Riset Ungkap 62% Lansia Mampu Identifikasi Hoaks Saat Pemilu 2024
- by Jundi Amrullah
- Selasa, 27 Agustus 2024 - 20:40 WIB
GadgetDiva – Lansia adalah salah satu kelompok yang rentan terhadap hoaks di era digital, terutama saat periode Pemilu. Seringkali, lansia dianggap kurang literasi digital, namun riset terbaru dari Tular Nalar menunjukkan gambaran yang berbeda dengan temuan-temuan baru.
Dalam penelitian tersebut, hoaks yang paling sering beredar meliputi diskreditasi terhadap lawan politik, klaim pencapaian yang berlebihan, janji politik yang tidak realistis, dan misinformasi terkait hasil Pemilu. Meski demikian, banyak lansia yang tidak pasif dalam menghadapi hoaks.
Sebanyak 91% lansia berusaha membandingkan informasi dari berbagai sumber, 84% mencari referensi untuk verifikasi, 79% memperingatkan orang lain, dan 57% melaporkan hoaks yang mereka temui. Mereka sering kali memanfaatkan Google untuk mencari data pendukung dan bukti kebenaran informasi.
Selain itu, 81% dari responden menganggap televisi sebagai sumber informasi Pemilu yang kredibel, sementara 79% mempercayai situs berita. Meskipun banyak lansia belum pernah mendapatkan pelatihan khusus tentang hoaks, 62% dari mereka mengaku dapat menemukan dan menanggapi hoaks terkait Pemilu. Namun, 25% merasa kesulitan dalam mengidentifikasi hoaks, dan 17% tidak yakin apakah mereka pernah menemukannya.
Perbedaan juga terlihat antara lansia perempuan dan laki-laki. Lansia perempuan (79%) lebih percaya diri dalam mengenali dan menangani hoaks dibandingkan lansia laki-laki (56%). Isya Hanum, Government Affairs & Public Policy Manager di Google Indonesia, mengungkapkan bahwa Google berkomitmen untuk memastikan platform mereka tidak digunakan untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan dan membantu pemilih membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang akurat.
Pada tahun 2023, Google.org, cabang filantropi dari Google, memberikan dana sebesar $2,5 juta kepada MAFINDO untuk memperluas program Tular Nalar, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan berpikir kritis di kalangan pemuda, lansia, dan pendidik Indonesia. Melalui penelitian ini, diharapkan lansia dapat menjadi pengguna internet yang lebih cerdas dan teliti.
Program Tular Nalar sendiri bertujuan untuk mengedukasi 1,6 juta masyarakat melalui 500 pelatihan Akademi Digital Lansia dan Sekolah Kebangsaan di 38 provinsi di Indonesia. Santi Indra Astuti, Program Manager Tular Nalar, menjelaskan bahwa lansia umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, tetapi kurang kesadaran terhadap potensi bahaya yang dapat timbul. Edukasi literasi digital terbukti sangat bermanfaat bagi lansia dalam mengenali ciri-ciri hoaks dan memperluas wawasan mereka.
“Peserta lansia yang telah mengikuti kegiatan kami mengungkapkan bahwa pelatihan literasi digital sangat membantu dalam mengenali hoaks dan penipuan di platform digital,” tambah Santi. Penelitian Formatif Pemilih Lansia ini dilakukan oleh tim Love Frankie dan didukung oleh Google.org, dengan melibatkan 361 pemilih lansia berusia 50-70 tahun dari berbagai daerah di Indonesia pada awal tahun 2024.
Santi juga berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pembuat kebijakan dan masyarakat luas dalam menciptakan pemilihan umum yang lebih adil, berkualitas, dan inklusif di Indonesia.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Artikel Terkait
Kenangan Brands Targetkan 500 Gerai Global pada 2027
Kenangan Brands menargetkan 500 gerai di luar negeri pada 2027, dengan ekspansi ke Filipina dan Indi..
- by Herning Banirestu
- 2 bulan lalu
- 3,250
Telkomsel Akselerasikan Jaringan 5G Lebih Masif di Indonesia
Upaya ekspansi jaringan Hyper 5G dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan tujuan menyediakan pe..
- by Jundi Amrullah
- 2 bulan lalu
- 3,250
IBM Tegaskan AI Tidak Akan Mengambil Alih Peran Manusia
IBM menegaskan bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) tidak akan mengambil alih peran manusia...
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 2 bulan lalu
- 3,250
Profil CEO Telegram Pavel Durov yang Ditangkap di Prancis
Pavel Durov, pendiri Telegram, ditangkap di Prancis terkait dugaan kejahatan dalam aplikasi Telegram..
- by Siti Sarifah Aliah
- 3 bulan lalu
- 3,250