GadgetDIVA - Pasca gangguan Blue Screen of Death (BSOD) yang melanda PC Windows di hampir seluruh dunia beberapa pekan lalu, CrowdStrike digugat oleh para pemegang sahamnya.
Gugatan tersebut dilayangkan karena CrowdStrike dianggap menipu mereka dengan menyembunyikan bagaimana pengujian perangkat lunaknya yang tak memadai. Sehingga, terjadi pemadaman global pada tanggal 19 Juli yang menyebabkan lebih dari 8 juta komputer lumpuh.
Dalam ulasan class action yang diajukan pekan lalu di pengadialn federal Austin, Texas, para pemegang saham mengatakan bahwa mereka mengetahui jaminan CrowdStrike terkait teknologinya secara material salah dan menyesatkan saat pembaruan perangkat lunak yang catat mengganggu maskapai penerbangan, bank, rumah sakit dan saluran darurat di seluruh dunia.
Baca Juga
Mereka mengatakan bahwa harga saham CrowdStrike turun 32% selama 12 hari berikutnya, menghapus nilai pasar sebesar USD 25 miliar, ketika dampak pemadaman diketahui. CEO George Kurtz dipanggil untuk bersaksi di depan kongres AS dan Detla Air Lines, yang kambarnay menyewa pengacara terkemuka David Boies untuk mencari ganti rugi.
Keluhan tersebut mengutip pernyataan termasuk dari panggilan konferensi 5 Maret di mana Kurtz mengkarakterisasi perangkat lunak CrowdStrike sebagai “divalidasi, diuji, dan disertifikasi.”
“Kami yakin kasus ini tidak layak dan kami akan membela perusahaan dengan penuh semangat,” ungkap CrowdStrike dalam pernyataan resmi dikutip dari Reuters pada Senin (5/8).
Baca Juga
Gugatan yang dipimpin oleh Asosiasi Pensiunan Kabupaten Plymouth di Plymouth, Massachusetts, menuntut ganti rugi yang tidak ditentukan untuk pemegang saham Kelas A CrowdStrike antara 29 November 2023 dan 29 Juli 2024.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Tinggalkan Komentar...