Pemerintah Prancis bantah Penangkapan Pavel Durov Bagian dari Politik

Pemerintah Prancis bantah Penangkapan Pavel Durov Bagian dari Politik
News

Pemerintah Prancis Bantah Penangkapan Pavel Durov Bagian dari Politik

Pavel Durov

Pavel Durov # Sumber : The Epoch Times

GadgetDiva – Pemerintah Prancis membantah klaim bahwa penangkapan pejabat tertinggi aplikasi pesan Telegram pada akhir pekan lalu bermotif politik. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada 26 Agustus bahwa penangkapan CEO Telegram Pavel Durov pada hari Sabtu tersebut berasal dari penyelidikan independen dan tidak bermotif politik.

Macron memposting pernyataan resmi pertama Prancis di platform media sosial X, menyatakan bahwa Prancis "sangat berkomitmen" pada kebebasan berekspresi tetapi "kebebasan dijaga dalam kerangka hukum, baik di media sosial maupun dalam kehidupan nyata, untuk melindungi warga negara dan menghormati hak-hak dasar mereka."

Algorithmics Kini Hadir di Empat Kota Besar Indonesia

Macron juga mengecam tuduhan motif politik sebagai tidak benar, menambahkan bahwa penangkapan tersebut "tidak ada hubungannya dengan keputusan politik. Adalah tugas hakim untuk memutuskan perkara ini."

Kantor kejaksaan Paris juga mengeluarkan pernyataan pertama tentang penangkapan tersebut pada hari Senin, mengungkapkan bahwa Durov ditahan karena penyelidikan yudisial yang dibuka pada bulan Juli melibatkan belasan dugaan kejahatan berbeda.

Kantor kejaksaan mengatakan bahwa dugaan kejahatan Durov mencakup keterlibatan dalam penjualan pornografi anak dan narkotika ilegal, penipuan, mendukung transaksi kejahatan terorganisir, dan menolak untuk membagikan informasi atau dokumen kepada penyidik saat diminta oleh hukum untuk melakukannya.

Penahanan Durov diperpanjang hingga Minggu malam dan dapat diperpanjang hingga Rabu malam sebelum pihak berwenang harus memutuskan apakah akan membebaskan atau mendakwanya.

Dalam sebuah pernyataan, Telegram mengatakan bahwa mereka mematuhi hukum Uni Eropa dan moderasi mereka "sesuai dengan standar industri dan terus berkembang."

"CEO Telegram Pavel Durov tidak memiliki sesuatu untuk disembunyikan dan sering bepergian di Eropa. Adalah absurde untuk mengklaim bahwa sebuah platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut," kata perusahaan tersebut.

Beberapa pemerintah Barat telah mengkritik Telegram karena kurangnya moderasi konten, yang mereka klaim membuka platform pesan tersebut untuk kemungkinan digunakan dalam pencucian uang, perdagangan narkoba, dan pembagian materi yang terkait dengan eksploitasi seksual anak.

Pada tahun 2022, Jerman mengenakan denda sebesar $5 juta terhadap operator Telegram karena gagal menetapkan cara yang sah untuk melaporkan konten ilegal atau menunjuk entitas di Jerman untuk menerima komunikasi resmi. Keduanya diwajibkan oleh hukum Jerman yang mengatur platform online besar. Demikian pula, Brasil sementara menangguhkan Telegram tahun lalu karena kegagalannya menyerahkan data terkait aktivitas neo-Nazi dalam penyelidikan polisi mengenai penembakan di sekolah.

Otoritas Rusia juga mencoba memblokir Telegram tetapi gagal, mencabut larangan tersebut pada tahun 2020.

Durov adalah warga negara Prancis dan juga memegang kewarganegaraan Rusia, Uni Emirat Arab, dan St. Kitts dan Nevis.

"Durov ikut mendirikan Telegram bersama saudaranya setelah perusahaan sebelumnya, yang juga menyediakan layanan pesan, dikutuk oleh otoritas Rusia.

Aplikasi tersebut, VKontakte, diluncurkan pada tahun 2006, tetapi Durov menjual sahamnya di perusahaan tersebut setelah pemerintah Rusia menuntut agar ia mengungkapkan informasi pribadi pengguna yang terlibat dalam pemberontakan populer di Ukraina pada tahun 2013 dan 2014 yang mengakibatkan penggulingan presiden pro-Rusia Viktor Yanukovych.

Rusia menggunakan peristiwa tersebut sebagai justifikasi untuk aneksasi Krimea berikutnya dan dukungannya terhadap separatis berbahasa Rusia di Ukraina timur.

Durov sebelumnya mengatakan bahwa ia menolak tuntutan pemerintah Rusia dan meninggalkan Rusia.

Telegram sejak itu telah berkembang menjadi sumber informasi populer di Ukraina dan Rusia, di mana media dan pemerintah sama-sama menggunakannya untuk menyebarluaskan pesan tentang perang yang sedang berlangsung, serta memberikan peringatan langsung.

Baca Juga :

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.


author-img_1

Jundi Amrullah

Reporter

Artikel Terkait

Transformasi Bisnis Ralali Perkenalkan Produk Siap Saji dalam Kemasan
News

Transformasi Bisnis Ralali Perkenalkan Produk Siap Saji dalam Kemasan

Ralali merayakan 11 tahun kiprah dengan menggandeng Braskita, meluncurkan Ralali Food, dan memperken..

Algorithmics Kini Hadir di Empat Kota Besar Indonesia
News

Algorithmics Kini Hadir di Empat Kota Besar Indonesia

Algorithmics, sekolah pemrograman internasional, perluas jangkauan pendidikannya di Indonesia dengan..

GeekTalk Bahas Akses Internet di Gelaran Technologue Award 2024
News

GeekTalk Bahas Akses Internet di Gelaran Technologue Award 2024

Technologue Media Kreatif baru saja menyelenggarakan Technologue Award 2024, sebuah event tahunan un..

Cara Aktivasi iMessage dan Facetime untuk Pelanggan XL Axiata
News

Cara Aktivasi iMessage dan Facetime untuk Pelanggan XL Axiata

Bagi para pengguna iPhone dan perangkat Apple lainnya, fitur iMessage dan FaceTime sangat penting da..


;