CEO Microsoft Satya Nadella Buka Suara Soal Gangguan BSOD di PC Sedunia

CEO Microsoft Satya Nadella Buka Suara Soal Gangguan BSOD di PC Sedunia
CEO Microsoft Satya Nadella Buka Suara Soal Gangguan BSOD di PC Sedunia

GadgetDIVA - Gangguan Blue Screen of Death melumpuhkan jutaan PC Windows di seluruh dunia pada Jumat (19/7). CEO Satya Nadella memberi tanggapan.

“Kemarin, CrowdStrike merilis pembaruan yang memulai berdampak pada sistem TI secara global,” cuit Satya Nadella yang dikutip pada Minggu (21/7).

Lebih lanjut, Satya Nadella juga menyatakan bahwa pihaknya tengah bekerja sama dengan CrowdStrike dan seluruh industri yang terlibat untuk menanggulangi masalah ini. Pihaknya juga akan terus memberi dukungan kepada pelanggan untuk memulihkan sistem online mereka kembali dengan aman.

“Kami menyadari masalah ini dan bekerja sama dengan CrowdStrike dan seluruh industri untuk memberikan panduan teknis dan dukungan kepada pelanggan untuk membawa sistem mereka kembali online dengan aman,” imbuhnya.

Microsoft sendiri telah memperkirakan bahwa gangguan ini berimbas kepada sekitar 8,5 juta komputer di dunia. Insiden ini dinobatkan sebagai peristiwa siber terburuk dalam sejarah.

“Saat ini kami memperkirakan bahwa pembaruan CrowdStrike memengaruhi sekitar 8,5 juta perangkat Windows,” ungkap VP Enterprise and OS Security Microsoft David Weston dalam pernyataan resminya dikutip dari BBC.

David menyatakan bahwa jumlah ini kurang dari 1% mesin Windows di seluruh dunia. Kendati demikian, berhasil melumpuhkan ribuan PC Windows perusahaan yang menggunakan solusi CrowdStrike.

Beberapa di antaranya ialah perusahaan yang menyediakan layanan-layanan penting seperti penerbangan dan perbankan seluruh dunia. Di antaranya ialah Australia dan Eropa.

Pada Kamis malam hingga Jumat, laporan mulai bermunculan mengenai masalah IT di mana komputer Windows mengalami BSOD yang menampilkan layar biru pesan kesalahan. Tampilan tersebut muncul ketika Windows mengalami kegagalan kritis, crash, atau tidak bisa memuat.

Gangguan ini pertama kali terdeteksi di Australia pada Jumat pagi, dan laporan segera berdatangan dari Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Dalam waktu singkat, CrowdStrike mengkonfirmasi bahwa update software untuk Falcon telah mengalami malfungsi dan menyebabkan crash pada komputer Windows yang menginstalnya.

Falcon memungkinkan CrowdStrike menganalisis dan memeriksa ancaman berbahaya dan malware dari jarak jauh.

Pada saat yang sama, Microsoft melaporkan gangguan signifikan di salah satu wilayah cloud Azure yang paling banyak digunakan di Amerika Serikat tengah. Seorang juru bicara Microsoft mengatakan kepada TechCrunch bahwa gangguan tersebut tidak terkait dengan insiden CrowdStrike.

Gangguan BSOD ini juga berimbas kepada layanan dan aplikasi Microsoft 365. Diketahui masalahnya berasal dari perubahan konfigurasi di sebagian beban kerja backend Azure.

Lebih lanjut, pengguna PC Windows di Indonesia juga disinyalir ikut terkena imbasnya. Berikut adalah pernyataan resmi dari Microsoft Indonesia.

“Kami mengetahui isu yang memengaruhi perangkat Windows pasca pembaruan dari platform perangkat lunak pihak ketiga. Kami mengharapkan resolusi sesegera mungkin,” ungkap Juru Bicara Microsoft Indonesia pada Jumat dalam pernyataan resminya yang diterima Gadgetdiva.

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.