobrol dengan mereka. Kini, hal tersebut mungkin bisa terwujud berkat adanya teknologi AI.

Tak hanya dapat ngobrol dengan hewan, namun juga memahami apa yang mereka pikirkan. Kemampuan untuk menguraikan komunikasi hewan ini dapat memiliki implikasi langsung bagi konservasi dan perlindungan planet kita.

Telkom Pastikan Kesiapan Jaringan Jelang KTT ASEAN ke-42

Di masa depan, hal tersebut mungkin dapat terjadi berkat teknologi yang sedang dibesut oleh Earth Species Project (ESP). Merupakan organisasi nirlaba yang didirikan oleh salah satu pendiri Mozilla Labs, Aza Raskin dan Britt Selvitelle.

Penguraian kode komunikasi hewan ini dapat mengarah pad apengembangan alat yang membantu penelitian konservasi dengan metode non-invasif. Para ilmuwan dapat memperoleh kemampuan untuk memahami karakteristik yang sebelumnya belum ditemukan.

Penelitian tersebut dapat menemukan cara bagaimana hewan dalam suatu spesies berkomunikasi, berburu sampai mengembangkan hubungan satu sama lain. Termasuk juga cara mereka melihat dan memproses dunia di sektiar mereka.

Melalui teknik pembelajaran mesin, kita dapat memperoleh kekuatan untuk menguraikan data bioakustik yang dikumpulkan kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa alami manusia. Informasi ini dapat diterapkan pada upaya konservasi dan penelitian ilmiah terhadap spesies hewan yang berbeda untuk penelitian populasi satwa liar.

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan ini akan didasarkan pada model bahasa besar, seperti yang digunakan untuk mendukung Google Bard dan ChatGPT.

Alat generatif ini memiliki perintah yang kuat atas bahasa manusia, sebab mereka dapat memahami dan menghasilkan respons dalam berbagai bahasa dengan beragam gaya dan konteks berkat pembelajaran mesin.

Large Language Models (LLM) terpapar data dalam jumlah besar selama banyak tahap pelatihan. Model-model ini mempelajari masukan yang berbeda untuk memahami hubungan dan hubungan antara kata-kata dan artinya.

Pada dasarnya, mereka diberikan sejumlah teks dan data dari berbagai sumber. Di antaranya ialah situs web, buku, studi dan lainnya.

Mereka kemudian dihadapkan pada pelatih manusia yang melakukan percakapan untuk membantu LLM terus mempelajari konsep yang berbeda dan bahkan memahami konteks. Termasuk memperoleh pengetahuan tentang apa itu emosi manusia, cara kerjanya dan cara mengekspresikannya secara akurat melalui bahasa.

Hal ini merupakan cara mereka untuk dapat meminta ChatGPT untuk lebih berempati dalam percakapan dan akan berlanjut. Secara inheren, mereka tidak mampu merasakan empati namun bisa menirunya.

Bagi manusia, bahasa adalah sistem kata dan bunyi yang meskipun berbeda di setiap wilayah, memungkinkan komunikasi antar manusia. Sebab, AI lahir dari kecerdasan manusia, jauh lebih mudah untuk membuat model buatan yang dapat memproses bahasa alami daripada melakukan hal yang sama untuk komunikasi hewan.

Tantangan terbesar yang dihadapi ESP dalam usahanya menguraikan komunikasi hewan adalah kurangnya data dasar. Sehingga, tidak ada bahasa hewan tertulis yang tersedia untuk melatih model.

Terlebih lagi, format komunkasi yang bervariasi antar spesies menimbulkan tantangan tambahan. ESP mengumpulkan data dari hewan liar dan penangkaran di seluruh dunia.

Peneliti merekam video dan suara serta menambahkan anotasi dari ahli biologi untuk konteks. Poin data ini merupakan langkah pertama menuju pembuatan model dasar untuk berbagai spesies hewan.

Salah satu pendiri ESP, Raskin percaya jenis teknologi yang dibutuhkan untuk menciptakan vokalisasi hewan baru yang generatif sudah dekat.

“Kami pikir, dalam 12 hingga 36 bulan ke depan, kami kemungkinan akan dapat melakukan ini untuk komunikasi hewan,” ungkap Raskin kepada Google yang dikutip dari ZDNET pada Rabu (3/5).

Raskin menyebut tujuan yang akan dibawanya ialah memungkinkan manusia untuk dapat terlibat dalam percakapan dengan hewan.

“Plot twist-nya adalah kita mungkin dapat terlibat dalam percakapan sebelum mengerti apa yang kita rasakan,” tutup Raskin.

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News


author-img_1

Nadhira Aliya Nisriyna

Reporter

Bergabung di Gadgetdiva.id sejak Maret 2020. Gemar menonton film, drama dan series. Pernah jadi Editor di deCODE Magazine.

Artikel Terkait

Palo Alto Networks Deteksi Lebih dari 100 Penipuan Setiap Hari
News

Palo Alto Networks Deteksi Lebih dari 100 Penipuan Setiap Hari

Gadgetdiva.id – Palo Alto Networks, pemimpin keamanan siber global, baru-baru ini merilis h..

Telkom Pastikan Kesiapan Jaringan Jelang KTT ASEAN ke-42
News

Telkom Pastikan Kesiapan Jaringan Jelang KTT ASEAN ke-42

Gadgetdiva.id – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Indonesia akan segera berlan..

AR & Co Kenalkan Inovasi Teknologi Markerless AR
News

AR & Co Kenalkan Inovasi Teknologi Markerless AR

Gadgetdiva.id — WIR Group melalui anak perusahaannya, AR & Co, mengenalkan inovasi tek..

Vivo X Fold 2 Hadir dengan Dua Kamera Depan 16MP Ultra-Thin
News

Vivo X Fold 2 Hadir dengan Dua Kamera Depan 16MP Ultra-Thin

Gadgetdiva.id — Baru-baru ini, Vivo meluncurkan dua perangkat lipat terbarunya. Salah satu..


;