GadgetDIVA - Setiap kilometer perjalanan armada Bluebird tak sekadar mengantar penumpang. Di baliknya, perusahaan transportasi terkemuka ini menorehkan komitmen besar pada keberlanjutan lingkungan. Sepanjang 2024, Bluebird berhasil mengurangi 196.000 ton emisi karbon—setara dengan menanam 2,9 juta pohon—melalui adopsi kendaraan listrik (EV) dan inovasi energi bersih.
“Kami tak hanya fokus pada kenyamanan pelanggan, tetapi juga dampak positif untuk lingkungan dan sosial,” tegas Adrianto (Andre) Djokosoetono, Direktur Utama Bluebird, dalam paparannya di Kantor Pusat Bluebird, Jakarta. Menurutnya, bisnis berkelanjutan harus sejalan dengan prinsip Blue Life, Blue Sky, dan Blue Corps—tiga pilar yang menjadi fondasi strategi perusahaan.
Sejak 2019, Bluebird secara konsisten memperluas inisiatif hijau. Di bawah pilar Blue Sky, perusahaan telah mengoperasikan 60 Bus Rapid Transit (BRT) listrik di Medan, membangun 27 titik stasiun pengisian EV, serta memanfaatkan panel surya untuk energi bersih. Tak hanya itu, adopsi armada berbahan bakar CNG dan EV turut menyumbang penurunan emisi signifikan.
Baca Juga
Advertisement
Pilar Blue Life diwujudkan melalui program pemberdayaan sosial, seperti pemberian beasiswa kepada 69.000 penerima, pelatihan untuk perempuan lewat Kartini Bluebird, dan kolaborasi dengan taksi lokal melalui Kawan Bluebird. Sementara itu, Blue Corps menjamin tata kelola perusahaan yang transparan, terbukti dengan sertifikasi ISO 27001 dan penghargaan ESG bergengsi.
Ekspansi 1.000 EV dan Fitur Baru di Aplikasi MyBluebird
Tahun 2025 menjadi babak baru bagi Bluebird. Perusahaan menargetkan penambahan 1.000 unit EV dari berbagai merek untuk mempercepat transisi energi. Langkah ini didukung inovasi digital: mulai Juli 2024, pengguna aplikasi MyBluebird bisa memilih armada listrik secara langsung. “Ini memudahkan masyarakat mengakses transportasi ramah lingkungan,” ujar Andrew Arristianto, Chief Strategy Officer Bluebird.
Baca Juga
Advertisement
Ekspansi layanan EV juga menjangkau lebih banyak kota, seiring perkembangan infrastruktur dan regulasi pemerintah. Layanan BRT listrik akan diperluas, sementara kolaborasi dengan penyedia energi bersih seperti Rekosistem terus digencarkan. “Keberlanjutan adalah hasil sinergi multisektor. Kolaborasi dengan Bluebird membuka jalan bagi mobilitas rendah emisi,” kata Angga Adhitya Fritz Aradhana dari Rekosistem.
Infrastruktur penunjang EV menjadi fokus utama. Tahun lalu, Bluebird membuka fasilitas charging station berstandar ISO 27001 untuk umum—langkah pertama dalam membangun ekosistem energi terbarukan. Hingga 2024, 27 titik pengisian daya telah beroperasi di Jakarta, Bandung, dan Bali. Rencananya, angka ini akan bertambah seiring ekspansi armada listrik ke Sumatra dan Kalimantan.
“Pengguna tak perlu khawatir kehabisan daya. Kami pastikan jaringan charging station mengikuti pertumbuhan armada,” tambah Andrew. Selain itu, Bluebird menggandeng pemain energi terbarukan untuk mengembangkan teknologi baterai dan sistem manajemen energi efisien.
Kemitraan Strategis: Kunci Menuju Mobilitas Berkelanjutan
Baca Juga
Advertisement
Kolaborasi menjadi kunci kesuksesan transisi EV Bluebird. Perusahaan aktif menjalin kemitraan dengan tiga pihak utama: Penyedia Infrastruktur Energi Bersih (contoh: Rekosistem, PLN); Mitra Pemberdayaan Sosial-Ekonomi (program Kartini Bluebird, Kawan Bluebird); dan Pemerintah (dukungan regulasi dan insentif EV)
“Dengan sinergi ini, dampaknya lebih masif. Misalnya, kerja sama dengan UMKM lokal untuk pengadaan komponen EV,” papar Andre.
Tahun depan, Bluebird berkomitmen memberikan dampak positif, selain penambahan armada EV, perusahaan akan mluncurkan platform digital terintegrasi untuk pemantauan emisi real-time, memperluas program pelatihanSDM hijaudi sektor transportasi dan menggalang kampanye publik tentang kesadaran lingkungan.
Baca Juga
Advertisement
“Kami ingin setiap kilometer yang ditempuh armada Bluebird tidak hanya menggerakkan roda ekonomi, tetapi juga masa depan bumi,” tutup Andre.
Meski optimistis, Bluebird menyoroti dua tantangan utama: kesiapan infrastruktur EV dan harmonisasi regulasi antar-daerah. Andrew menekankan, percepatan transisi EV memerlukan dukungan kebijakan yang jelas, seperti insentif pajak dan subsidi charging station. “Kami terbuka berdiskusi dengan pemangku kebijakan untuk menciptakan ekosistem EV yang inklusif,” ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.