Microsoft Beber Pengaruh AI Terhadap Cara Kerja di Tanah Air

Microsoft Beber Pengaruh AI Terhadap Cara Kerja di Tanah Air
News

Microsoft Beber Pengaruh AI Terhadap Cara Kerja di Tanah Air

Microsoft Beber Pengaruh AI Terhadap Cara Kerja di Tanah Air

Microsoft Beber Pengaruh AI Terhadap Cara Kerja di Tanah Air # Sumber : gadgetDiva

Gadgetdiva.id — Bersamaan dengan acara workshop Microsoft x Forwat yang berlangsung hari ini (23/5) di bilangan Jakarta Selatan, Microsoft melaporkan temuan terbaru mereka. Terungkap bahwa AI membuat kecepatan kerja meningkat lebih cepat dari apa yang dapat diimbangi manusia dan situasi ini memengaruhi inovasi.

Kendati demikian, teknologi AI generasi berikutnya mampu mengangkat beban pekerjaan manusia. Bahkan, teknologi juga dinilai dapat memungkinkan pekerja berkonsentrasi kepada pekerjaan yang lebih memerlukan kreativitas.

Samsung Memutuskan untuk Jadikan Google Sebagai Mesin Pencari Perangkat Defaultnya

Direktur Marketing dan Operasional Microsoft Indonesia Lucky Gani menyatakan bahwa hal tersebut justru dapat membawa optimisme. Serta, peluang besar bagi setiap individu dan organisasi dalam mendefiniskan kembali cara kerja mereka.

“(Teknologi AI) suatu cara kerja yang dapat meningkatkan produktivitas, serta membeirkan kita lebih banyak waktu untuk membangun kembali interaksi dan kedekatan dengan lingkungan di sekitar kita,” jelas Lucky.

3 Temuan Utama dalam Microsoft Work Trend Index 2023

Survei Microsoft Work Trend Index 2023 ini dilakukan terhadap 31.000 orang dari berbagai industri di 31 negara, termasuk Indonesia. Data tersebut diambil dari mereka yang menggunakan layanan email, meeting dan chat melalui Microsoft 365 serta tren tenaga kerja di LinkedIn.

Lebih lanjut, adapun tiga temuan utama yang terhimpun dari data yang dirilis oleh Microsoft Work Trend Index 2023. Di antaranya sebagai berikut.

MicrosoftLucky Gani, Direktur Marketing dan Operasional Microsoft Indonesia

Hutang digital (digital debt) yang membuat kita kehilangan inovasi

Sejatinya, kita semua memiliki digital debt. Yakni, volume data, email dan chat yang telah melampaui kemampuan kita untuk memproses semua hal tersebut. Setiap menit yang dihabiskan untuk mengelola digital debt ini merupakan menit yang tidak dihabiskan untuk pekerjaan kreatif.

Di Indonesia sendiri, data menunjukkan bahwa terdapat 76 persen karyawan yang menyatakan mereka tidak memiliki cukup waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Para karyawan ini pun lebih mungkin menyatakan mereka kesulitan untuk menjadi inovatif atau berpikir strategis.

Dari waktu yang dihabiskan dalam platform Microsoft 365, ditemukan rata-rata orang menghabiskan 57 persen untuk berkomunikasi dan hanya 43 persen untuk berkreasi. Adapun aktivitas #1 yang paling mengganggu produktivitas adalah meeting yang tak efisien.

Aliansi baru antara AI dan Karyawan

Di Indonesia sendiri, teknologi AI malah justru menjadi harapan bagi para karyawan akan bantuan yang dapat meringkankan pekerjaan mereka. Rasa tersebut mengalahkan kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan.

Pada sisi pemimpin, manajer juga ingin memberdayakan karyawan dengan AI, bukan mengganti. 75 persen karyawan di Indonesia menyatakan bahwa mereka akan mendelegasikan sebanyak mungkin pekerjaan mereka kepada AI untuk meringankan beban kerja mereka.

Sebanyak 4 dari 5 karyawan atau setara dengan 84 persen di Tanah Air hendak menggunakan AI tidak hanya untuk pekerjaan administratif. Namun, juga pekerjaan analitis sebanyak 87 persen, serta aspek-aspek kreatif dalam pekerjaan mereka sebanyak 88 persen.

Faktanya, pemimpin di Indonesia 3,6x lebih mungkin mengatakan bahwa AI akan membawa manfaat di tempat kerja mereka dengan meningkatkan produktivitas. Alih-alih memangkas jumlah karyawan (lebih tinggi dari pemimpin bisnis global yang ada di 1,9x). 

Di sisi lain, 46 persen karyawan menyatakan bahwa mereka khawatir AI akan menggnatikan pekerjaan mereka.

Setiap karyawan memerlukan keterampilan AI

Sebanyak 61 persen karaywan di Indonesia menyatakan bahwa mereka saat ini tak memiliki kapabilitas yang tepat untuk menyelesaikan masalah mereka. Di era perkembangan AI ini, justru setiap karyawan akan membutuhkan kompetensi utama baru.

Misalnya ialah analytical judgement, emotional intelligence, creative evaluation, intellectual curiosity dan kemampuan memberikan prompt. Sebanyak 90 persen pemimpin di Indonesia telah mengantisipasi bagaimana karyawan akan membutuhkan keterampilan baru di era AI ini. 

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News


author-img_1

Nadhira Aliya Nisriyna

Reporter

Bergabung di Gadgetdiva.id sejak Maret 2020. Gemar menonton film, drama dan series. Pernah jadi Editor di deCODE Magazine.

Artikel Terkait

Cara Hapus Objek Pada Foto di Vivo V27e
News

Cara Hapus Objek Pada Foto di Vivo V27e

Gadgetdiva.id — Paradiva tahu nggak sih kalau Vivo V27e juga membawa fitur yang dapat meng..

Samsung Memutuskan untuk Jadikan Google Sebagai Mesin Pencari Perangkat Defaultnya
News

Samsung Memutuskan untuk Jadikan Google Sebagai Mesin Pencari Perangkat Defaultnya

Gadgetdiva.id — Samsung sedang mempertimbangkan untuk mengganti mesin pencari default untuk sma..

Huawei Watch 4 Umumkan Fitur Monitor Gula Darah
News

Huawei Watch 4 Umumkan Fitur Monitor Gula Darah

Gadgetdiva.id — Baru terungkap, Huawei mengungkap kehadiran fitur monitor gula darah pada p..

XLFL Beri Workshop untuk Mahasiswa di Padang dan Bandung
News

XLFL Beri Workshop untuk Mahasiswa di Padang dan Bandung

Gadgetdiva.id – XL Axiata melalui program XL Axiata Future Leaders (XLFL), memberikan pembe..


;