News

Duh! 6 Juta Data NPWP Bocor Dijual Rp 150 Juta, Ulah Bjorka

by Nadhira Aliya Nisriyna
Rabu, 18 September 2024 - 18:40 WIB

GadgetDiva – Pelaku serangan siber kenamaan, Bjorka, kembali berulah. Kali ini, ia diduga membocorkan 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh cuitan pakar siber Indonesia Teguh Aprianto pada Rabu (18/9).

Berdasarkan cuitannya tersebut, Teguh menyebut data yang dibocorkan oleh Bjorka sebanyak 6 juta. Data tersebut berasal dari noor NIK, NPWP, alamat, nomor telepon dan email.

Data tersebut kemudian dijual di situs gelap dengan harga sekitar Rp. 150 juta. Data tersebut disinyalir termasuk milik Presiden Joko Widodo, Calon Wakil Presiden Indonesia Gibran, Ketua Umum Partai Serikat Indonesia (PSI) Kaesang, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan jajaran Menteri lainnya.

"Sebanyak 6 juta data NPWP diperjualbelikan dengan harga sekitar 150 juta rupiah. Data yg bocor diantaranya NIK, NPWP, alamat, no hp, email dll," cuit Teguh Aprianto dengan nama akun @secgron di X.

Source :gadgetdiva.id

Dalam tangkapan layar yang diunggah oleh Teguh, tercatat bahwa Bjorka mengungkap total ada 10.000 sampel data di breachforum. Di mana 25 nama teratas memperlihatkan petinggi Indonesia.

Selain data NPWP dan data lainnya yang telah disbeutkan, terdapat pula data lainnya yang ditampilkan dalam sampel tersebut.

“Kode_klu, klu, nama_kpp, nama_kanwil, telp, fax, email, ttl, tgl_daftar, status_pkp, tgl_pengukuhan_ pkp, jenis_wp, badan_hukum,” kata Teguh dalam akun X-Nya.

Source :gadgetdiva.id

Kendati demikian, belum diketahui langkah apa yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kasus ini. Total ada sekitar 6.663.379 data yang mengalami kebocoran dengan berat 2GB.

Nama Bjorka sudah tak asing lagi di telinga warganet. Dirinya sempat beberapa kali membocorkan beberapa data penting dari berbagai instansi pemerintah seperti BPJS, Polri, KPU hingga Pertamina. Hal ini membuktikan bahwa keamanan data siber di Indonesia masih kacau.