Studi RELEX Temukan Potensi AI Belum Termanfaatkan di Ritel dan CPG

Studi RELEX Temukan Potensi AI Belum Termanfaatkan di Ritel dan CPG
News

Studi RELEX Temukan Potensi AI Belum Termanfaatkan di Ritel dan CPG

Studi RELEX Temukan Potensi AI Belum Termanfaatkan di Ritel dan CPG

Studi RELEX Temukan Potensi AI Belum Termanfaatkan di Ritel dan CPG # Sumber : gadgetDiva

Gadgetdiva.id – Studi terbaru dari RELEX menyoroti potensi besar yang belum dimanfaatkan sepenuhnya dari teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan akurasi peramalan permintaan di sektor ritel dan barang konsumsi (CPG).

Meskipun AI telah digunakan dalam banyak aspek bisnis, termasuk peramalan permintaan, masih banyak potensi yang belum digali dalam mendorong akurasi dan efisiensi proses peramalan di sektor ritel dan CPG.

Mengenal Profesi Dunia Penerbangan Bersama Traveloka di Kidzania Jakarta

Dengan memanfaatkan AI secara lebih efektif, perusahaan ritel dan CPG dapat meningkatkan ketepatan peramalan permintaan, mengurangi ketidakpastian persediaan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Studi RELEX memberikan wawasan yang berharga bagi perusahaan-perusahaan ritel dan CPG tentang cara memanfaatkan AI secara optimal dalam proses peramalan permintaan mereka, membantu mereka mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kinerja operasional.

Dengan menggunakan AI untuk menganalisis data historis, tren pasar, dan faktor-faktor lainnya, perusahaan dapat menghasilkan peramalan permintaan yang lebih akurat dan memadai untuk mengelola rantai pasokan mereka dengan lebih efisien.

Dorongan untuk mengadopsi dan mengoptimalkan penggunaan AI dalam peramalan permintaan merupakan langkah penting bagi perusahaan ritel dan CPG untuk tetap bersaing dan menghadapi tantangan dalam industri yang semakin kompleks.

Studi RELEX menegaskan pentingnya terus mengembangkan dan memanfaatkan teknologi AI dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi peramalan permintaan, sehingga memberikan manfaat yang signifikan bagi industri ritel dan CPG.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa peritel menilai volatilitas permintaan konsumen yang berubah dengan cepat (55%), fenomena dan disrupsi global (50%), dan ketidakakuratan dalam memahami kebutuhan spesifik pelanggan (43%), sebagai ancaman terbesar dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi rantai pasokan hingga tiga tahun mendatang.

Meskipun 57% peritel dan perusahaan CPG berencana untuk berinvestasi dalam artificial intelligence (AI) prediktif dan generatif dalam kurun waktu 3–5 tahun ke depan, AI dan machine learning (ML) hanya menempati peringkat ke-lima dalam hal prioritas pengeluaran teknologi secara keseluruhan yang menunjukkan bahwa perusahaan mungkin meremehkan peran AI dalam mengatasi volatilitas permintaan konsumen.


author-img_1

Jundi Amrullah

Reporter

Artikel Terkait

Bank Saqu dan Endeavor Indonesia Luncurkan Solopreneur Academy
News

Bank Saqu dan Endeavor Indonesia Luncurkan Solopreneur Academy

Gadgetdiva.id – Bank Saqu dan Endeavor Indonesia berkolaborasi untuk meluncurkan Solopreneu..

Mengenal Profesi  Dunia Penerbangan Bersama Traveloka di Kidzania Jakarta
News

Mengenal Profesi Dunia Penerbangan Bersama Traveloka di Kidzania Jakarta

GadgetDiva.id— Hari ini Traveloka meresmikan wahana bermain edukatif di Kidzania Jakarta. Melal..

Kominfo Ajak Eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair Diskusi Soal Transformasi Digital
News

Kominfo Ajak Eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair Diskusi Soal Transformasi Digital

Gadgetdiva.id — Setelah CEO Apple Tim Cook, baru-baru ini Indonesia kedatangan Mantan Perda..

Huawei Dorong Pengembangan Native Apps untuk HarmonyOS
News

Huawei Dorong Pengembangan Native Apps untuk HarmonyOS

Gadgetdiva.id – Huawei mendorong pengembang untuk menciptakan aplikasi native untuk Harmony..


;