Christina Koch: Astronot wanita NASA terlama di luar angkasa
- by Jihan Nasir
- Senin, 30 Desember 2019 - 12:31 WIB
Christina Koch merupakan astronot wanita NASA yang melakukan penerbangan luar angkasa terlama. Koch juga merupakan bagian dari duo yang menyelesaikan perjalanan ruang angkasa wanita pertama, pada bulan Oktober lalu.
Baca juga, NASA rancang astronaut wanita jelajahi ruang angkasa
Hal ini merupakan suatu pencapaian pertama yang dilakukan astronot wanita NASA yang menembus luar angkasa. Astronot Christina Koch telah menetapkan rekor untuk penerbangan luar angkasa tunggal terpanjang oleh seorang wanita yang menyelesaikan 289 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Pada perjalanan ke luar angkasa, Astronot Peggy Whitson di ISS pada 2016-17 juga memegang rekor perjalanan terpanjang. Namun, tinggalnya Koch yang dijadwalkan saat ini akan membawanya sedikit di bawah rekor 340 hari pada perjalanan Scott Kelly-Koch yang dijadwalkan kunjungan 328 hari untuk berada di stasiun ruang angkasa sampai Februari mendatang.
Koch ditugaskan untuk mempelajari bagaimana perjalanan ruang angkasa dalam jangka panjang yang berdampak pada tubuh manusia, percobaan ini memberikan info yang bisa menjadi sangat penting ketika NASA memutuskan pengiriman astronot ke Mars.
Pada bulan Oktober lalu, Koch dan Jessica Meir mengambil spacewalk pertama yang semuanya wanita melakukan perjalanan di luar ruangan dalam perjalanan Koch keempat kali. Tapi Koch tetap rendah hati tentang peninggalan ISS yang telah memecahkan rekor, dia mengatakan akan dengan senang hati melepaskan gelar percapaian terlama di luar angkasa tersebut.
“Harapan nomor satu saya untuk tonggak ini, adalah bahwa rekor dilampaui kembali secepat mungkin. Karena itu berarti bahwa kami terus mendorong batas-batas.” Kata Koch kepada CBS This Morning.
Koch memiliki latar belakang sebagai insinyur listrik untuk NASA, di mana dirinya bekerja pada instrumen ilmiah untuk beberapa misi badan antariksa. Dia menjadi astronot pada tahun 2013. Selanjutnya, Koch mengatakan dia tidak keberatan menjadi wanita pertama di bulan.
Pada bulan Mei, NASA mengatakan misinya untuk mengembalikan manusia ke permukaan bulan akan disebut Artemis. Dalam mitologi Yunani, Artemis adalah saudara perempuan Apollo, yang meminjamkan namanya untuk serangkaian misi yang pada tahun 1969 membuat Neil Armstrong menjadi yang pertama menginjakkan kaki di bulan.
Badan antariksa mengatakan misi Artemis akan membawa astronot NASA ke permukaan bulan pada tahun 2024 mendatang, termasuk wanita pertama dan pria pada berikutnya. Koch mengatakan penting untuk memasukkan wanita dalam persamaan ruang tersebut. “Sangat penting untuk tidak menolak ide inovatif, bahwa setiap orang memiliki peran, dan setiap orang memiliki tempat di meja saat kita bergerak maju,” tutupnya.
Artikel Terkait
Hera Kitwan Siu, ditunjuk jadi dewan direksi Goodyear International
Goodyear Global menunjuk pakar teknologi informasi (TI) wanita asal China untuk menjadi anggota B..
- by Jihan Nasir
- 5 tahun lalu
- 3,250
Dicari! Admin sosmed Ratu Elizabeth, gajinya hampir Rp1 miliar
Admin sosmed Ratu Elizabeth saat ini adalah pekerjaan yang paling diidam-idamkan, jika merunut pa..
- by Siti Sarifah Aliah
- 5 tahun lalu
- 3,250
Pratiwi wakili Indonesia jadi ahli antariksa perempuan
Pratiwi menjadi ahli antariksa perempuan pertama di Indonesia. Dia merupakan wanita yang saat ini..
- by Jihan Nasir
- 5 tahun lalu
- 3,250
Dian Siswarini ‘Perempuan Hebat Indonesia 2019’, dia adalah CEO XL Axiata
Dian Siswarini, Presiden Direktur dan CEO PT XL Axiata Tbk, kembali meraih penghargaan dari masya..
- by Redaksi
- 5 tahun lalu
- 3,250