Penelitian: Lebih dari 3 Women in Tech Berniat untuk Resign
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- Minggu, 28 November 2021 - 12:13 WIB
Penelitian terbaru menyatakan bahwa lebih dari 3 women in tech atau wanita yang berkarier dalam dunia teknologi berpikir untuk resign. Hal ini ternyata merupakan dampak dari pandemi.
Mengutip dari CNET, tiga puluh delapan persen women in tech di industri teknologi berencana meninggalkan pekerjaan mereka dalam dua tahun ke depan. Data ini diambil dari sebuah survei terbaru.
Laporan dari perusahaan konsultan manajemen bisnis New View Strategies, pada 4 November, ada hal yang menjadi penyebab dari women in tech ingin meninggalkan pekerjaannya. Di antaranya adalah adanya ketidak setaraan gender di tempat kerja dan pandemi, ternyata memengaruhi lintasan karier mereka.
Dua puluh tujuh persen dari mereka mengatakan bahwa merasa kurang optimis terkait karier mereka daripada sebelum COVID-19 melanda. Sementara, lima puluh dua persen menyatakan beban kerja mereka meningkat sejak pandemi dimulai.
“Pandemi COVID-19 telah mengubah kehidupan semua orang selama satu setengah tahun terakhir, termasuk wanita yang bekerja dalam bidang teknologi,” ungkap laporan tersebut.
Laporan tersebut berhasil melakukan survei pada 1.000 wanita yang di bidang teknologi, mulai dari gaji tahunan kurang dari $25.000 hingga $100.000 dan di berbagai lingkungan kerja. Termasuk di kantor, remote maupun hybrid.
Data tersebut memperkuat penelitian serupa baru-baru ini terkait perempuan di tempat kerja. Laporan tahunan Consultancy McKnsey & Company Women in the Workplace yang dirilis pada bulan September, menemukan bahwa 1 dari 3 wanita di berbagai industri sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaan mereka atau menurunkan karier mereka.
Berdasarkan penelitian tersebut pula, ditemukan bahwa manajer wanita mengambil pekerjaan ekstra untuk membantu orang lain mengelola beban dan menavigasi tantangan kehidupan di dunia kerja.
Dalam studi lain, dari bulan Oktober, AnitaB.org, sebuah organisasi yang mengavodkasi wanita dalam komputasi, menemukan bahwa 53% wanita merasa perlu untuk membuktikan nilai mereka kepada bos mereka selama pandemi. Takut bahwa memiliki anak atau tanggung jawab keluarga lainnya mungkin disebut produktivitas mereka dipertanyakan.
Meskipun pandemi telah memperkenalkan serangkaian rintangan baru bagi perempuan, masalah yang sedang berlangsung mendahuli COVID-19. Dari mereka yang disurvei, 43% berpikir ada kesenjangan upah pada gender di tempat kerja mereka. Sementara, 38% mengatakan mereka telah menyaksikan bias gender.
Ketika ditanya terkait tantangan terbesar yang dihadapi women in tech, responden menyebutkan beberapa jawaban. Yakni, kurangnya peluang kemajuan, panutan wanita, serta kurangnya bimbingan.
Baca juga: Lewat Samsung IntimART Talks, Dian Sastrowardoyo Bantu Sesama Melalui Karya Rupa
Artikel Terkait
Lewat Samsung IntimART Talks, Dian Sastrowardoyo Bantu Sesama Melalui Karya Rupa
Dian Sastrowardoyo berkolaborasi dengan Axton Salim dan Iwan Effendi dalam untuk melakukan charit..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 2 tahun lalu
- 3,250
Turuti Adele, Spotify Hapus Tombol Shuffle
Adele berhasil membujuk Spotify untuk menghapus tombol Shuffle atau acak dari platformnya. Sehing..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 2 tahun lalu
- 3,250
Dijuluki 'Miss Independent', Yuk Kenalan Sama 5 Perempuan Sains Ini
Seiring dengan perkembangan sains dan teknologi yang semakin pesat, semakin banyak juga perempuan..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 2 tahun lalu
- 3,250
Roehanna Koeddoes, Jurnalis Wanita Pertama Indonesia dirayakan Google
Roehanna Koeddoes atau Ruhana Kuddus dikenal sebagai jurnalis perempuan pertama Indonesia. Diriny..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 2 tahun lalu
- 3,250