Kominfo: Starlink Masih dalam Tahap Penjajakan di Indonesia

Kominfo: Starlink Masih dalam Tahap Penjajakan di Indonesia
News

Kominfo: Starlink Masih dalam Tahap Penjajakan di Indonesia

Kominfo: Starlink Masih dalam Tahap Penjajakan di Indonesia

Kominfo: Starlink Masih dalam Tahap Penjajakan di Indonesia # Sumber : gadgetDiva

Gadgetdiva.id — Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia menyatakan bahwa satelit Starlink hingga saat ini masih dalam tahap penjajakan. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong.

Usman menyatakan bahwa saat ini, satelit Starlink milik Elon Musk masih belum mendapat izin dari pemerintah Indonesia. Bahkan, mereka belum mengurus perizinan tersebut.

Pamer Deretan Inovasi Anyar di MWC 2024, Xiaomi Rilis "Human x Car x Home"

“Mengurus (izin) aja belum. Kan, kemarin baru datang tahun lalu Oktober atau November, masih penjajakan. Kita sampaikan, ini lho aturannya. Iyalah, nanti coba kami pelajari dahulu, sampai sekarang belum balik lagi,” ungkap Usman Kansong di Kantor Kemenkominfo pada Jumat (1/3).

Starlink

Menurut dia, kehadiran satelit Starlink di Indonesia bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak. Sebagai contoh, bermitra dengan Telkomsel seperti yang sedang terjadi saat ini.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi supaya Starlink masuk ke Indonesia. Pertama, perusahaan tersebut harus berbadan hukum, memiliki NOC dan kontak layanan di Indonesia.

Kemudian, mereka juga harus memiliki berbagai aturan teknis lainnya dengan mekanisme perizinan yang sama. Serta, harus melalui OSS (Online Single Submission.

Mengutip dari CNBC Indonesia, Starlink telah membuka formulir berlangganan untuk masyarakat Indonesia dalam situs resminya. Wilayah Indonesia telah diberikan label ‘Starting in 2024’ dalam kategori peta ketersediaannya.

Di samping itu, Usman menyatakan bahwa saat seluruh wilayah Indonesia terkoneksi sebenarnya bukan membutuhkan banyaknya satelit, melainkan kapasitas satelit yang besar. Sebab, satu satelit bisa saja memiliki kapasitas yang besar.

“Tapi biasanya yang menjadi tolak ukur itu adalah kapasitasnya, bukan berapa banyak satelitnya. Misalnya, kayak satria itu kan kapasitasnya 150 gigabyte kan gitu. Makanya, dilihatnya bukan berapa banyak satelitnya,” pungkas dia.

Sedangkan, Indonesia sendiri, menurut Usman, membutuhkan kapsitas satelit dalam ukuran terabyte. Sebab, wilayahnya luas.

“Maka nggak bisa jadi ukuran berapa banyaknya, biasanya terabytenya. Kalau Indonesia mungkin butuh terabyte bukan gigabyte lagi karena luas (wilayah) kita,” tutup Usman.


author-img_1

Nadhira Aliya Nisriyna

Reporter

Bergabung di Gadgetdiva.id sejak Maret 2020. Gemar menonton film, drama dan series. Pernah jadi Editor di deCODE Magazine.

Artikel Terkait

realme GT Series Bakal Kembali Masuk Tanah Air Tahun Ini
News

realme GT Series Bakal Kembali Masuk Tanah Air Tahun Ini

Gadgetdiva.id — realme bakal membawa kembali seri flagship ke Indonesia tahun ini. Varian t..

Pamer Deretan Inovasi Anyar di MWC 2024, Xiaomi Rilis "Human x Car x Home"
News

Pamer Deretan Inovasi Anyar di MWC 2024, Xiaomi Rilis "Human x Car x Home"

Gadgetdiva – Xiaomi telah mengumumkan ekosistem pintar terbaru “Human x Car x Home..

Telkomsel kuWOTA Rilis, Beli Paket Data Bonus Photocard JKT48
News

Telkomsel kuWOTA Rilis, Beli Paket Data Bonus Photocard JKT48

Gagdetdiva.id — Telkomsel Prabayar meluncurkan paket kuota internet bonus konten ekskslusif..

Indosat dan NVIDIA Ingin Bawa Cloud AI Indonesia Terdepan di Ranah Global
News

Indosat dan NVIDIA Ingin Bawa Cloud AI Indonesia Terdepan di Ranah Global

Gadgetdiva.id — Indosat menggandeng NVIDIA untuk menjadi bagian dari yang terdepan dalam ko..


;