Hadirkan Bank Digital, Ini Alasan dan Strategi Grup Astra Bidik Para Solopreneur

Hadirkan Bank Digital, Ini Alasan dan Strategi Grup Astra Bidik Para Solopreneur
News

Hadirkan Bank Digital, Ini Alasan dan Strategi Grup Astra Bidik Para Solopreneur

Hadirkan Bank Digital, Ini Alasan dan Strategi Grup Astra Bidik Para Solopreneur

Hadirkan Bank Digital, Ini Alasan dan Strategi Grup Astra Bidik Para Solopreneur # Sumber : gadgetDiva

GadgetDiva.id — Mengutip data Bank Indonesia, jumlah penduduk Indonesia yang masih unbanked relatif besar, yaitu 97,7 juta orang atau 48% dari total penduduk Indonesia. Potensi yang besar melalui pendekatan teknologi digital, yang ditangkap Astra Financial dengan WeLab.

Melalui PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yang dimiliki oleh Astra Financial dan WeLab melalui WeLab Sky diluncurkan Bank Saqu, sebuah layanan perbankan digital sebagai teman seperjuangan generasi produktif di Indonesia yang berjiwa solopreneur (20/11/2023).

BBDC Bangun Pangkalan Data Tier IV di Jakarta Timur

Bank Saqu akan memaksimalkan ekosistem yang dimiliki Grup Astra dalam strategi mengembangkan bisnisnya. Solusi layanan perbankan digital ini membidik generasi produktif serta berjiwa solopreneur. Keunggulan kompetitif yang ditawarkan Bank Saqu dibanding bank digital sejenis adalah dihadirkannya produk yang intuitif dan serbaguna yang dapat disesuaikan hingga 20 kantong (saku), sehingga bisa membantu nasabah mengatur penghasilan serta berbagai keperluan.

Direktur Astra sekaligus Director-in-Charge Astra Financial, Suparno Djasmin pada saat peluncuran Bank Saqu mengungkapkan bahwa pihaknya bersyukur meski proses persiapannya dalam waktu singkat hanya 14 bulan, akhirnya Bank Saqu bisa diluncurkan.
 
”Regulator OJK dan BI akhirnya mengeluarkan ijin pada 20 Oktober. Sedangkan platform disiapkan dalam 6 bulan mulai Desember 2023 hingga Maret dilakukan testing lalu setelah memenuhi aturan regulator baru kami luncurkan hari ini,” ujarnya. Suparno menambahkan Astra serius menggarap bank digital karena potensinya masih besar, dengan mengembangnan masih solusi produk dan layanan finansial.
 
Suparno mengatakan, pengembangan digital banking harus dibarengin dengan literasi keuangan. Bank Saqu sebagai bank digital baru akan memaksimalkan ekosistem Astra menjadi kekuatan untuk bertumbuh. “Kehadiran Bank Saqu untuk menjadi solusi layanan keuangan menyeluruh bagi segmen ritel dan UMKM. Bank Saqu akan melengkapi dan memperkuat ekosistem jasa keuangan Grup Astra, diharapkan dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia,” paparnya.
 
Lebih jauh Suparno menjelaskan bahwa setiap bisnis baru dalam Grup Astra diharapkan memberikan kontribusi terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan. Di samping itu setiap langkah unit bisnis tersebut selalu diarahkan sesuai dengan cita-cita Astra, yaitu sejahtera bersama bangsa. Di lingkup Astra Financial kami ingin kehadiran Bank Saqu dapat menjadi mitra keuangan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
 
Sementara itu, Simon Loong, Founder dan Group CEO WeLab mengungkapkan bahwa perjalanan WeLab bersama Grup Astra dimulai pada 6 tahun lalu, ketika membangun joint venture “Sejak itu kami merasa cocok berpartner dengan Astra. Kami lalu mengajukan kerja sama lebih luas dengan mendirikan bank digital dengan menghadirkan Bank Saqu,” terangnya.

Simon yakin sekali Bank Saqu akan menjadi bank digital terbaik dengan komunitas yang dibangun Astra bukan sekadar selebrasi dua entitas bisnis tapi juga selebrasi dua pasar yaitu Indonesia dan Hong Kong.

Karenanya Simon pun sangat antusias dengan hadirnya Bank Saqu, sebagai layanan perbankan digital kedua WeLab di Asia. “Kehadiran Bank Saqu sejalan dengan fokus strategis untuk memperluas kehadiran kami dan menyediakan layanan keuangan berbasis teknologi, dimulai di Hong Kong, dan kini di Indonesia. Di sini, dengan hadirnya Bank Saqu, kami ingin kembangkan investasi lebih luas lagi,” tandasnya. 

Menurut Simon, pengembangan sistem bank dengan layanan digital ini memakan waktu luar biasa cepat yaitu hanya enam bulan, dibandingkan 18-24 bulan bagi layanan serupa. Hal ini disebabkan oleh teknologi dan keahlian dibalik pengalaman WeLab sebagai bank digital berlisensi pertama di Hong Kong.

“Bersama Astra, kami berharap dapat memanfaatkan kekuatan kami yang saling melengkapi untuk mendorong pertumbuhan Bank Saqu dan berkontribusi ke digitalisasi layanan perbankan Indonesia” ujarnya.

Seperti diketahui, Grup Astra merupakan grup konglomerasi yang menguasai berbagai lini industri, bukan saja otomotif, juga ada agribisnis, properti, infrastruktur dan logistik, digital platform, jasa keuangan, alat berat, teknologi informasi dan berbagai usaha patungan. Lebih dari 200 anak usaha dimiliki Grup Astra, termasuk perusahaan asosiasi dan pengendalian bersama entitas.

