Pasien Kedua Neuralink Kini Bisa Main Game dengan Pikiran: Terobosan Teknologi Otak Elon Musk
- by Firda Zahara
- Sabtu, 24 Agustus 2024 - 16:49 WIB
GadgetDiva – Neuralink, perusahaan rintisan milik Elon Musk yang bergerak di bidang teknologi otak, terus menciptakan terobosan baru dalam dunia medis dan teknologi. Baru-baru ini, Neuralink menanamkan chip otaknya ke pasien kedua, seorang pria bernama Alex. Chip canggih ini memungkinkan Alex untuk mengendalikan perangkat elektronik, seperti laptop, hanya dengan pikirannya. Lebih menariknya lagi, Alex kini bisa memainkan game favoritnya dan mendesain objek 3D tanpa bantuan fisik.
Dalam postingan blog terbarunya, Neuralink mengungkapkan perkembangan terbaru dari Alex, yang sebelumnya mengalami cedera tulang belakang parah yang membuatnya kehilangan kendali atas anggota tubuhnya. Bulan lalu, Neuralink menanamkan chip ke otak Alex, dan sekarang ia bisa mengendalikan mouse yang terhubung ke laptopnya hanya dengan pikiran.
Sebagaimana pasien pertama Neuralink, Noland Arbaugh, Alex menggunakan chip otak ini untuk bermain game. Salah satu game yang paling sering ia mainkan adalah Counter-Strike 2, sebuah game populer di kalangan gamer. Sebelum menggunakan chip Neuralink, Alex terbiasa bermain game dengan QuadStick, sebuah kontroler yang dioperasikan menggunakan mulut. Namun, kontroler ini tidak cukup efisien untuk game yang membutuhkan gerakan cepat dan presisi tinggi.
Dengan bantuan chip Neuralink, Alex kini memiliki kebebasan lebih dalam bermain game. "Hanya berlari-lari saja sudah sangat menyenangkan karena saya dapat melihat ke samping, dan tidak perlu menggerakkan QuadStick ke kiri dan kanan," ungkap Alex dalam blog resmi Neuralink. Ia juga menambahkan bahwa pengalaman bermain game-nya menjadi jauh lebih seru karena ia bisa membidik dan bergerak secara bersamaan menggunakan implan otaknya.
Teknologi Chip Otak untuk Kehidupan Lebih Mandiri
Bukan hanya untuk bermain game, Neuralink juga memberikan Alex kemampuan untuk menggambar desain 3D menggunakan aplikasi CAD, yang biasanya memerlukan kontrol yang rumit dan presisi. Sebuah video yang diunggah oleh Neuralink memperlihatkan Alex mengendalikan aplikasi desain tersebut hanya dengan pikirannya, menunjukkan potensi besar teknologi ini di berbagai bidang, termasuk industri kreatif.
Meski kemajuan ini sangat menggembirakan, Neuralink masih menghadapi beberapa tantangan. Sebelumnya, pada pasien pertama mereka, Noland Arbaugh, Neuralink menghadapi masalah ketika 85% elektroda yang terhubung ke otaknya terlepas beberapa bulan setelah operasi. Hal ini menyebabkan chip tidak dapat membaca sinyal otak dengan sempurna, meskipun Arbaugh masih bisa menggunakan chip-nya seperti biasa. Untuk menghindari masalah serupa pada Alex, Neuralink telah melakukan berbagai upaya mitigasi, termasuk menanamkan chip lebih dalam ke jaringan otak dan mengurangi risiko terbentuknya kantung udara saat operasi.
Neuralink berharap, dengan perbaikan ini, chip yang ditanamkan ke otak Alex akan lebih stabil dan bisa memberikan performa yang lebih baik daripada chip sebelumnya. Mereka juga terus mengembangkan teknologi ini untuk memberikan pengalaman yang lebih baik dalam mengendalikan perangkat elektronik, seperti mouse dan kontroler video game.
Masa Depan Neuralink: Lebih dari Sekadar Hiburan
Meskipun pencapaian ini cukup mengesankan, Neuralink tidak berhenti hanya pada kemampuan bermain game atau desain 3D. Perusahaan ini memiliki visi yang lebih besar untuk masa depan, termasuk membantu orang dengan disabilitas fisik agar bisa menjalani hidup yang lebih mandiri. Salah satu rencana ambisius Neuralink adalah memungkinkan pengguna chip otak mereka untuk mengendalikan lengan robot atau kursi roda hanya dengan pikiran. Hal ini tentu akan memberikan dampak besar bagi mereka yang mengalami kelumpuhan atau keterbatasan fisik lainnya.
Neuralink percaya bahwa teknologi ini pada akhirnya bisa membantu pasien untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti makan atau berpakaian, tanpa bantuan dari orang lain. Dalam jangka panjang, teknologi ini berpotensi mengubah kehidupan banyak orang, membuka peluang baru bagi mereka yang sebelumnya terbatas oleh kondisi fisik mereka.
Selain itu, Neuralink juga berencana untuk meningkatkan integrasi chip otaknya dengan dunia nyata, memungkinkan pengguna untuk berinteraksi lebih baik dengan lingkungan sekitar mereka. Dengan kata lain, teknologi ini tidak hanya akan digunakan untuk hiburan, tetapi juga untuk memfasilitasi kehidupan yang lebih mandiri dan produktif.
Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, perkembangan yang ditunjukkan oleh pasien kedua Neuralink, Alex, memberikan harapan baru akan potensi teknologi implan otak ini. Dengan dukungan penelitian dan pengembangan yang terus dilakukan, tidak menutup kemungkinan bahwa Neuralink akan membawa revolusi dalam dunia medis dan teknologi di masa depan.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Artikel Terkait
PINS dan CHT INFINITY Dirikan Smart Pole Pertama di IKN
Tiang cerdas yang sudah terpasang di Sumbu Barat Istana Presiden ini berfungsi sebagai bukti konsep ..
- by Jundi Amrullah
- 4 bulan lalu
- 3,250
Jenius Rayakan 8 Tahun dengan Fitur Inovatif dan Program Hoki Go Lucky
Jenius, solusi keuangan dari Bank BTPN, merayakan 8 tahun dengan menghadirkan fitur inovatif dan pro..
- by Herning Banirestu
- 4 bulan lalu
- 3,250
Indosat Resmikan AI Experience Center Pertama di Indonesia
AI Experience Center menampilkan teknologi AI terkini untuk berbagai sektor, termasuk manajemen smar..
- by Jundi Amrullah
- 4 bulan lalu
- 3,250
Telkomsel Melalui IndiHome TV Hadirkan Paket Minipack SPORT
Untuk mendapatkan akses ke EPL, pelanggan perlu menambahkan Paket Minipack SPORT pada langganan mere..
- by Jundi Amrullah
- 4 bulan lalu
- 3,250