Meta Digugat karena Gunakan Buku Bajakan untuk Latih AI

Meta

GadgetDIVA - Meta kembali menjadi sorotan setelah sekelompok penulis mengajukan gugatan hukum atas dugaan penggunaan buku bajakan untuk melatih model AI mereka, Llama. Gugatan ini menambah daftar panjang kontroversi terkait perusahaan teknologi dalam penggunaan data untuk pengembangan kecerdasan buatan.

Dikutip Gadgetdiva dari Android Headlines (15/1/2025), penulis ternama seperti Ta-Nehisi Coates dan komedian Sarah Silverman termasuk di antara kelompok yang menuding Meta menggunakan dataset dengan konten dari buku-buku yang dilindungi hak cipta. Gugatan ini diajukan di pengadilan federal California, menyoroti dugaan pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh perusahaan teknologi tersebut.

Meta diketahui menggunakan dataset LibGen untuk melatih Llama, model AI andalannya. Dataset ini mencakup sekitar 32 TB konten, termasuk berbagai jenis buku, baik yang bersifat ilmiah maupun populer. LibGen sendiri telah lama dikenal sebagai sumber konten bajakan yang tersedia di internet.

Advertisement

Dalam dokumen gugatan yang dirilis pekan ini, terungkap bahwa CEO Meta, Mark Zuckerberg, memberikan persetujuan penggunaan dataset tersebut meskipun ada peringatan dari tim eksekutif AI Meta. Komunikasi internal Meta menunjukkan bahwa beberapa eksekutif menyadari risiko hukum penggunaan dataset ini, namun tetap melanjutkan proses pelatihan AI.

Gugatan ini sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, pada tahun 2023, kasus serupa diajukan ke pengadilan dengan tuduhan bahwa AI Llama mampu menghasilkan teks yang melanggar hak cipta dari karya penulis tertentu. Gugatan itu sempat ditolak oleh Hakim Distrik AS Vince Chhabria karena kurangnya bukti kuat.

Namun, dengan adanya temuan baru berupa komunikasi internal Meta, para penggugat percaya bahwa kasus ini layak dibuka kembali. Mereka juga menambahkan tuduhan baru terkait dugaan penghapusan informasi manajemen hak cipta (CMI) dari konten buku yang digunakan Meta.

Advertisement

Hakim Chhabria mengizinkan kelompok penggugat untuk menyajikan bukti baru dalam revisi pengaduan mereka. Meski demikian, hakim menyatakan skeptis bahwa kasus ini akan berhasil memberikan hasil yang menguntungkan bagi para penulis.

Di sisi lain, gugatan ini tidak hanya menyoroti potensi pelanggaran hak cipta tetapi juga dampak etis dalam pengembangan teknologi AI. Penggunaan konten bajakan untuk melatih model AI dapat menjadi preseden buruk bagi industri teknologi di masa depan.

Jika gugatan ini berhasil, implikasinya akan sangat besar bagi Meta dan perusahaan teknologi lainnya. Mereka mungkin harus mengubah cara mengakses dan menggunakan data untuk pelatihan AI, serta menghadapi denda besar. Selain itu, ini juga dapat memicu diskusi yang lebih luas tentang regulasi terkait penggunaan data dalam pengembangan teknologi AI.

Advertisement

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mengandalkan AI untuk berbagai kebutuhan, transparansi dalam proses pengumpulan data menjadi isu penting. Gugatan terhadap Meta ini menjadi pengingat bahwa perusahaan teknologi besar harus bertanggung jawab atas tindakan mereka, terutama dalam hal yang menyangkut hak cipta dan etika.

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.