Belum lagi banyaknya perusahaan yang terlibat  di dalam rantai pasok grup usaha yang didirikan oleh William Soerjadjaja pada 1957 ini. Mereka yang terlibat dalam rantai pasok Grup Astra mulai dari UMKM hingga grup besar. Di dalam ekosistem ini, tentu didukung oleh ratusan ribu tenaga kerja, yang kini didominasi generasi muda produktif.

Bidik Segmen Solopreneur

Pada kesempatan yang sama, Leo Koesmanto, Presiden Direktur Bank Jasa Jakarta, menjelaskan alasan Bank Saqu membidik segmen Solopreneur. Populasi Indonesia yang kini didominasi generasi produktif dengan porsi 70% dari 278 juta pendduduk Indonesia. 

Mengutip sebuah studi memperkirakan bahwa akan ada sekitar 117 juta solopreneur di Indonesia pada tahun 2030, bahwa 1 dari 3 orang Indonesia akan menjadi solopreneur. Studi ini juga memperkirakan bahwa kontribusi solopreneur kepada produk domestik bruto (PDB) adalah sebesar 36% pada tahun 2030.  Namun, dalam studi tersebut terungkap bahwa mereka seringkali menghadapi tantangan seperti pendapatan yang tidak konsisten dan sulitnya mengelola keuangan.

Menurut Leo mereka tidak bisa diam saja dengan memiliki pekerjaan tetap, untuk mempersiapkan target-target dan masa depannya, mereka ini mulai berinvestasi baik di instrumen investasi riil maupun pasar saham.

Mereka adalah para solopreneur yang harus mengelola uang mereka, baik secara pribadi maupun bisnis. Dengan beberapa kantong berbeda (Saku) dalam satu aplikasi perbankan, kata Leo, para solopreneur dapat mengelola keuangan mereka secara strategis, mengalokasikan sumber daya, dan turut merasakan bisnis mereka berkembang.

Inilah alasan Bank Saqu menyasar generasi muda, terutama para solopreneur di Indonesia, mencakup pemilik usaha kecil, pekerja lepas, dan karyawan tetap dengan pekerjaan tambahan. Segmen ini secara proaktif mencari cara untuk bertumbuh, menabung lebih banyak, berinvestasi lebih banyak, atau bahkan mengambil pinjaman untuk upaya produktif, guna mencapai lebih banyak hal positif di masa depan.

Lebih lannjut, Leo menjelaskan nama Bank Saqu sendiri secara fonetik sama dengan ‘Bangsa-ku’ sesuai dengan aspirasi BJJ menjadi layanan keuangan pilihan Bangsa Indonesia, dan juga  ‘Saku’ adalah salah satu fitur andalan dari aplikasi ini.

“Dengan wawasan pasar lokal dan cakupan ekosistem Astra yang luas, baik offline maupun online, serta kecakapan teknologi yang dibawa oleh WeLab, kami percaya Bank Saqu mampu menempatkan diri untuk memasuki pasar yang menjanjikan ini. Bank Saqu juga ingin menjadi teman seperjuangan para solopreneur, bukan sekedar menawarkan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan para nasabah; tetapi juga fokus pada edukasi keuangan dan pengalaman yang lebih baik untuk mendukung dan memberdayakan individu dalam perjalanan finansial mereka,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa kini aplikasi Bank Saqu sudah bisa diunduh di Google Playstore dan iOS. Sayang Leo menolak menyebut berapa target nasabah di tahun pertama pendiriannya. Pevita Pearce, artis fllm ini mengaku selama ini bukan hanya sibuk syuting film atau iklan, tapi juga mengelola bisnis dan investasi. Dia mengaku selain sebagai produser, juga angle investor di beberapa bisnis f&B, wellness product, dan  property. Menurutnya dengan fitur saku yang banyak di bank ini memungkinkannya sebagai solopreneur, mengembangkan penghasilannya lebih maksimal untuknya bisa mencapai target-targetnya ke depan. 


author-img_1

Herning Banirestu

Reporter

Memiliki pngalaman panjang sebagai jurnalis di Majalah SWA dan SWA.co.id, dengan jaringan kuat di berbagai industri bisnis, bukan saja di teknologi. Telah banyak menulis tokoh bisnis ternama dan CEO perusahaan besar baik lokal maupun global. Suka lari, baca, menulis dan melamun.

Artikel Terkait

Ketum APJII Ingatkan Starlink Jangan Sampai Dapat Karpet Merah
News

Ketum APJII Ingatkan Starlink Jangan Sampai Dapat Karpet Merah

Gadgetdiva.id — Satelit Starlink milik Elon Musk dirumorkan bakal mulai beroperasi pada tah..

BBDC Bangun Pangkalan Data Tier IV di Jakarta Timur
News

BBDC Bangun Pangkalan Data Tier IV di Jakarta Timur

Gadgetdiva.id — Bersama Digital Data Centers (BDDC) tengah membangun pusat data tier IV di..

Elon Musk Sebut OpenAI Harus Sampaikan Alasan Di Balik Pemecatan Sam Altman
News

Elon Musk Sebut OpenAI Harus Sampaikan Alasan Di Balik Pemecatan Sam Altman

Gadgetdiva.id — Elon Musk menyatakan bahwa potensi dari bahaya kecerdasan buatan (AI) sanga..

Buntut Dipecatnya Sam Altman, Ratusan Karyawan OpenAI Ancam Tinggalkan Perusahaan
News

Buntut Dipecatnya Sam Altman, Ratusan Karyawan OpenAI Ancam Tinggalkan Perusahaan

Gadgetdiva.id — Ratusan karyawan OpenAI mengancam bahwa mereka akan meninggalkan perusahaan..


;