GadgetDIVA - Gadgetdiva.id — Co-Founder Pluang, Claudia Kolonas bicara soal peran perempuan dalam bidang Financial Technology (Fintech). Dirinya mengaku bahwa masih banyak perempuan yang belum mendapat kesempatan berkarier di bidang tersebut.
Dalam sambutan penutup acara “Women in Fintech: Empowering the Next Generation Forum”, Co-Founder dari Pluang tersebut menyatakan bahwa banyak perempuan di sektor fintech merasa belum mendapat dukungan. Tepatnya, kesetaran untuk berkembang di bidang tersebut.
Hal tersebut terbukti melalui data IMF tahun 2022. Dimana hanya ada sebanyak 10 persen perempuan berada di puncak kepempimpinan perusahaan fintech. Oleh karena itu, Claudia Kolonas merasa bahwa ekosistem fintech perlu lebih banyak mengakomodasi kiprah dan keterlibatan perempuan.
Baca Juga
“Maka dari itu, ekosistem fintech perlu lebih mengakomodasi kiprah dan keterlibatan perempuan, khususnya untuk mendorong inovasi dalam era ekonomi digital yang dihadirkan pemimpin perempuan di sektor fintech,” ungkap Claudia Kolonas dikutip dari rilis yang diterima oleh Gadgetdiva pada Jumat (12/8).
Bersimpangan dengan penelitian tersebut, temuan dari studi di Asia Tenggara menyatakan bahwa representasi perempuan justru semakin menurun di jenjang karir senior. Tercatat sebanyak 32% tenaga kerja perempuan di sektor teknologi hanya 15% di antaranya yang menempai puncak kepemimpinan.
Baca Juga
Penemuan ini bertolak belakang dengan kondisi keterwakilan perempuan dalam sektor teknologi. Penemuan tersebut justru menunjukkan bahwa peran pemepuan dapat berkontribusi pada performa bisnis yang lebih baik. Sedangkan, kajian McKinsey di tahun 2018 menyatakan bahwa kemungkinan perusahaan bisa meraup keuntungan 21 persen lebih banyak jika memiiki komposisi gender yang seimbang.
Sejalan dengan tanggapan Claudia, Menteri Keuangan Sri Mulyani singgung pandangan Kerjasama Global untuk Inklusi Keuangan (GPFI) G20 terhadap fintech. Dimana ia menyatakan bahwa inovasi ini dapat membantu perempuan dalam berpartisipasi dalam roda ekonomi.
“Ketika pandemi Covid-19 melumpuhkan aktivitas ekonomi masyarakat, teknologi digital tetap memungkinkan masyarakat untuk produktif bekerja. Inovasi ini membantu perempuan, yang selama ini memiliki banyak tanggung jawab di rumah, untuk ikut berpartisipasi dalam roda ekonomi dan memperluas jangkauan hasil karya mereka lewat platform digital,” ungkap Sri Mulyani.
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuagnan (OJK), Frederica Widyasari Dewi mengungkap bahwa fintech dapat menjembatani perbedaan tingkat literasi dan inklusi keuangan. Tentunya, di antara laki-laki dan perempuan.
“Perempuan berperan penting sebagai aktor yang menggerakan ekonomi di Indonesia dan OJK memprioritaskan perluasan akses edukasi finansial terhadap perempuan,” ujar Fredrica.
Dirinya menyangkan hanya sepertiga populasi perempuan Indonesia yang bekerja di sektor formal. Serta, memiliki pemasukan yang lebih kecil sebesar 25% dibanding laki-laki, dispartis gender ini dapat dipercekil dengan adanya akses ke layanan fintech yang fleksibel dan terjangkau.
“Dengan edukasi finansial yang mumpuni dan mudah diakses, akan semakin banyak perempuan yang lebih melek finansial dan terhindar dari skema-skema kredit yang merugikan,” ungkap Fredrica.
Tips meningkatkan keterlibatan perempuan dalam sektor fintech ala Claudia Kolonas
Claudia Kolonas turut beber tips tingkatkan campur tangan perempuan dalam perusahaan di bidang fintech. Setidaknya, ada tiga hal yang harus diperhatikan.
Pertama, meningaktkan visibilitas perempuan dalam industri tersebut. Misalnya dengan cara melibatkan mereka dalam acara-acara pubik atau program pelatihan untuk pengusaha perempuan.
Kedua, perkuat starup yang dirintis oleh perempuan. Menurut Claudia, investor perlu peka terhadap isu gender bias.
“Investor peru peka terhadap gender bias yang dapat mempengaruhi penilaian mereka terhadap ide bisnis dari founder perempuan. Teurtama di sektor yang didominasi laki-laki seperti fintech,” ucap Claudia yang ternyata sempat berkecimpung dalam perusahan venture capital.
Ketiga, keterwakilan para pemimpin perempuan pun dapat menjadi bidaya profesional baru. Dimana sangat mungkin dicapai dan bermanfaat bagi pertumbuhan sektor fintech.
“Apabila para pemimpin industri fintech mampu berkomitmen dalam menciptakan lingkungan profesional yang lebih setara dan kondusif bagi perkembangan karir perempuan, budaya ini sangat mungkin menjadi standar baru di sektor ini,” ungkap Claudia Kolonas.
Claudia Kolonas turut mengungkap bahwa 30% dari karyawan Pluang adalah perempuan. Sementara, dua C-Level puncak kepemimpinannya tersebut juga turut diduduki oleh perempuan.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Tinggalkan Komentar...