Cara Tamara Gondo Berdayakan Pengungsi Perempuan
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- Selasa, 13 Desember 2022 - 13:35 WIB
Gadgetdiva.id — Tamara Gondo berbagi kisahnya dalam memberdayakan para pengungsi perempuan di Indonesia dan dunia. Dirinya kini ikut berkontribusi menuju pencapaian Global Goals.
Tamara Gondo sendiri merupakan salah satu anggota Generation17. Merupakan kemitraan antara Samsung dan United Nation Development Programme (UNDP) yang memberdayakan kaum muda di seluruh dunia.
Merupakan CEO dari Liberty Society, sebuah platform e-commece yang memproduksi dan menjual produk-produk ramah lingkungan. Lewat perusahaannya ini, Tamara telah mempekerjakan para pengungsi untuk membuat produk.
Tak hanya itu, dia juga turut menyediakan pendapatan tetap dan peluang peningkatan keterampilan bagi para pengungsi. Termasuk juga bermitra dengan berbagai organisasi untuk memberi para pengungsi layanan kesehatan, pendidikan anak dan donasi makanan.
Bagi Tamara, Liberty Society adalah tempat mereka untuk mengekspresikan diri dan kreativitas sambil membangun kebebasan finansial.
“Ini adalah tempat yang aman di mana para wanita dapat hidup dengan damai dan membangun kembali mimpi mereka,” pungkas Tamara dalam pernyataan resmi yang diterima Gadgetdiva, Selasa (13/12).
Upaya Tamara dalam memberdayakan para pengungsi perempuan
Sejak duduk di bangku sekolah menengah, Tamara sudah membuat organisasi nirlaba bersama teman-temannya untuk mengumpulkan sumbangan bagi para korban banjir. Organisasinya pun semakin berkembang, mencakup pengumpulan sponsor dan microfinance bagi anak muda yang kurang mampu.
“Setelah melihat begitu banyak ketidaksetaraan, saya berjanji untuk menjadi pembangun jembatan, menghubungkan mereka yang tidak memiliki sumber daya dengan mereka yang memilikinya,” tutur Tamara.
Tamara mulai tergerak untuk membantu para pengungsi perempuan dalam di Indonesia, ketika ia menjadi sukarelawan di sebuah organisasi pengungsi. Dia bertemu dengan sekelompok perempuan yang menjahit.
Mereka menjahit pakaian yang terinspirasi dari pengalaman pengungsian mereka. Dari sana, Tamara tahu bahwa ia harus membnaut.
“Saya melihat para wanita yang sangat berbakat yang memiliki akses ke pasar,” katanya.
Menurut dia, para perempuan itu sangat kuat dan kreatif. Oleh sebab itu, dia ingin menunjukkan hal tersebut kepada dunia setelah Tamara melihat karya yang dibuat oleh mereka.
Seiring dengan perusahaannya mengajari para pengungsi berbagai keterampilan menjahit, tim Tamara mencari organisasi lain untuk perluas pelatihan para pengungsi. Dia memberi mereka kelas bahasa, bisnis, keuangan dan literasi digital.
Dilaporkan juga dirinya telah memberi sebuah program kewirausahaan untuk para remaja pengungsi beberapa waktu belakangan ini. Mereka diajari cara meluncurkan situs e-commerce untuk mereka sendiri.
Tamara menyebut teknologi digital membantunya mewujudkan kolaborasi bersama rekan internasionalnya. Meeting virtual membuat timnya yang terdiri dari 11 orang untuk terhubung secara rutin dan berbagi beragam perspektif yang menyorot setiap aspek bisnisnya.
Sebagai platform e-commerce, teknologi adalah alat yang penting untuk memamerkan produk-produk mereka dan menjangkau konsumen global – di AS, Singapura, Malaysia, Taiwan, dan negara lainnya. Melalui kekuatan teknologi, Tamara dapat terhubung dengan merek dan komunitas yang memiliki visi yang sama, berbagi inisiatif terbarunya, dan menyoroti para pengungsi dan pengrajin Liberty Society.
“Teknologi benar-benar membuka dunia bagi kami untuk berbagi cerita para pengungsi kami dan mengangkat suara mereka yang sering kali tidak didengar,” katanya.
Tak hanya konsetrasi dalam memberdayakan perempuan, Tamara juga turut aktif dalam upaya menjaga keselamatan bumi. Yakni, melalui produk yang dihasilkannya.
Produk dari Liberty Society meliputi hoodie, tas, dan hampers, berbahan kain ramah lingkungan yang terbuat dari pohon seperti Tencel dan viscose. Pelanggan mereka adalah perusahaan yang mencari barang dan hadiah yang ramah lingkungan.
Misalnya, singkong yang digunakan untuk kemasan yang dapat hancur menjadi pupuk kompos. Atau, daun pisang yang dimanfaatkan kembali untuk menjadi bubble wrap.
“Barang-barang kami yang ramah lingkungan dan berdampak dapat membantu merek-merek untuk terus berkontribusi secara berkelanjutan, berbelanja dengan kesadaran, dan menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan secara berbeda,” kata Tamara.
Liberty Society telah memberikan peningkatan keterampilan dan kebebasan finansial kepada lebih dari 100 pengungsi. Melalui kemitraannya, mereka juga telah membantu 500 keluarga untuk mengakses pendidikan, donasi makanan, dan perawatan kesehatan gratis.
Sepertiga dari hasil penjualan digunakan untuk para pengrajin. Untuk membuka kemungkinan bagi lebih banyak komunitas, organisasi tersebut telah memperluas jangkauannya dengan menyertakan pengungsi laki-laki, penyandang disabilitas, dan penyintas sex trafficking.
Menurut Tamara, keberhasilan perusahaannya ialah jika para pengungsi ini bisa memiliki visi untuk membangun bisnis mereka sendiri.
“Ketika para anggota kami mulai memiliki visi untuk membangun bisnis mereka sendiri, ketika mereka memiliki harapan untuk bermimpi lagi. Sesederhana itu,” tutupnya.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News
Artikel Terkait
Lee Young-Hee Ditunjuk Jadi Bos Perempuan Pertama Samsung Electronics
Gadgetdiva.id — Lee Young-Hee jadi bos perempuan pertama Samsung Electronics, hari ini (5/..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 2 tahun lalu
- 3,250
Gegara Spotify Wrapped 2022, Tagar Apologize to Lisa Ramaikan Twitter
Gadgetdiva.id — BLINKS, nama fandom dari BLACKPINK mendesak Spotify untuk meminta maaf kep..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 2 tahun lalu
- 3,250
Mengenal Myrtle Gonzalez yang Tampil di Google Doodle 23 November
Gadgetdiva.id — Google Doodle menampilkan animasi dari Myrtle Gonzalez, kemarin (23/11). D..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 2 tahun lalu
- 3,250
Keberhasilan Aliansi G20 Empower Angkat Isu Pemberdayaan Perempuan
Gadgetdiva.id — KTT G20 berakhir pada 15-16 November 2022 dengan membawa 52 poin Deklarasi..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 2 tahun lalu
- 3,250