Krisis Pornografi Deepfake di Korea Selatan: Dari Kasus Ruma hingga Dampak Nasional

Krisis Pornografi Deepfake di Korea Selatan: Dari Kasus Ruma hingga Dampak Nasional
News

Krisis Pornografi Deepfake di Korea Selatan: Dari Kasus Ruma hingga Dampak Nasional

pornografi deepfake

pornografi deepfake # Sumber : pornografi deepfake

GadgetDiva – Krisis pornografi deepfake kini mengguncang Korea Selatan, mengungkap sebuah masalah yang telah ada sejak beberapa tahun lalu. Kasus Ruma, seorang mahasiswa yang menjadi korban, memicu gelombang reaksi yang luas di masyarakat.

Sekitar tiga tahun yang lalu, Ruma mengikuti kelas online di universitasnya ketika ia menerima pesan yang mengejutkan. Ponselnya terus bergetar dengan gambar-gambar eksplisit yang telah dimodifikasi secara digital. Wajahnya dipadukan dengan konten vulgar, dan pesan-pesan kotor dikirimkan melalui Telegram. Awalnya, Ruma memilih untuk tidak menanggapi dan hanya menyimpan tangkapan layar untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.

Inisiatif Telkom Indibiz: Membangun Hubungan Erat Dengan Pelanggan

Namun, upaya Ruma untuk melaporkan kasus ini tidak mendapat tanggapan yang memadai dari pihak kepolisian. Pengirim pesan, yang frustrasi karena tidak mendapatkan balasan, bahkan mengancam untuk memberikan petunjuk lebih lanjut tentang identitasnya. Dalam situasi tersebut, Ruma merasa tertekan dan tidak berdaya, sementara pihak kepolisian hanya meminta laporan tanpa mengambil tindakan lebih lanjut. "Itu terjadi di ponsel dan Anda tidak dapat melakukan apa pun," Ujarnya.

Keadaan ini berubah drastis beberapa tahun kemudian ketika penangkapan dilakukan, dan kasus ini menjadi berita besar di seluruh Korea Selatan. Sejumlah korban diidentifikasi, banyak di antaranya adalah mahasiswa atau mantan mahasiswa di Universitas Nasional Seoul (SNU). Namun, masalah ini tidak terbatas pada kalangan universitas saja; korban juga termasuk siswa dari sekolah menengah atas, sekolah menengah pertama, bahkan sekolah dasar.

Dalam respon terhadap situasi ini, politisi dan penegak hukum di Korea Selatan berjanji untuk menindaklanjuti dan mengatasi permasalahan ini dengan serius. Kaum perempuan mulai panik dan merasa terancam, sehingga banyak yang memilih untuk menghapus foto-foto media sosial mereka untuk menghindari kemungkinan rekayasa.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menekankan pentingnya penanganan kasus ini dengan mendalam. "Siapa pun dari kita bisa menjadi korban kejahatan seksual digital seperti itu. Saya mendesak otoritas terkait melakukan penyelidikan menyeluruh dan mengambil langkah memberantas kejahatan seksual digital ini," tegasnya.

Meski demikian, Ruma dan banyak korban lainnya merasa terabaikan ketika mereka pertama kali melaporkan pelecehan yang mereka alami. Banyak pengaduan awal tidak mendapat perhatian yang layak dari pihak kepolisian. Kasus ini baru terangkat secara luas setelah seorang teman Ruma menyarankan untuk berbicara dengan jurnalis independen, Won Eun Ji. Eun Ji memiliki rekam jejak dalam mengungkap kejahatan seksual digital di Korea Selatan, dan bantuan dari media independen sangat berpengaruh dalam mengungkap kejahatan ini.

Telegram, platform yang digunakan untuk menyebarluaskan pornografi deepfake, telah menjadi sarang kejahatan ini. Salah satu saluran terbesar di Telegram memiliki lebih dari 220.000 anggota, dan dampaknya dirasakan oleh lebih dari 500 sekolah dan universitas di seluruh Korea Selatan.

Kim Myung-joo, seorang ahli perlindungan informasi, menggambarkan masalah ini sebagai hampir setara dengan bencana nasional. "Masalah ini dipandang hampir sebagai bencana nasional di Korea," katanya. Selain volume kasus yang besar, usia para pelaku juga mencolok. Data kepolisian menunjukkan bahwa tiga perempat dari tersangka yang terlibat dalam pornografi deepfake adalah anak di bawah umur. Presiden Korea Selatan juga menyoroti bahwa sebagian besar pelaku adalah remaja yang mungkin menganggap tindakan mereka sebagai lelucon belaka, padahal ini adalah kejahatan serius yang mengeksploitasi teknologi dengan kedok anonimitas.

Krisis ini menjadi pengingat keras akan ancaman yang dibawa oleh teknologi digital dan perlunya tindakan yang lebih tegas dalam melindungi individu dari kejahatan seksual digital.

Baca Juga :

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.


author-img_1

Firda Zahara

Reporter

Artikel Terkait

Riset Ungkap 30 Persen Gamer Muda Rentan Serangan Siber
News

Riset Ungkap 30 Persen Gamer Muda Rentan Serangan Siber

Para peneliti telah menganalisis risiko keamanan yang dihadapi oleh pemain muda dan menemukan bahwa ..

Inisiatif Telkom Indibiz: Membangun Hubungan Erat Dengan Pelanggan
News

Inisiatif Telkom Indibiz: Membangun Hubungan Erat Dengan Pelanggan

Telkom Indibiz memperkuat hubungan dengan pelanggan melalui kunjungan serentak, membahas kebutuhan d..

Lebih dari 130.000 Gamers Jadi Sasaran Penjahat Siber selama H1 2024
News

Lebih dari 130.000 Gamers Jadi Sasaran Penjahat Siber selama H1 2024

Kaspersky melaporkan bahwa lebih dari 132.000 gamers anak-anak telah menjadi target pelaku kejahatan..

Ini Daftar Pemenang Samsung  Innovation Campus Batch 5
News

Ini Daftar Pemenang Samsung Innovation Campus Batch 5

Juara 1 untuk kategori SMA/SMK jatuh kepada tim Mechalvent dari MAN Insan Cendekia Tanah Laut, Kalim..


;