GadgetDiva – Induk perusahaan TikTok, ByteDance menuntut karyawan magangnya yang terlibat dalam kasus sabotase AI. Karyawan tersebut dituntut sebesar USD 1,1 juta atau sekitar Rp. 17 miliar.

Menurut laporan dari Reuters, tuntutan ByteDance tersebut dilayangkan kepada mantan pegawai magangnya yang bernama Tian Keyu. Tuntutan tersebut diajukan ke Pengadilan Rakyat Distrik Haidian di Beijing.

Kasus sabotase AI ini semula berawal dari ByteDance yang menuduh karyawan magangnya sengaja menyerang infrastruktur pelatihan model bahasa kecerdasan buatannya. Sehingga, perusahaan tersebut rugi hingga puluhan juta dolar.

Tuntutan hukum antara perusahaan dan karyawan merupakan hal yang biasa terjadi di Tiongkong. Namun, tuntutan hukum terhadap seorang pekerja magang dengan nilai yang sangat besar ini hal yang tak biasa.

Kasus sabotase AI ini telah menarik perhatian karena fokusnya pada pelatihan LLM (model bahasa besar), yakni sebuah teknologi yang telah menarik perhatian global di tengah kemajuan teknologi yang cepat dalam aplikasi AI generatif. Teknologi ini biasanya digunakan untuk menghasilkan teks, gambar atau output lain dari data yang besar.

ByteDance sendiri menolak untuk mengomentari gugatan tersebut pada hari Kamis (28/11). Karyawan magang tersebut merupakan mahasiswa pascasarjana di Universitas Peking.

Tian diduga telah sengaja menyabotase pelatihan model tim melalui manipulasi kode dan modifikasi yang tidak sah. Dalam sebuah postingan media sosial bulan Oktober lalu, ByteDance menyatakan bahwa mereka telah memberhentikan Tian pada bulan Agustus.

Mereka menyatakan bahwa meskipun ada desas-desus kasus ini telah menyebabkan kerugian perusahaan mencapai jutaan dolar dan melibatkan lebih dari 8.000 unit pemrosesn grafis. Namun, hal ini sangat dibesar-besarkan.

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.