Teknologi Astronomi Mengungkap Gambar dan Video Deepfake dengan Teknik Astrofisika
- by Firda Zahara
- Sabtu, 27 Juli 2024 - 20:29 WIB
GadgetDiva – Penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of Hull di Inggris telah mengungkapkan bahwa teknik yang biasanya digunakan dalam mengamati galaksi jauh dapat diterapkan untuk mendeteksi gambar dan video palsu yang dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan (AI) deepfake. Penemuan ini menawarkan metode baru dalam mengidentifikasi konten digital yang telah dimanipulasi.
Penelitian ini dimulai ketika Kevin Pimbblet, seorang profesor astrofisika di universitas tersebut, tertarik pada gambar wajah yang dihasilkan oleh AI, seperti Midjourney dan Stable Diffusion. Pimbblet mempertanyakan apakah prinsip-prinsip fisika yang digunakan dalam astronomi bisa diterapkan untuk menentukan keaslian gambar wajah tersebut.
Teknologi deepfake menggunakan algoritma pembelajaran mendalam untuk menciptakan konten yang terlihat nyata, meskipun sebenarnya palsu. Dalam kolaborasinya dengan Adejumoke Owolabi, seorang mahasiswa S2, Pimbblet mengembangkan perangkat lunak yang dapat memeriksa pantulan cahaya pada mata subjek dalam gambar untuk mendeteksi ketidaksesuaian yang mungkin menunjukkan manipulasi.
Dalam penelitian mereka, Pimbblet dan Owolabi menggunakan data dari 70.000 wajah asli yang dikumpulkan dari Flickr dan membandingkannya dengan wajah palsu yang dibuat oleh AI di situs This Person Does Not Exist. Dengan menggunakan teknik dari astronomi seperti "parameter CAS" (Konsentrasi, Asimetri, Kehalusan) dan "indeks Gini", mereka mencoba untuk membedakan antara gambar asli dan deepfake.
Meski parameter CAS menunjukkan hasil yang terbatas, terutama karena pantulan cahaya pada mata tidak selalu konsisten dan terkadang menyebar, indeks Gini menawarkan solusi yang lebih efektif. Indeks Gini, yang biasanya digunakan untuk mengukur ketidaksetaraan dalam distribusi pendapatan atau kekayaan, diterapkan untuk menilai distribusi piksel pada gambar.
Menurut Pimbblet, indeks Gini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi ketidakrataan dalam distribusi piksel antara bola mata kiri dan kanan, yang bisa menjadi indikator manipulasi deepfake. Meskipun perangkat lunak ini masih dalam tahap awal dan memiliki tingkat kesalahan sekitar 30%, hasil awal ini sangat menjanjikan.
Sementara penelitian ini merupakan langkah awal, Dan Miller, seorang psikolog di James Cook University di Australia, menekankan bahwa hasil ini menyediakan informasi yang berharga. Namun, dia juga mencatat bahwa metode ini mungkin belum praktis untuk digunakan oleh manusia tanpa bantuan perangkat lunak yang lebih canggih. Temuan ini bisa menjadi dasar bagi pengembangan alat deteksi deepfake yang lebih efektif di masa depan.
Teknologi ini bukan hanya menawarkan cara baru untuk melawan konten palsu, tetapi juga menunjukkan bagaimana pengetahuan dari bidang yang berbeda dapat dikombinasikan untuk menghadapi tantangan baru dalam dunia digital. Penelitian ini membuka jalan bagi kemungkinan penggunaan teknik astronomi lainnya dalam mengidentifikasi manipulasi visual, menandai era baru dalam keamanan digital dan forensik visual.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Artikel Terkait
Meningkatkan Keamanan Data dengan Adopsi Teknologi Cloud: Solusi Huawei dan CBNCloud
CBNCloud dan Huawei Cloud menggelar diskusi tentang adopsi teknologi cloud untuk meningkatkan keaman..
- by Firda Zahara
- 4 bulan lalu
- 3,250
Telkom Fokus Investasi AI: Menyongsong Masa Depan Teknologi dengan Penuh Semangat
Telkom meningkatkan investasi di teknologi AI untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan pesat. Temukan ..
- by Firda Zahara
- 4 bulan lalu
- 3,250
Google Luncurkan Gemini Flash 1.5 Gratis di 230 Negara, Termasuk Indonesia
Google rilis Gemini Flash 1.5 gratis di 230 negara, termasuk Indonesia, dengan fitur AI canggih dan ..
- by Firda Zahara
- 4 bulan lalu
- 3,250
Yangwang U8: Mobil BYD yang Tahan Air dan Berjalan dengan 3 Roda
Yangwang U8 dari BYD menghadirkan teknologi canggih, termasuk kemampuan tahan air dan berjalan denga..
- by Siti Sarifah Aliah
- 4 bulan lalu
- 3,250