GadgetDiva.id — Isu perselingkuhan makin ramai akhir-akhir ini. Yang masih hangat jadi perbincangan, kasus perselingkuhan antara suami seorang selebgram (pesohor di Instagram) yang berprofesi sebagai pilot dengan rekan kerjanya, seorang pramugari. Lalu ada kasus lain, pengusaha produk kecantikan, memergoki suaminya membawa selingkuhannya dengan mobil istrinya.

Di banyak kasus perselingkuhan, pasangan kerap berbohong untuk bisa menemui selingkuhannya. Pada kasus pilot yang berselingkuh dengan pramugari, dia kerap ijin tenis pada istrinya, namun ternyata dia menemui menemui selingkuhannya di tempat kosnya.

CEO Fox Logger, Alamsyah Cheung mengatakan perusahaan sebagai Pemain GPS tracker berbasis internet of things (IoT) terbesar di Indonesia, mengamini maraknya kasus perselingkuhan belakangan menurunkan kepercayaan pada pasangan suami-istri (pasutri). Menurut Alam, cukup banyak permintaan belakangan dari pelanggan individu yang membeli produknya.

“Saya belum memisahkan datanya, tapi saya rasa per tahun naik 5% sih permintaan GPS tracker yang dipasang di mobil pribadi atau individu,” katanya. Fox Logger sendiri mayoritas pelanggannya adalah korporat. “Tipe untuk mobil yang dipasang GPS tracker pasar individu kebanyakan oleh istri,” imbuhnya.

Menurut Alam, hal ini didorong lebih karena trust balancer atau penyeimbang kepercayaa karena biasanya suami jadi tidak berani berbohong jika istri sudah tahu dia pergi ke mana saja melalui aplikasi Fox Logger.

Alam mengatakan, sejatinya produk Fox Logger tidak diperuntukan khusus sebagai pelacak para suami, GPS tracker ini dipasang di berbagai kendaraan korporat dengan tujuan keamanan dan pengelolaan aset. “Kami belum ada rencana mengembangkan produk khusus berbeda GPS tracker guna menjawab kebutuhan para istri ini,” ujarnya tentang kemungkinan inovasi produk GPS tracker yang dipasang di benda lain (tas, jam, atau pakaian). Karena menurutnya produk yang ada pun bisa dipasang di koper untuk bisa dilacak keberadaannya.

Asal tahu saja, Fox Logger merupakan startup yang pada 6 Oktober 2023 lalu baru saja melantai di pasar modal (Bursa Efek Indonesia). Di bawah bendera PT Sumber Sinergi Makmur Tbk melantai di pasar bursa dengan kode saham IOTF. Alam mengungkapkan nilai penjualan IOTF meningkat sekitar 83% dari tahun 2020 ke tahun 2021. Setahun berselang, terjadi pertumbuhan sekitar 62% dari tahun 2021 ke tahun 2022. IOTF pun optimistis bisa menjaga tren pertumbuhan kinerja pada tahun ini.